Sabtu, 01 April 2017

Download Lengkap Soal TO UN SMA Dinas DKI 2017 + Kunci Jawaban

Berikut ini adalah kumpulan soal TO UN SMA DKI 2017 yang bisa didownload di kami. Soal TO UN SMA DKI 2017 ini bisa diunduh dengan mengklik link download yang ada di bawah, atau dengan mengklik link soal TO UN SMA DKI 2017 yang ada pada posting artikel blog ini.



Soal ini disusun sesuai Kisi-kisi SKL UN 2017 yang telah dikeluarkan BSNP akhir tahun kemarin... Soal yang dibagikan ini adalah soal prediksi yang disusun semirip mungkin dengan indikator kisi-kisi UN 2017 sehingga dapat dijadikan referensi untuk menebak soal seperti apa yang mungkin keluar nanti saat Ujian Nasional 2017.

Semoga soal berikut bisa dijadikan referensi untuk menghadapi UN 2017 yang sebenarnya nanti.... Tetap optimis dan jangan putus asa serta jangan lupa untuk terus berdoa demi kesuksesan dalam menggapai mimpi lulus UN dengan kemampuan sendiri.... Amin.....

Dan dalam beberapa tahun terakhir ini, kami mengamati bahwa soal TO UN SMA Dinas DKI berkorelasi sangat dekat dengan soal UN, dan terbukti sangat tepat dan tidak meleset dari soal UN yang sebenarnya..... Untuk tingkat SMP soal UCUN DKI Jakarta juga tepat tidak meleset dari soal UN yang sebenarnya.....

Oleh karena itu, maka sangat tepat rasanya apabila soal Try Out UN 2017 ini juga bisa digunakan sekaligus menjadi soal ujicoba dan prediksi Ujian Nasional mengingat soal ini disusun sudah sesuai dengan Kisi-kisi SKL UN 2017 yang tentunya Kisi-Kisi tersebut sudah dimiliki oleh adik-adik dan pengunjung blog.

Berikut ini adalah link Soal TO UN SMA IPA DKI 2017.....

Soal TO UN Fisika SMA IPA 2017


Berikut ini adalah link Soal TO UN SMA IPS DKI 2017.....

Soal TO UN Ekonomi SMA IPS 2017


Berikut ini adalah link Soal TO UN SMA BAHASA DKI 2017.....


Blog ini juga menyediakan paket soal asli UN, pembahasan UN, Rangkuman materi UN, Trik SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT menyelesaikan UNAS.... Silahkan cari di bagian kanan blog ini dan kotak pencarian.....

Semoga bermanfaat!

Jumat, 31 Maret 2017

Ketika Kita Suka Ditipu | Kamu Pasti Termasuk

Ketika Kita Suka Ditipu


Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, muncul berabagai aplikasi yang menarik untuk dicoba. Mulai dari aplikasi ‘kelas berat’ hingga aplikasi ‘kelas ringan’ yang dibuat dan digunakan ‘hanya’ untuk suka-suka.

Aplikasi ‘kelas berat’ adalah aplikasi yang serius dibuat untuk hal serius. Misalnya aplikasi transportasi online. Dibuat dengan sungguh-sungguh dan dengan penerapan yang serius pula. Bahkan tak jarang juga memunculkan ketegangan sampai adu fisik di beberapa daerah.


Ada aplikasi yang sengaja dibuat untuk membantu pekerjaan orang. Mulai dari aplikasi pengirim pesan. Aplikasi chatting, aplikasi penghitung, aplikasi kamus, dan aplikasi-aplikasi lain yang berbagai macam.

Tampilan salah satu aplikasi di Facebook


Masing-masing aplikasi bermanfaat dan memberikan informasi. Ada pula aplikasi yang justru digunakan untuk menipu sendiri dan itu yang kita – setidaknya sebagian besar orang suka.

Aplikasi chatting memiliki manfaat untuk bisa berkomunikasi, berkoordinasi, bahkan menyelesaikan pekerjaan. Sebut saja aplikasi chating Whatsapp dengan fasilitas grupnya. Menjadi ajang rapat, koordinasi, menyelesaikan pekerjaan, dan mengatur organisasi dan pekerjaan. Isinya manfaat dan bisa dimanfaatkan untuk hal positif.

Aplikasi media sosial, bisa digunakan membagikan ide. Menyalurkan pendapat. Bisa juga digunakan untuk memulai sebuah gerakan. Bahkan gerakan sosial bisa muncul dari grup yang ‘tidak terduga’. Jelas ini merupakan tempat  yang bermanfaat.

Belum lagi tempat beriklan. Berapa banyak orang yang menggantungkan pekerjaan di situ. Mulai dari orang yang jualan lewat media facebook dan media sosial lainnya. Juga ada orang yang bekerja sebagai  biro jasa iklan online.

Aplikasi di media sosial adalah aplikasi yang paling banyak berkembang. Salah satu aplikasinya adalah game di media sosial. Juga ada aplikasi yang bisa dishare (dibagikan) langsung melalui beranda facebook masing-masing.

Sebut saja aplikasi yang membanding-bandingkan. Misalnya ada aplikasi yang menanyakan, ‘Tokoh pewayangan apa yang mirip dengan watakmu?’; Juga ada pertanyaan: ‘Kamu mirip sahabat siapa?’; juga banyak sekali pertanyaan yang menggelitik:

-         Pekerjaan apa yang cocok denganmu?
-         Kamu keturunan siapa?
-         Organisasi apa yang cocok denganmu?
-         Artis yang cocok menjadi pacarmu?

Jelas-pertanyaan-pertanyaan itu adalah pertanyaan menggelitik. Jika kita mengikuti aplikasi itu, maka kita akan mendapatkan jawaban yang membuat kita merasa bangga.
Misalnya pertanyaan mirip dengan tokoh pewayangan siapa maka foto profil facebook kita langsung akan disandingkan dengan tokoh pewayangan, baik wayang dari India maupun tokoh wayang Indonesia.

Teman saya misalnya disebut (oleh apliksi itu) mirip dengan tokoh Bima. Ada juga teman yang lain disebut mirip dengan arjuna. Sementara yang lain disebut mirip dengan Puntadewa. Sementara saya juga iseng-iseng menggunakan aplikasi itu, disebut mirip dengan Semar, bapak para punakawan. Padahal saya inginnya mirip dengan Bagong karena karakter yang njambal dan ceplas-ceplos.

Setidaknya, aplikasi ini menjadi wadah yang kreatif dan saluran yang efektif untuk mengenalkan tokoh-tokoh pewayangan. Bukankah wayang menjadi salah satu kekayaan nusantara.

Pun demikian, pertanyaan dalam aplikasi ini memiliki dampak negatif, yaitu bisa jadi mencongkakkan diri. Bayangkan, orang dalam masa kini dibanding-sandingkan dengan para sahabat nabi. Ulama kelas dunia yang menjadi panutan para kiai saja marah jika ada muridnya yang menyamakan dengan kondisi pengajarannya dengan kondisi nabi dengan para sahabat.

Kebenaran aplikasi ini jelas sangat jauh dari benar. Yang disampaikan adalah hal-hal umum. Mungkin juga untuk lucu-lucuan. Tetapi ketika kita disamakan dengan artis misalnya, kita merasa bangga. Merasa senang. Begitu juga ketika disebut mirip dengan  tokoh pewayangan. Jelas tidak sama. Berarti kita sudah ditipu. Ditipu oleh aplikasi yang dibuat secara otomatis.

 Mungkin datanya diambil dari status dan tautan dalam profil facebook kita. Misalnya teman saya pernah mencoba dan membagikan ‘Organisasi yang cocok’ adalah IPM’. Memang yang bersangkutan dekat secara sosiologis dan psikologis dengan IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah).

Kebanggaan karena ditipu bisa jadi juga menjalar, merasa senang jika orang lain juga mau menipu diri sendiri. Maka saling membagikan aplikasi. Semua mencoba. Maka aksi tipu-tipu diri sendiri menjadi masif. Dilakukan oleh semua orang.

Apakah ada bahayanya? Jelas ada.

Jika penipuan sudah dianggap lumrah, maka penipuan akan semakin marak dan kita merasa santai saja dan menganggap bahwa hal itu (penipuan) adalah hal biasa. Diri sendiri saja ditipu, apalagi orang lain.

Yang lebih parah lagi, kita tidak terbiasa untuk mengonfirmasi kebenaran sebuah informasi. Pokoknya merasa seru, bagikan. Kebiasaan ini berdampak pada penyebaran berita hoaks (kabar burung yang bohong) sangat masif di Indonesia.

Akibat kabar burung (hoaks) yang begitu liar, ada seorang ayah yang meninggal dihajar oleh massa karena dituduh penculik. Orang tersebut tidak ngeh ketika ditanya karena menderita tunarungu. Dianggap mencurigakan, akhirnya ada orang yang menuduhnya sebagi penculik. Dihajar ramai-ramai. Akhirnya meninggal.

Di bagian wilayah lain, orang gila yang menggelandang di jalanan juga hampir terbunuh karena dianggap penculik. Ini menunjukkan bahwa kita mudah sekali termakan hoaks, juga mudah sekali menyebarkan hoaks. Kenapa? Karena kita memang suka menipu dan suka ditipu.

Sampai kapan kondisi ini akan berlangsung?

Selama acara gosip masih eksis bahkan berkembang, selama aplikasi facebook tipu-tipu bermunculan, setidaknya itu adalah tanda bahwa zaman sengkarut ini masih berlangsung pula. Hoaks plus media sosial, bisa menjadi senjata perusak yang sangat membahayakan.

Arti Riba, Keharibaan, dan Keribaan Beserta Contoh dan Penjelasannya

Arti Kata Riba, Ke Ribaan, Di Ribaan, dan Keharibaan

Arti Kata Riba, Ke Ribaan, Di Ribaan, dan Keharibaan


Kata riba dalam bahasa Indonesia ada dua kata. Bisa dicek di Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa halaman 1173 (Kamus Edisi Keempat). Kata riba yang pertama adalah kelas kata verba (kata kerja) yang artinya pangku. Kata riba yang kedua adalah serapan dari bahasa Arab, termasuk dalam kelas kata nomina (kata benda). Kata riba yang kedua ini bersinonim dengan rente.


Kata riba yang berarti pangku atau pangkuan biasa digunakan untuk kabar duka dan lagu mengheningkan cipta. Dalam lagu Mengheningkan Cipta ada syair yang berbunyi:

Nan gugur remaja
Di ribaan bendera
Bela nusa bangsa
Arti Kata Riba - Pustamun.blogspot.com

Jadi, penulisan yang benar adalah di ribaan bukan diribaan apalagi diri baan atau diri bahan. Jauh ya.

Penulisan di ribaan harus dipisah karena ribaan merupakan kata tempat. Perubahan makna dan kelas kata dari kata riba. Riba awalnya merupakan kata kerja (verba) tetapi karena mendapat imbuhan  (akhiran) –an maka menjadi kata benda. Jadi, kata ribaan merupakan tempat, yaitu pangkuan tempat orang dipangku.

Selain bentuk turunan ribaan, dalam KBBI kata riba juga bisa dilekati imbuhan (awaln/prefiks) me- menjadi kata meriba. Arti meriba adalah memangku. 

Contoh kalimat:
Mereka berjaga-jaga siang dan malam berganti-ganti meriba putra baginda itu.

Dilihat dari contoh kalimat yang terdapat pada KBBI, kata riba ini termasuk dalam kata klasik. Jadi, kata ini merupakan kata yang dipakai pada masa lampau.

Kata lain yang mirip dengan ribaan adalah haribaan. Kata haribaan merupakan kata yang sering dipakai untuk menunjukkan kesyahduan. Misalnya:

“Semog diterima di haribaan Tuhan”

Kata haribaan merujuk juga pada kata ribaan dan memiliki makna pangkuan.

Kata Riba yang kedua yang diserap dari bahasa Arab memiliki arti yang jauh berbeda. Kata riba sama dengan bunga uang, rente, dan uang beranak. Riba merupakan salah satu laras agama Islam, lebih tepatnya hukum islam yang dilarang.

Dalam laras keagamaan (Islam) riba adalah penambahan uang dengan alasan transaksi atau peminjaman uang. Misalnya seseorang, Si A meminjam uang 100.000 kepada Si B. Kemudian pada waktu mengembalikan, Si A diwajibkan oleh Si B mengembalikan sebesar 110.000. Jadi, penambahan uang tersebut disebut riba.

Kata riba merupakan kata sensitif, karena dihukumi  haram oleh sebagian ulama. Sementara yang lain, menganggap bahwa bungan bank yang kecil dan tidak bertujuan untuk mengambil keuntungan (hanya untuk) operasional tidak termasuk riba.

[saya perlu tuliskan disclaimer berkaitan hukum riba. Saya bukan ahli agama Islam. Maka, pernyataan saya tidak bisa dijadikan dasar pengambilan keputusan apapun]

Lalu bagaimana cara membedakan arti kata riba? Mana yang arti pangkuan dan mana yang arti bunga bank atau uang beranak. Caranya adalah dengan cara memahami konteks kalimatnya.

Contoh:

Dia menolak riba sehingga lebih memilih menjual barangnya sebagai modal.

Kalimat di atas mengandung kata riba. Kata riba tersebut berkaitan dengan modal berarti berkaitan dengan uang. Maka, makna kata riba pada kalimat tersebut memiliki makna uang tambahan jika mengambil atau meminjam uang.

Dia sudah kembali ke ribaan sang kuasa.

Yang dimaksud dengan ribaan pada kalimat di atas adalah pangkuan. Maksudnya kembali adalah meninggal. Orang yang meningal pasti kembali ke pangkuan (sisi) tuhan.


Demikian penjelasan mengenai kata riba yang memiliki dua arti yang berbeda. Berdasarkan penjelasan ini, jelas bahwa riba belum tentu haram, karena riba ada kalanya memiliki makna pangkuan. Mana mungkin pangkuan haram. Mungkin saja sih sebenarnya jika yang dimaksud pangkuan adalah kopi pangku yang sempat marak di beberapa wilayah di Jember. Hehehe.

Kamis, 30 Maret 2017

6 Jenis Komentar di Facebook yang Bikin Jantungan

Saya sengaja menulis tulisan ini sebagai curhatan, tap tolong jangan curhat-curhat lebai. Ini adalah curhat yang semoga memberikan manfaat, dan ada sedikit jaminan bahwa tulisan ini bermanfaat. Jika sudi membaca.

Tulisan ini terinspirasi oleh komentar-komentar di grup facebook yang saya ikuti dan pada beberapa waktu lalu saya posting di dalamnya. Namanya juga kepala orang banyak, pasti banyak pula variasi yang komentar. 

Sumber gambar: toonpool.com


Berikut ini Jenis-Jenis komentar facebook. Ada yang bikin marah ada yang bikin adem juga. Saya tulis semuanya:

1. Komentar "Pokoknya"

Komentar jenis ini adalah komentar terhadap pernyataan di sebuah grup yang 'pokoknya'. Contoh misalnya ketika ada postingan tentang pernyataan suatu hal, orang menulisnya singkat:

"setuju"

atau 

"bagus"

atau

"keren!"

Satu kata saja. Ini tidak termasuk yang bikin jantungan. Tapi juga tidak ada penjelasan mengenai alasannya setuju.

ada pula yang komentar pokoknya dan bikin jantungan. Misalnya komentar:

"Jelek"

atau

"ngawur"

atau

"sok tahu"

Sudah tidak diberi alasan, malah menghina dan memaki. Siapa yang tidak jantungan coba.


2. Komentar "Keluar Track"

Komentar 'Keluar Track' adalah komentar yang tidak nyambung dengan komentar. Biasanya komentar ini membahas hal lain di luar konteks postingan. Misalnya postingannya curhat tentang cuaca, yang komentar justru menanyakan tugas kuliah atau tentang yang lain.

Kalau komentar masih nyambung sama yang membuat status, masih mending. Meski keluar dari track status, masih nyambung dengan pembuat status.

3. Komentar "Keluar Track Level II"

Komentar yang sudah tidak nyambung dengan status, dan tidak nyambung dengan orang pemilik status. Biasanya komentar seperti ini tidak ditanggapi lebih oleh pemilik status.

4. Komentar "Keluar Track Level III"

Komentar ini adalah ketika status kita justru dijadikan ajang reuni, atau ajang pembahasan lain oleh orang lain. Misalnya kita susah-susah update status (memang ada ya bikin status sampai susah), justru orang yang komentar di status tersebut adalah orang lain yang membahas hal lain, biasanya bercanda, mencela, dan justru saling hina. Siapa coba yang tidak marah?

5. Komentar "Tidak Baca"

Komentar seperti ini karena ada orang yang menanyakan sesuatu yang tidak pada tempatnya. Pernah saya baca status di grup facebook, ada yang membagikan informasi tentang informasi lowongan kerja, lengkap dengan persyaratan dan kontak person yang bisa dihubungi berkaitan dengan lowongan tersebut.

Beberapa orang justru mengomentari dengan pertanyaan:

"letaknya di mana, Bos?"

"kerjanya bagaimana, Bos?"

Contoh di atas merupakan pertanyaan yang ditujukan kepada pembuat status, seharusnya jika ingin mengetahui informasi lowongan pekerjaan yang detail harus bisa 'sergep' alias cekatan. Sudah ada kontak personalnya, tinggal telepon atau sms nomor pusat informasi lowongan. Kan enak. Tinggal tanya lebih dalam.

Mungkin orang yang seperti itu tidak lagi butuh kerja. Tapi seolah-olah butuh kerja. Biar tidak dimarahi calon mertua, eh.

6. Komentar ala Komentator Bola

Tahu komentator bola? saya sendiri kadang suka kadang tidak suka. Sukanya komentator bola itu ketika mereka memberikan data dan fakta tentang seorang pemain atau tim atau sebuah pertandingan. Tidak sukanya ketika memuji dan mengkritik gaya permaian sebuah tim atau pemain.

Di facebook, tipe komentar ala komentator bola ini banyak. Jika sebuah kejadian itu mengharukan, semuanya ikut komentar sedih. Kalau sesuatu yang dibagikan semuaaanyyaaa ikut mengucapkan selamat. 

Persis pemain bola, jika bisa mengegolkan entah permainannya jelek atau bagus tetap dipuji setinggi langit. Sementara sebagus apapun permainannya jika kalah, tetap saja dipuji serendah..... dasar laut, palung.

Itulah jenis-jenis komentar di facebook yang selama ini beredar di sekitar kita, atau mungkin kita juga melakukan hal itu.

Dari dulu kita sepakat dan paham bahwa, "mengomentari lebih mudah dari pada melakukan". Kalimat tersebut mungkin akan segera usang. Melihat perkembangan teknologi mungkin ada kelak ada ucapan:

Mengomentari memang lebih mudah daripada bikin status. Hehehehe.

Minggu, 26 Maret 2017

Saridjah Niung alias Ibu Soed dan Biografi Singkatnya

Saridjah Niung alias Ibu Soed dan Biografi Singkatnya


Saridjah Niung bisa dikatakan sebagai tokoh musik Indonesia. Khsusnya tokoh musik spesialis pencipta lagu anak-anak. Banyak lagunya yang seakan-akan menjadi milik seluruh anak Indonesia, dari generasi ke generasi.


Sebut saja lagunya, ‘tik tik bunyi hujan’ dinyanyikan di dihafal oleh hampir seluruh anak di Indonesia. Atas dedikasinya dalam bidang musik yang melintasi zaman, yaitu zaman penjajahan Belanda, Jepang, dan Zaman Kemerdekaan, Google Doodle menampilkan sosok Ibu Soed yang sedang menyanyi melalui radio dan disimak oleh anak-anak.

Google Doodle Saridjah Niung alias Ibu Soed


Memang, Saridjah Niung adalah seorang penyanyi yang juga penyiar radio. Di masanya masih belum ada televisi, jadi penyebar luasan lagu melalui media radio.

Saridjah Niung merupakan perempuan kelahiran Sukabumi pada 26 Maret 1908. Hari ini tepat 109 kelahirannya. Niung adalah nama ayah Saridjah yang awalnya adalah pelaut Bugis. Sudah lama menetap di Sukabumi. Bapak Niung menjadi pengawal pejabat Kejaksaan Tinggi Belanda, JF Kramer. JF Kramer adalah pegawai Belanda yang memiliki darah Jawa. Ibunya adalah Wanita Bangsawan Jawa. Maka, JF Kramer juga memiliki rasa nasionalisme, melalui jalur ibu.

JF Kramer mengangkat Saridjah Niung sebagai anaknya. Saridjah mendapatkan pendidikan yang layak dan tinggi di zamannya. Dia menamatkan sekolah hingga sekolah tinggi di masa itu HKS. Setamatnya dari HKS (Hoogere Kweek School) di Bandung, Saridjah Niung mengajar di HIS.

Pada tahun 1927 Saridjah Niung kemudian diperistri oleh Raden Bintang Soedibjo. Maka sejak saat itu namanya menjadi Saridjah Niung Bintang Soedibjo, dan biasa dipanggil dengan sapaan Ibu Soed. Panggilan Ibu Soed berasal dari nama suaminya.

Pada saat mengajar itulah, Saridjah Niung yang sudah berubah nama panggilannya menjadi Ibu Soed mendapati anak-anak yang terlihat murung. Terbersit keinginan dalam dirinya untuk mengajak anak-anak untuk bergembira. Dengan latar belakangnya sebagai pemusik, akhirnya dia mengajak anak-anak di sekitarnya untuk menyanyi dalam bahasa Indonesia. Umumnya lagu-lagu di masa itu adalah lagu berbahasa Belanda dan Kidung Jawa.

Ibu Soed belajar musik dari kecil, dari ayah angkatnya yang seorang keturunan Belanda. Sebagai sesama musisi yang nasionalis, Ibu Soed berkawan baik dengan WR Supratman, Corenlis Simanjutak (C. Simanjuntak), Kusbini, dan Ismail Marzuki). Bahkan disebutkan dalam sebuah kisah bahwa Ibu Soed turut mengiringi WR Supratman ketika memainkan melodi Indonesia Raya saat Kongres Pemuda II pada tahun 1928 yang dikenal sebagai hari Sumpah Pemuda.

Maka tidak salah jika Google Doodle mengenang hari kelahirannya dengan menampilkan sosoknya. Beliau tidak hanya mencipta lagu, tetapi mencipta lagu-lagu yang bisa menggemberikan dan mengobarkan semangat nasionalisme. Tidak hanya mencipta lagu, dia juga aktif di pergerakan pra-kemerdekaan Republik Indonesia.

Karena keaktifannya di di pergerakan nasional, rumah Saridjah Niung Bintang Soedibjo sempat digeledah oleh Tentara Belanda. Tetapi karena desakan dari tetangga yang mengatakan bahwa Ibu Soed adalah seorang pencipta lagu biasa, dan suaminya hanyalah seorang pedagang penggeledahan tidak dilanjutkan. Dikisahkan pula bahwa saat penggeledahan itu, pembantu rumah tangga Ibu Soed berhasil menyembunyikan pemancar radio rahasia dengan cara membuangnya ke dalam sumur.

Ibu Soed tidak hanya menciptakan lagu nasionalis perjuangan yang kemudian ditetapkan sebagai lagu wajib nasional, tetapi lagu-lagu popular yang identik dengan lagu anak-anak. Lagu anak-anak yang diciptakan Oleh Ibu Soed tak lekang oleh waktu. Hingga sekarang masih dinyanyikan oleh anak-anak kecil.

Lagu anak-anak karangan Ibu Soed antara lain:
Burung Kutilang
Tik Tik Bunyi Hujan (yang kabarnya diciptakan saat genting rumah kontrakannya bocor)
Menanam Jagung
Hi Becak,
Naik Delman
Dan banyak lagi yang lainnya.

Lagu-lagu yang bernuansa patriotis juga diciptakan oleh Ibu Soed dan sering dinyanyikan saat upacara bendera di sekolah-sekolah.

Berikut ini adalah beberapa lagu wajib nasional ciptaan Ibu Soed:
Berkibarlah Benderaku
Bendera Merah Putih
Himne Kemerdekaan
Dan banyak lagi yang lainnya.

Tidak hanya seni musik yang digeluti oleh Ibu Soed. Sebagai orang Indonesia, beliau bertekad untuk tetap membatik meskipun bukan pengusaha batik. Ibu Soed menghabiskan masa tua dengan membatik, tinggal bersama cucu dan cicitnya. Suaminya meninggal pada tahun 50-an dalam sebuah kecelakaan pesawat terbang di Singapura.

Di usia tuanya, Ibu Soed sempat mengungkapkan keprihatinannya kepada kondisi musik khususnya lagu-lagu anak yang terlalu dikomersilkan. Padahal dia menciptakan lagu agar anak-anak gembira sebagai tujuan awalnya di masa muda.

Ibu Soed meninggal pada tahun 1993 dalam usia 85 tahun. Mungkin Ibu Soed meninggal lebih dari 20 tahun lalu. Tetapi karya-karyanya tetap abadi ikut mengikuti dan mengiri jutaan anak-anak Indonesia. Menggemberikan anak-anak Indonesia dengan lagu yang gembira dan ceria.

Yang patut diteladani dari Ibu Soed adalah keikhlasan dan tujuan mulianya dalam mencipta lagu. Untuk kegembiraan. Mari terus pertahankan tujuan Ibu Soed tersebut.

Mari nyanyikan karya-karya beliau dengan cara yang baik dan penuh kegembiraan.

Sederhana bukan....
Mengenah Saridjah Niung alias Ibu Soed dengan bernyanyi:

Tik Tik Bunyi Hujan

Tik Tik Tik bunyi hujan di atas genting
Airnya turun tidak terkira

Cobalah tengok
Dahan dan ranting
Pohon dan kebun
Basah semua


Juga nyanyikan lagu Naik Delman yang lebih dikenal oleh anak-anak dengan judul Pada Hari Minggu:

Pada hari minggu kuturut ayah ke kota
Naik delman istimewa ku duduk di muka
Ku duduk di samping pak kusir yang sedang bekerja
Mengendali kuda supaya baik jalannya

Tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk
Tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk

Mari bernyanyi mari bergembira!

Salam Pustamun!