Jumat, 07 April 2017

Pengertian Jenis dan Contoh Penggunaan Kata Seru (Interjeksi)

Pengertian Interjeksi, Jenis Interjeksi, Contoh Kalimat Interjeksi atau Kata Seru

Interjeksi atau kata seru adalah kata tugas yang digunaan untuk mengungkapkan rasa hati atau perasaan pembicara. Untuk memperkuat perasaan yang sedang dialami, misalnya rasa kagum, rasa heran, sedih, atau jijik, orang memakai kata tertentu di samping kalimat yang mengandung  makna pokok yang dimaksud.


Interjeksi atau Kata Seru, Penjelasan dan Contohnya


Untuk menyatakan betapa anggunnya seseorang yang memekai pakaian baru, misalnya kita tidak hanya berkata, “Anggun sekali kau malam ini”, tapi kita awali dengan kata seru (interjeksi) aduh yang mengungkapkan perasaan. Maka kalimatnya menjadi, “Aduh, anggun sekali kau malam ini.”

Di samping interjeksi yang asli, dalam bahasa Indonesia juga ada interjeksi yang berasal dari bahasa asing. Keduanya (dari kata seru asli bahasa Indonesia maupun yang dari bahasa asing) biasanya dipakai di awal kalimat dan pada penulisannya diikuti tanda baca koma.

Secara struktural kata seru tidak bertalian degnan unsur kalimat yang lain (tidak termasuk subjek, predikat, atau objek, ataupun yang lain.). Menurut bentuknya, ada interjeksi yang berupa kata dasar ada pula yang berbentuk turunan. Interjeksi dapat dikelompokkan menjadi 10 jenis yang pembagiannya didasarkan pada makna dan ungkapan yang terkandung di dalamnya.

Berikut kesepuluh jenis interjeksi tersebut:

1. Interjeksi kejijikan: bah, cih, cis, ih, idih.
Contoh kalimat:
-       Bah, pergi kau dari rumah ini!
-       Cih, dasar tidak tahu malu bisanya cuma mengemis belas kasihan orang!
-       Ih, gigimu sudah ompong itu!
-       Cis, muak aku melihat wajahmu!
-       Idih, kau suka mengada-ada

2. Interjeksi kekesalah: brengsek, sialan, buset, keparat
Ini dapat pula disebut dengan interjeksi umpatan.
Contoh Kalimat:
-       Brengsek, sudah malas maunya gaji tinggi.
-       Sialan, baru masuk jalan raya sudah kena tilang.

3. Interjeksi kekaguman atau kepuasan: aduhai, amboi, asyik.
Contoh kalimat:
-       Aduhai, indahnya pemandangan di sini!
-       Amboi, akhirnya sampai juga aku dengan selamat!
-       Asyik, nikmatnya kita duduk di pantai nan indah ini!

4. Interjeksi kesyukuran: syukur, alhamdulillah, puji tuhan.
Contoh dalam kalimat:
-       Syukur, anak kita dapat bersekolah di tempat itu!
-       Alhamdulillah, anak semua semua bisa lulus!

Bentuk syukur juga biasa ditulis (diucapkan) syukurlah.

5. Interjeksi harapan: insyaallah.
Contoh kalimat:
-       Insyaallah, saya akan datang dalam acara itu.

6. Interjeksi keheranan: aduh, aih, ai, lo, duilah , eh, oh, ah.
Contoh kalimat:
-       Aduh, kalau begini bisa mati kita!
-       Ai, kurusnya kau ini!
-       Lo, kamu kok ada di sini!
-       Duilah, begitu saja marah! (Bisa juga diucapkan: duileh).

7. Interjeksi kekagetan: astaga, astaghfirullah, masayaallah
Contoh kalimat:
-       Astaga, alangkah mahalnya biayanya!
-       Astagfirullah, seluruh penumpangnya tewas!
-       Masyaallah, pamanmu masih mengulangi perbuatannya?

8. Interjeksi ajakan: ayo, mari
Contoh kalimat:
-       Ayo, kita berangkat sekarang!
-       Mari, jangan sungkan ikut makan bersama kami!

9. Interjeksi panggilan: hi, he, eh, halo
Contoh kalimat:
-       Hai, kapan kamu datang?
-       He, di mana bapakmu?
-       Halo, lagi sibuk apa sekarang?

10. Interjeksi simpulan: nah
Contoh kalimat:
-       Nah, untungnya kita masih punya dana cadangan untuk itu.

Beberapa interjeksi yang asli Indonesia adalah:
-       Aduh
-       Nah
-       He
-       Idih
-       Cis
-       Mari

Beberapa interjeksi yang serapan dari bahasa asing adalah:
-       Alhamdulillah
-       Masyaallah
-       Astagfirullah
-       Insyaallah
-       Halo
-       Wow

Empat interjeksi awal dari daftar di atas adalah interjeksi (kata seru) serapan dari bahasa Arab. Sementara interjeksi atau kata seru halo, dan wow merupakan kata seru yang diserap dari bahasa Inggris.

Mengingat interjeksi lebih banyak digunakan dalam ragam lisan dalam percakapan penulisan interjeksi pun sangat bervariasi. Misalnya kata wow juga ditulis: woow, wau, waw, waowww, dan lain sebagainya.

Begitu pula dengan halo dan interjeksi lain. Untuk menunjukkan ‘sangat’ biasanya penulisan huruf vokal ditambah untuk menunjukkan kesan yang ‘sangat’. Misalnya ditulis: alhamdulillaaaaaah, haloooo, haiiii, idiiiiih, aduuuuh. Dan seterusnya.

Sekali lagi, karena interjeksi atau kata seru digunakan untuk menunjukkan perasaan, penambahan dan variasi penulisan yang sangat beragam. Semuanya bertujuan untuk lebih sesuai dalam pengungkapan perasaan.

Pada bahasa tulis yang tidak merupakan percakapan, khususnya yang bersifat formal, interjeksi atau kata seru jarang digunakan.

Silahkan download dan baca penjelasan kata tugas yang lain. Klik tautan ini!

Pengertian Artikula (kata sandang), Jenis-Jenis, dan Contohnya

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai pengertian artikula, jenis-jenis artikula, dan contoh penggunaannya dalam kalimat. Istilah lainnya adalah kata sandang


Pengertian Artikula
Artikula adalah kata tugas yang berfungsi untuk membatasi makna nomina. Jadi, nomina yang awalnya bersifat umum, dibatasi maknanya dengan diawali oleh artikula atau kata sandang. Dalam bahasa Arab fungsi artikula atau kata sandang ini mirip dengan fungsi ‘al’.


Penjelasan dan Contoh Penggunaan Kata Sandang si, sang, para


Dalam bahasa Indonesia  ada tiga kelompok artikula yaitu artikula atau kata sandang yang bersifat gelar, artikula atau kata sandang yang mengacu pada makna kelompok, dan artikula atau kata sandang yang menominalkan.

Berikut ini penjelasannya:

1. Artikula (Kata Sandang) yang Bersifat Gelar

Artikula (kata sandang) yang bersifat gelar pada umumnya bertalian dengan orang atau hal yang dianggap bermartabat dan sangat dihormati. Berikut ini jenis-jenis artikula (kata sandang) gelar:

a. sang
untuk manusia atau benda unik dengan maksud untuk meninggikan martabat; kadang-kadang juga dipakai dalam gurauan atau sindiran.

Contoh:
-       Sang Juara, Chirs John, dapat mengalahkan lawannya dalam 10 ronde.
-       Sang Merah Putih berkibar gagah perkasa di ujung tiang itu.
-       Sang suami mengapa tidak diajak?
-       Karena pertanyaan siswanya sangat berbobot, sang guru justru sangat bangga pada muridnya.

b. sri
untuk manusia yang memiliki martabat tinggi dalam keagamaan atau kerajaan.

Contoh:
-       Tidak lama lagi Sri Paus  Fransiskus akan berkunjung ke Australia.
-       Baru saja Sri Paduka Raja datang dan disambut dengan meriah.

c. hang
untuk laki-laki yang dihormati dan pemakaiannya terbatas pada nama tokh dalam cerita sastra lama. Misalnya Hang Tuah.

Contoh:
-       Segera Hang Tuah pergi merantau.
-       Hang Upin dan Hang Ipin melawan para perompak.

d. dang
untuk wanita yang dihormati dan pemakaiannya terbatas pada nama tokoh dalam cerita lama.

Contoh:
-       Dang Merdu adalah tokoh terkenal dalam hikayat sastra Melayu.


2. Artikula (Kata Sandang) yang Mengacu ke Makna Kelompok

Artikula (kata sandang) yang megnacu ke makna kelompok atau makna kolektif adalah para. Karena artikul aitu mengisyararkan ketaktunggalan, maka nomina yang diiringinya tidak dinyatakan dalam bentuk kata ulang. Jadi, untuk menyatakan kelompok guu sebagai satu kesatuan bentuk yang dipakai  adalah bentuk ‘para guru’ bukannya ‘para guru-guru’ ini bentuk taksa.

Para dipakai untuk menegaskan bahwa mankan kelompok bagi manusi yang memiliki kesamaan sifat tertentu, khusunya yang berkaitan dengan pekerjaan atau kedudukan, atau kondisi. Dengan demikian dapat diketahui bentuk para ilmuwan, para guru, para petani, para hadirin.

Akan tetapi, kata para tidak dapat disandingkan dengan bentuk nomina yang spesifik misalnya para anak, para orang, dan para manusia.

Selain para juga ada bentuk kaum dan umat yang maknanya mirip dengan para dan dapat disebut sebagai artikula. Akan tetapi kaum dan umat penggunannya lebih spesifik dan tidak bisa saling menggantikan dengan para.

Contoh:
-       Perayaan HUT PGRI diikuti oleh para guru di seluruh Indonesia.
-       Istighosah kubro diikuti oleh kaum nahdliyin.


3. Artikula yang Menominalkan

Di samping artikla yang menyatakan gelar dan makna kelompok, ada artikul atau kata sandang yang menominalkan. Kata sandang yang menominalkan maksudnya kata sandang yang dapat menunjukkan arti jumlah. Arti jumlah yang dihasilkan oleh satu artikul (kata sandang) bisa berbeda, bisa tunggal, bisa pula jamak, bergantung pada konteks kalimatnya.

Contoh:
-       Aku tak sampai hati melihat si miskin mengambil makanan dari tong sampah.

Si Miskin dalam kalimat di atas menunjukkan arti tunggal. Maknanya satu orang miskin.


-       Jika BBM naik, maka si miskin yang mengalami tekanan ekonomi sangat parah.

Si Miskin dalam kalimat di atas menunjukkan arti banyak atau umum atau generik, yaitu semua orang miski.

Artikula si  dipakai untuk pada nama orang dan membentuk nomina dari adjektiva atau verba. Dalam bahasa Indonesia formal untuk mengiringi pronomina dia. Beriku ini adalah contoh pemakainnya dalam kalimat:

-       Si Amat akan meminang si Halimah bulan ini.
-       Aduh, cantiknya si hitam manis ini.
-       Si tersangka tidak dapat ditemui oleh pengacaranya.
-       Mengapa si dia tidak kamu ajak untuk ikut?

Artikula (kata sandang) si juga dipakai untuk menunjukkan perasaan negatif dari pembaca yang mengenal orang yang dimaksud. Apabila orang yang tidak disukai. Misalnya namanya Suratmi, maka ada kalimat: Ini semua gara-gara si Suratmi. Jadi, kata sandang si digunakan untuk menunjukkan ketidaksukaan.

Berikut rangkuman mengenai arti kata sandang si.

1. Di depan nama diri pada ragam akrab datu krang hormat. Contoh: Si Ali, Si Toni, Si Bedu.

2. Di depan kata untuk mengkhususkan orang yang melakukan sesuatu atau terkena sesuatu. Contoh: si pengirim, si alamat, si tersangka.

2. Di depan nomina untuk dipakai menjadi timangan, panggilan, atau ejekan. Sesuatu yang disebut itu memunyai sifat atau mirip. Contoh: si belang, si bungsu, si kumis.

4. Dalam bentuk verba yang menandakan dirinya menjadi bersifat tertentu. Dalam bentuk ini, si ditangkai dengan imbuhan. Contoh: bersitegang, bersikukuh, bersimaharajalela, bersikeras, bersilengah.

5. Pada berbagai nama tumbuhan dan binatang. Fungsinya untuk mengorangkan. Contoh: simalakma, sidingin, siangit, sibusuk, sikudomba, sigasir, sikikih, siamang.


Kata yang juga termasuk dalam kata sandang (artikula) yang menominalkan.  Kata yang bermakna ganda dalam sintaksis. Sebagai artikula (kata sandang) yang membentuk frasa verba, adjektiva, atau kelas kata yang lain yang bersifat takrif atau definitif. Sifat yang sama juga akan muncul jika yang mengantarai nmina dengan pewatasnya. Di samping itu, kata yang juga menjadi pengantar klausa relatif.

Contoh:
-       Yang terhormat, yang mulia, yang bekepengtingan
-       Yang buta, yang kaya, yang panjang
-       Yang laki-laki, yang perempuan,
-       Yang pertama, yang kesepuluh
-       Yang ini, yang lain, yang mana

-       Pak Marto bekerja di perusahaan yang swasta.

-       Ibu Rayanti membeli pakaian yang mahal.

SSilahkan Baca Penjelasan Tentang Kata Tugas yang Lain. Baca Di Sini.

Pengertian dan Jenis Konjungsi atau Kata Hubung atau Konjungtor Beserta Contohnya

Penjelasan mengenai konjungsi (konjungtor) atau Kata Hubung atau Kata Sambung beserta contohnya dalam kalimat.


Istilah yang digunakan beragam. Ada yang menyebut kata sambung, kata hubung, ada pula yang menyebut konjungsi, juga ada yang menyebut konjungtor. Masing-masing istilah tersebut merujuk pada satu bagian bahasa yang yang sama yang menjadi bagian dari kata tugas.

Pengertian Konjungsi (Konjungtor)

Konjungtor yang juga disebut dengan kata sambung, adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang setara. Menghubungkan antara kata dengan kata, menghubungkan antara frasa dengan frasa, menghubungkan antara klausa dengan klausa.

Konjungsi, Konjungtor, Kata Hubung adalah Istilah yang Sama


Bentuk karena, sejak, dan setelah dapat menghubungkan kata, frasa, ataupun klausa. Dalam hubungannya dengan kata dan frasa, bentuk-bentuk tersebut bertindak sebagai preposisi. Dalam hubungannya dengan klausa, masing-masing bentuk tersebut berfungsi sebagai konjungtor (konjungsi).

Jadi, dapat disebutkan bahwa ada bentuk yang hanya menempati posisi sebagai preposisi, ada pula yang berposisi sebagai konjungsi saja, namun ada pula kata yang menempati preposisi sekaligus juga sebagai konjungsi. Kata yang dapat berperan ganda seperti itu antara lain karena, sesudah, sejak, sebelum.

Dilihat dari segi sintaksisnya, konjungtor (konjungsi) dapat dibagi menjadi empat kelompok yaitu konjungtor (konjungsi) koordinatif, konjungtor (konjungsi) korelatif, konjungtor (konjungsi) subordinatif, juga ada konjungtor (konjungsi) antar kalimat yang digunakan dalam tataran wacana.

1. Konjungtor (Konjungsi) Koordinatif

Konjungsi koordinatif adalah konjungtor yang menghubungkan antara dua unsur atau lebih yang  sama pentingnya. Dapat pula disebut dua unsur yang memiliki status yang sama. Istilah lainnya adalah konjungsi kalimat majemuk setara.

Berikut ini daftar konjungtor koordinatif:

Dari     > adalah penanda hubungan penambahan
Serta   > adalah penanda hubungan pendampingan
Atau    > adalah penanda hubungan  pemilihan
Tetapi             > adalah penanda hubungan perlawanan
Melainkan     > adalah penanda hubungan perlawanan
Padahal         > adalah penanda hubungan pertentangan
Sedangkan   > adalah penanda hubungan pertentangan

Konjungtor dan dan atau ada kalanya digunakan bersamaan. Penulisan yang benar ketika keduanya digunakan bersamaan adalah dengan garis miring di antara keduanya, yaitu: dan/atau

Contoh: Kami mengundang ketua dan/atau sekretaris dari masing-masing pimpinan anak cabang.

Penggunaan kata dan/atau memiliki makna penyerta sekaligus pemilihan. Misalnya dalam kalimat di atas, yang diundang adalah ketua dan sekretarisnya. Jika tidak bisa dua-duanya bisa ketua saja, atau sekretaris saja.

Selain memiliki makna pemilihan, atau juga memilii makna penambahan. Konjungtor atau pada umumnya dipakai jika makna kalimatnya berkaitan dengan hal yang dianggap kurang baik.  Penggunaan atau juga bisa dirangkai dengan partikel pun sehingga menjadi ataupun.

Contoh kalimat:
Polisi yang lalai dalam tugas ataupun melakukan penyelewengan akan ditindak tegas.
Penumpang dilarang merokok ataupun meludan di dalam kendaraan!


2. Konjungsi (Konjungtor) Korelatif

Konjungtor korelatif adalah konjungtor yang  berfungsi untuk menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama.  Konjungsi korelatif memiliki dua bagian yang dipisahkan oleh  salah satu frasa, kata, atau klausa. Berikut contohnya:

Baik .... maupun....
Tidak hanya...., tetapi juga....
Bukan hanya ...., melainkan juga....
Demikian .... sehingga ....
Sedemikian rupa .... sehinga....
Apakah ..... atau ....
Entah .... entah ....
Jangankan ...., .... pun....

Berikut contoh dalam kalimat:
Baik Pak Anwar maupun Pak Chairil tidak suka merokok.
Kita tidak hanya harus setuju, tetapi juga harus melaksanakan.
Mobil itu larinya demikian cepatnya sehingga sangat sulit untuk dipotret.
Kita harus mengerjakannya sedemikian rupa sehingga hasilnya benar-benar maksimal.
Apakah anda setuju atau tidak, kami akan jalan terus.
Baik anda, istri anda, maupun anak anda akan menerima kenang-kenangan.
Entah disetujui entah tidak, dia akan tetap melamarnya.
Jangankan orag lain, orang tuanya sendiri pun tidak dihargai.


3. Konjungsi (Konjungtor) Subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungtor yang menghubungkan antara dua klausa, atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis yang sama antara satu dengan yang lain.  Salah satu dari dua klausa tersebut adalah anak kalimat dari klausa lainnya.

Ada tiga belas jenis konjungtor subrodinatif yaitu:
1. Konjungtor subordinatif waktu:
Sejak, semenjak, sedari, sewaktu, ketika, tatkala, sementar, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai.

2. Konjungtor subordinatif syarat:
Jika, kalau, jikalau, asalkan, asal, bila, manakala.

3. Konjungtor subordinatif pengandaian:
Manakala, andaikan, seandainya, umpanya, sekiranya.

4. Konjungtor subordinatif tujuan:
Agar, supaya, biar.

5. Konjungtor subordinatif konsesif:
Biarpun, meski, meskipun, walau, walaupun, sekalipun, sungguhpun, kendati, kendatipun.

6. Konjungtor subordinatif pembandingan:
Seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, sperti, sebagai, laksna, daripada, ibara, alih-alih.

7. Konjungtor subordinatif sebab:
Sebab, karena, oleh karena, oleh sebab.

8. Konjungtor subordinatif hasil:
Sehingga, sampai, sampai-sampai, maka, makanya.

9. Konjungtor subordinatif alat:
Dengan, tanpa.

10. Konjungtor subordinatif cara:
Dengan, tanpa.

11. Konjungtor subordinatif komplementasi:
Bahwa

12. Konjungtor subordinatif atributif:
Yang

13. Konjungtor subordinatif perbandingan:
Sama .... dengan, lebih .... daripada ...

Contoh Penggunaan Konjungsi Subordinatif dalam Kalimat:

-       Pak Anton sudah meninggal ketika dokter datang.
-       Saya pasti akan memaafkannya seandainya dia mau mengakui kesalahannya.
-       Saya akan naik haji jika tanah saya laku.
-       Naito harus belajar giat agar mendapat nilai bagus.
-       Ayah belum mengirim uang sehingga kami belum dapat membayar uang sekolah.
-       Ali tidak  mau membayar utangnya padhal dia mempunyai cukup uang.
-       Dia memuku dengan tangankirinya melayang terlebih dahulu.
-       Mereka berkata bahwa mereka akan berkunjung besok.
-       Pembangunan tetap berjalan terus meskipun dana makin menyempit.


4. Konjungtor (Konjungsi) Antarkalimat

Jika konjungtor-konjungtor yang lain menghubungkan antara dua kata atau frasa atau klausa, konjungtor antarkalimat adalah konjungtor yang menghubungkan antara kalimat satu dengan kalimat sebelumnya. Oleh karean itu, konjungtor semacam ini selalu diawali dengan huruf kapital (huruf besar). Berikut ini adalah daftar konjungsi antarkalimat:

Biarpun demikain
Biarpun begitu
Walaupun demikian
Walaupun begitu
Sekalipun demikian
Sekalipun begitu
Meskipun dmeikian
Meskipun begitu
Sungguhpun demikian
Sungguhpun begitu
Kemudian,
Sesudah itu,
Setelah itu,
Selanjutnya,
Tambahan pula,
Lagi pula,
Selain itu,
Sebaliknya
Sesungguhnya,
Bahwasanya,
Malahan,
Bahkan,
Tetapi,
Akan tetapi,
Kecuali itu,
Namun,
Dengan demikian,
Oleh karena itu,
Oleh sebab itu,
Sebelum itu,

Jika dikelompokkan, konjungsi antarkalimat dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berikut ini:
-       Pertentangan;
-       Kelanjutan;
-       Hal, peristiwa, atau keadaan lain;
-       Kebalikan;
-       Menyatakan sebenarnya;
-       Menguatkan;
-       Menguatakn keadaan yang dinyatakan sebelumnya,
-       Menyatakan pertentangan,
-       Menyatakan keeksklusifan (kekhususan)
-       Menyatakan konsekuensi,
-       Menyatakan akibat,
-       Menyatakan kejadian yang mendahului

Berikut contoh penggunaan konjungsi antarkalimat dalam wacana.
-       Penjahat itu tidak mengindahkan  tembakan peringatan. Sebaliknya, dia melawan  polisi dengan belati.
-       Masalah yang dihadapinya memang gawat. Sesungguhnya masalah ini sudah dia ramaikan sebelumnya.
-       Keadaan memang sudah mulai aman. Akan tetapi, kita harus tetap waspada.

Demikian penjelasan tentang konjungsi. Silahkan download dan baca penjelasan mengenai kata tugas yang lain.


Preposisi alias Kata Depan | Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Pengertian Preposisi, Jenis-Jenis Preposisi, dan Contoh Penggunaannya dalam Kalimat


Pengertian Kata Depan atau Preposisi
Presposisi disebut juga kata depan adalah kata yang berfungsi untuk menandai adanya hubungan makna antara konstituen satu dengan konstituen lainnya. Contoh berangkat ke sekolah. Kata depan ke menyatakan adanya hubungan antara berangkat dan sekolah. Pengertian ini ditinjau dari segi semantisnnya.


Penjelasan Preposisi atau Kata Depan


Ditinjau dari segi sintaksisnya, preposisi terletak di depan nomina, adjektiva, atau adverbia. Dengan demikian dapat terbentuk frasa preposisional sehingga didapati bentuk ke sekolah, sampai penuh, dengan segera.

Jenis-Jenis Kata Depan atau Preposisi
Ada dua jenis kata depan atau preposisi yaitu kata depan  tunggl dan kata depan majemuk.

1. Kata Depan Tunggal
Adalah kata depan yang terdiri dari satu kata, dapat berupa kata dasar atau kata berafiks (berimbuhan).

Berikut ini adalah daftar Kata Depan Tunggal yang berupa kata dasar:
Akan = takut akan kedinginan
Antara = antara aku dan bekas pacarmu
Bagi = bagi para siswa
Buat = buat rekan-rekan
Dari = berasal dari Jember
Demi = demi ayah dan ibu
Dengan = pergi dengan istrinya
Di = duduk di pangkuan ibu
Hingga = hingga kini
Ke = pergi ke kampus
Kecuali = kecuali kamu
Lepas =lepas pantai
Lewat = lewat dini hari
Oleh = dibeli oleh dia
Pada = ada pada Rina
Per = per kilogram
Peri = peri kemanusiaan
Sampai = sampai sore
Sejak = sejak dulu kala
Seperti = seperti bintang dan bulan
Serta = lemari  dan meja serta kursi
Tanpa = tanpa bicara
Tentang = bicara tentang nasionalisme
Untuk = buku untuk Nayla

Berikut ini daftar Kata Depan yang terdiri dari satu kata berafiks baik sufiks, prefiks, maupun konfiks:

Bersama = pergi bersma kakek
Beserta = ayah beserta ibunya
Menjelang = pagi menjelang malam
Menuju = pergi menuju sekolah
Menurut = menurut rencana yang disepakati
Seantero = seantero Nusantara
Sekeliling = sekeliling kampung
Sekitar = sekitar kita
Selama = selama masih bisa
sepanjang = sepanjang jalan kenangan
seputar = seputar Jember
seluruh = seluruh kabupaten
terhadap = terhadap anaknya
bagaikan = tampan bagaikan pangeran
melalui = dikirim melalui surel
mengenai = bercerita mengenai pengalamannya


2. Kata Depan Majemuk atau Kata Depan Gabung

Kata depan majemuk atau preposisi gabung adalah preposisi yang terdiri dari lebih dari satu kata preposisi. Berdasarkan letaknya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu preposisi berdampingan  dan preposisi berkorelasi (berhubungan).

Preposisi berdampingan adalah dua preposisi yang letaknya brurutan. Berikut ini contohnya:

Daripada : Menara ini lebih tinggi daripada rumah itu.
Kepada : Buku ini diberikan kepada kakanya.
Oleh karena : Ia tidak masuk karena ada tugas lain.
Oleh sebab : Tanaman itu subur oleh sebab tanah gembur.
Sampai ke : Kami berjalan sampai ke pasar.
Sampai dengan : Abdul mengerjakan soal nomor satu sampai dengan lima
Selain dari : Selain dari adiknya ia juga mendapat dari ibu.

Preposisi berkorelasi adalah preposisi yang terdiri dari dua unsur yang dipakai saling berpasangan. Kedua unsur tersebut terletak di tempat yang tidak berurutan, dipisah oleh bagian kalimat (frasa) lain.

Yang termasuk dalam preposisi berkorelasi adalah sebagai berikut:

Antara ..... dengan .....
Antara ..... dan .....
Dari .... hingga .....
Dari ..... ke ....
Dari .... sampai dengan ......
Dari .... sampai ke .....
Dari ..... sampai ....
Sejak .... hingga .....
Sejak .... sampai .....

Contoh penggunaan preposisi atau kata depan gabung dalam kalimat. Berikut ini adalah kalimat yang mengandung preposisi:

a. Ada perbedaan yang mencolok antara dia dan kembarannya.
b. Kami membanting tulang dari pagi hingga pagi lagi.
c. Seminar itu diadakan dari hari kamis sampai dengan jumat.
d. kami tidk tahu berapa jauhny dari rumah kami sampai ke sekolah itu.
e. Kami pindah dari jember ke Lumajang tahun lalu.
f. Dari lahir sampai berumur sembilan tahun di tinggal bersama neneknya.
g. Saya tidak bertemu dengan beliau lagi sejak rapati itu hingga saat ini.
h. Sejak menikah sampai dengan punya cucu, kami tidak pernah bertengkar.


Demikian penjelasan tentang kata depan atau preposisi. Semoga bermanfaat. Silahkan download dan baca materi tentang kata tugas yang lain selain Preposisi. Klik tautanberikut ini!

Pengertian, Jenis, dan Contoh Kata Tugas (Kata Depan, Konjungsi, Kata Seru, Kata Sandang, dan Partikel)

Pengertian Kata Tugas
Kata tugas adalah kelas kata tertutup selain verba, adjektiva, adverbia, dan nomina. Kata tugas adalah kata yang tidak dapat membentuk kata lain dengan proses afiksasi. Kata tugas hanya memiliki makna gramatikal, tidak memiliki makna leksikal.

Contoh kata tugas antara lain adalah dan, ke, karena, dan dari. Masing-masing kata tersebut dapat bermakna apabila digunakan dalam konteks kalimat. Tidak dapat dilekati imbuhan misalanya mengarena* ini adalah bentuk taksa tidak diterima.


Jenis-jenis/Klasifikasi Kata Tugas
Berdasarkan peranannya dalam frasa atau kalimat, kata tugas dapat dikelompokkan menjadi lima jenis yaitu: preposisi, konjungtor (konjungsi), interjeksi, artikula, dan partikel penegas.

Penjelasan Lengkap Kata Tugas


Berikut ini penjelasannya

1. Preposisi atau Kata Depan
Dilihat dari segi semantis, prepsisi menandai hubungan makna antara konstituen di depannya dengan konstituen di belakangnya.  Contoh dalam frasa pergi ke pasar. Preposisi kemenyatakan hubungan antara pasar dan pergi.

Dilihat dari segi sintaksisnya, preposisi berada di depan nomina, adjektiva, atau adverbia sehingga dpat terbentuk frasa yang dinamakan frasa preposisional seperti ke pasar, sampai penuh, dengan sempurna.

Diliahat dari segi bentuknya, preposisi ada dua maacam yaitu preposisi tunggal dan preposisi majemuk. Preposisi tunggal adalah  preposisi yang terbentuk dari satu kata, sementara preposisi majemuk terbentuk dari gabungan kata.


2. Konjungtor atau Konjungsi atau Kata Sambung
Konjungtor atau kata sambung adsalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang keduanya setara (sederajat), yaitu antara kata dengan kata, frasa dengan fras, atau klausa dengan klausa.

Contoh Konjungtor dalam Kalimat
-          Ali danToni sedang belajar matematika di rumah.
-          Tim Ahli Indonesia serta utusan negara tetangga sedang berunding di Bali.
-          Mahasiswa ingin berdialo tetapi idenya dianggap tidak praktis untuk diterapkan.
-          Saya mau pergi kalau pekerjaan rumah sudah selesai.

Kata karena; sesudah; sejak; sebelum; dan penanda yang sejenis bisa termasuk dalam preposisi sekaligus juga termasuk dalam konjungtor. Bergantung pada konteks  penggunaannya


3. Interjeksi atau Kata Seru
Interjeksi atau kata seru adalah kata tugas yang berfungsi untuk mengungkapkan rasa hari pembicara. Untuk memperkuat rasa hari pembicara yang sedang merasa sedih, kagum, heran, kagum, dan jijik, orang memakai kata-kata tertentu untuk lebih menegaskan pernyataannya.

Misalnya kalimat cantik sekali wanita itu. Bisa diungkapkan dengan disertai kata seru atau interjeksi, Aduh, cantik sekali wanita itu!

Beberapa contoh kata interjeksi adalah: bah, cih, cis, wow, brengsek, buset, aduh, oh, astaga, hai, halo, nah, dan alhamdulillah.



4. Artikula
Artikula adalah  kata tugas yang berfungsi untuk membatasi makna nomina. Nominan yang awalnya mengacu pada referen tidak terbatas, deng diberi artikula menjadi bermakna terbatas. Ada tiga jenis artikula dalam bahasa Indonesia yaitu: artikula yan bersifat gelar; artikula yang mengacu pada makna kelompok; dan artikula yang menominalkan.

Contoh kata yang termasuk dalam artikula adalah sebagai berikut:
Sang
Si
Para
Yang



5. Partikel Penegas
Kategori partikel penegas meliputi kata yang tidak mengikuti dan tidak mengalami perubahan bentuk. Partikel penegas hanya berfungsi untuk menampilkan kata yang diiringinya. Ada empat macam partikel penegas yaitu: -kah; -lah; -tah; dan pun. Tiga partikel pertama yaitu –kah, -lah, -tah adalah partikel yang bersifat klitika. Yang dimaksud dengan klitika adalah melekat (tanpa spasi) dengan kata sebelumnya ketik digunakan dalam bentuk tulis.

Contoh penggunaan partikel dalam kalimat:
-          Bagamanakah penggunaan partikel dalam kalimat?
-          Cobalah ikut memikirkan keadaan mereka!
-          Apatah artinya hidup jika tanpa dirimu?


Baca: Penjelasan Lengkap tentang Partikel Penegas

Selasa, 04 April 2017

Contoh Soal Memperbaiki Tanda Baca dan Kata Baku dalam Try Out UN SMP Bahasa Indonesia

Contoh Soal Memperbaiki Tanda Baca dan Kata Baku dalam Try Out UN SMP Bahasa Indonesia


Berikut ini adalah kumpulan soal yang berkaitan dengan memperbaiki tanda baca sekaligus memperbaiki kata baku dan tidak baku. Diambil dari soal Uji Coba UN yang dilaksanakan di Kabupaten Jember pada April 2017

Soal Nomor 41
Cermatilah teks berikut!

Selama tiga hari tim medis dan rombongan Jawa Pos akan membantu kurban banjir. Selain paket makana dan perlengkapan khusus wanita, ada sumbangan obat-obatan. Sebab, berdasarkan pengalaman tiga tim sebelumny, kebanyakan pasen menderita deman, diari, gatal-gatal, batuk, pilek, dan kurang vitamin. Tiap hari, tim dokter menangani hingga 250 pasen dengan keluhan tersebut.


Contoh Soal Memperbaiki Tanda Baca dan Huruf Kapital


Penggunaan kata-kata bercetak miring pada teks tersebut tidak tepat karena....

a. (1) kurban seharusnya korban karena makna kurban dan korban berbeda yaitu kurban berarti hewan sembelihan untuk persembahan kepada Than sedangkan korban bermakna negatif atau derita, (2) diari seharusnya diare karena makna diari berarti catatan harian atau buku harian sedangkan diare bermakna nama atau jenis penyakit, dan (3) pasen seharusnya pasien karena pasen merupakan kata tidak baku.

b. (1) kurban tetap ditulis kurban karena makna kurban adalah orang yang menderita, (2) diari tetap ditulis diari karena kata diari sering diucapkan masyarakat sehari-hari, dan (3) pasen tetap ditulis pasen karena kata pasen merupakan kata populer di masyarakat.

c. (1) kurban dan korban tidak berbeda makna karena kurban dan korban saling menggantikan, (2) diaridan diare tidak berbeda makna karena kedua kata tersebut bersinonim, dan (3) pasen dan pasien tidak berbeda makna kearea keduanya saling menggantikan atau sinonim.

d. kata kurban, diari, dan pasen tidak tepat pada teks tersebut karena kata-kata tersbut tiadk berhubungan dengan gagasan pokok teks tersebut.

Jawababan: A

Pembasan
Sudah dijelaskan dalam jawaban A.

Soal Nomor 42
Bacalah teks berikut dengan cermat!

Dengan menyampingkan beberapa kekurangan tadi, novel ini benarbenar buku yang sangat dibutuhkanoleh remaja negeri ini Buku ii memberi motifasi, semangat, dan mimpi pada anak-anak yang patah semangat supaya bersekolah dan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu, buku ini juga mengajarkan ketidakmungkinan yang dapat diwujudkan dengan kerja keras.

Penggunaan kaa bercetak miring pada teks tersbut yang sesuai dengankaidah kebahasaan adalah...
a. mengenyampingan danmotivasi
b. mengesampingkan dan motivasi
c. mengsampingkan dan motipasi
d. mengkesampingkan dan motivasi

Jawaban: B

Pembahsasan
Motivisi baku, motifasi tidak baku. Jadi harus pakai huruf v. Sama halnya dengan motivator.

Menyampingkan: akar katanya adalah samping. Kata dasarnya adalah dikesampingkan. Maka yang benar adalah mengesampingkan. Karena kesamping. Imbuhan mem- atau menN- jika melekat pada kata dasar yang diawali huruf k. Imbuhan meN- menjadi meng- dan huruf k di awal kata luluh atau lesap atau hilang. Sama dengan pada kata dasar kesan yang berubah menjadi mengesankan.

Soal Nomor 43
Bacalah teks berikut dengan seksama!

Mempertahankan kesegaran bunga mawar, sangat mudah dilakukan. Anda cukup mengganti air dan memotong pangkal tangkai bunga, Anda pun dapat menikmati keindaha mawar lebih lama.

Perbaiikan kesalahan penggunaan tanda baca pada teks tersebut yang tepat adalah....

a. tanda koma (,) pada kedua kalimat tersebut dihilangkan dan mengganti tdanda titik (.) dengan tanda koma (,) pada kalimat pertama.

b. tanda koma (,) pada kalimat pertama diganti degnan tanda titik dua (:) dan pada kalimat kedua dihilangkan.

c. Tanda titik (.) pada kalimat pertama diganti tanda koma (,), sedangkan pada kalimat kedua tanda koma (,) dihilangkan.

d. Tanda koma (,) pada kalimat pertama dihilangkan, sedangkan tanda koma (,) pada kalimat kedua diganti tanda titik (.)

Jawaban: D

Pembahasan
Tanda koma pada kalimat pertama tidak dibutuhkan. Sementara pada kalimat kedua, tanda titik harus digunakan untuk menggantikan tanda koma karena kalimat tersebut merupakan satu kalimat yang utuh.

Soal Nomor 43
Perhatikan teks berikut ini dengan cermat!

Belajar adalah kegiatan siswa yang pkok dan utama. Apau system yang diterapkan oleh pemerintah, tugas pokok siswa asdalh tetap sama, yaitu belajar efektip. Kreatifitas siswa sangatn diperlukan untuk menuju sukses.

Perbaikan penulisan kata yang bercetak miring agar menjadi kalimat yang efektif adalah....

a. sistim, efektif, dan kreatifitas
b. sistem, epektif, dan kreatifitas
c. sistem, efektif, dan kreativitas
d. sistim, epektip, dan kreatifitas

Jawaban: C

Pembahasan
Penulisan sistem yang baku adalalah seperti ini. Bukan system ini adalah bahasa Inggris. Bukan pula sistim, ini adalah cara bacanya. Untuk lebih mudah, misalnya gunakan kata kata yang identik yaitu sistematis.
Kreatif yang baku menggunakan huruf f. Sementara kreativitas, yang baku menggunakan huruf v.

Soal Nomor 45
Bacalah teks berikut dngan cermat!

(1) Keluarga Sukartono membeli rumah baru. (2) Untuk melengkapi perabot rumah tangganya; Sukartono membeli perabot rumah tanggal lemari tempa tidur kursi tamu meja makan dan lain lain. (3) Semua perabot itu dibeli oleh Sukartono dari hasil tabungannya. (4) Kualitas barang-barangnya sangat memuaskan keluarga Sukartono.

Penggunaan tanda baca pada kalimat (2) yang tepat adalah ....

a. Untuk melengkapi perabot rumah tangganya, Sukartono membeli perabot rumah tangga-lemari-tempat tidur-kursi tamu-meja makan-dan lain-lain.

b. Untuk melengkapi perbot rumah tangganya, Sukartono membeli perabot rumah tangga : lemari-tempat tidur-kursi tamu-meja makan-dan lain-lain.

c. Untuk melengkapi perabot rumah tangganya, Sukartono membeli perabot rumah tangga: lemari, tempat tidur, kursi tamu, meja makan, dan lain-lain.

d. Untuk melengkapi perabot rumah tangga; Sukartono membeli perabot rumah tangga : lemari, tempat, tidur, kursi tamu, meja makan, dan lain-lain.

Jawaban: C

Pembahasan
Penggunaan tanda koma digunakan untuk memisah yang berbentuk rincian.

Soal Nomor 46
Bacalah teks berikut dengan cermat!
Gerekan penolakan repisi UU KPK yang dilakukan masyarakat makin massive. Bukan hanya mahasiswa dan pegiat antikorupsi dari lembaga swadaya masyarakat (LSM). Namun, juga melibatkan beragam propesi dari artis sampai dengan guru besar.

Perbaikan kata bercetak miring pada teks tersebut adalah....
a. revisi, masif, dan provisi.
b. rivisi, masip, dan profisi
c. revisi, masif, dan profesi
d. revisi, masif, dan provisi.

Jawaban: C

Pembahasan
Jawaban yang paling tepat adalah profesi karena ada pula kalimat profesional.

Soal Nomor 47
Perhatikan teks berikut dengan cermat!

Film laskar pelangi yang diadaptasi dari novel laris dengan judul sama melakukan shooting perdana di pulau Belitung. Film ini diproduksi oleh mira lesmana dan disutradai oleh riri reza.

Perbaikan penulisan yang bercetak miring pada kalimat di atas adalah....

a. Laskar Pelangi, syuting, Pulau, Mira Lesmana dan Riri Reza
b. laskar Pelangi, shoting, Pulau, mira Lesmana dan Riri reza.
c. Laskar pelangi, syuting, Pulo, Mira lesmana dan Riri Reza.
d. Laskar Pelangi, suting, Polo, Mira lesmana dan Riri Reza

Jawaban: A

Pembahasan
Penulisan Laskar Pelangi, Mira Lesmana, dan Riri Reza masing-masing kata harus diawali dengan huruf kapital. Karena ketiga kata tesebut merupakan nama. Laskar Pelangi adala judu novel. Mira Lesaman dan Riri Reza adalah nama diri (orang).

Penulisan shooting yang benar adalah syuting. Itu adalah proses pengindonesiaan istilah asing yang berarti proses pengambilan gambar bergerak (video).

Penulisan Pulau Belitung harus diawali dengan huruf besar masing-masing kata. P besar dan B besar. Karen Belitung adalah nama tempat. Sementara pulau yang melekat pada nama geografi harus juga diawali dengan huruf besar.

Soal Nomor 48
Perhatikan teks berikut dengan seksama!

(1) Sudah banyak telaah ilmiah yang membahas masalah teknologi. (2) Namun, masih jarang yang sudai menelaah masalah yang mungkin timbul sebagai akibat dari teknologi itu. (3) Permasalahan yang ditimbulakan oleh teknologi itu barang kali belum terhayati oleh manusia. (4) Padahal manusialah yang menciptakan, mengalami dan menerima akibat positif atau negatif teknologi itu.

Ketidaktepatan penggunaan tanda baca pada kalimat (4) karena....

a. Kalimat (4) merupakan kalimat rincian tidak perlu menggunakan tanda koma (,)
b. Kalimat (4) merupakan kalimat rincian menggunkan tanda titik dua (:) setelah kata menciptakan.
c. Kalimat (4) merupakan kalimat rincian menggunakan tanda titik koma (;)
d. Kalimat (4) merupakan kalimat rincian dengan menggunakan tanda koma (,) setelah kata mengalami.

Jawaban: D

Pembahasan
Pengguaan tanda koma harus digunakan pada rincian. Jadi yang benar adalah: “Padahal manusialah yang menciptakan, mengalami, dan menerima akibat positif dan negatif teknologi itu.”

Soal Nomor 49
Bacalah teks berikut engan seksama!

Masyarakat merumuskan sejumlah norma sosial sebagai pedoman bertingkah laku. Bahkan, agar semua warga mematuhi norma sosial, masyarakat juga menyepakati sangsi bagi merka yang melanggar norma. Beberapa tindakan pelanggaran norma membuahkan hukum bersifat ringan bagi pelakunya.

Penggunaan kata sangsi dalam teks tersebut salah karena....

a. kata tersebut tidak sesuai dengan konteks teks.
b. kata tersebut tidak sesuai degnan KBBI
c. kata tersebut tidak baku.
d. kata tersebut tidak memiliki makna ambigu.

Jawaban: C

Pembahasan
Kata sangsi penulisannya tidak baku. Kata yang baku adalah sanksi yang berarti hukuman. Jadi, alasan yang paling tepat adalah C.

Soal Nomor 51
Bacalah teks berikut dengan cermat!

(1) Pada 2017 pemerintah menaikkan: biaya administrasi kendaraan bermotor, tarif dasar listrik, dan bahan bakar minyak non subisidi (BBM nonsubsidi). (2) Selain itu, bahan-bahan kebutuhan pokok masyarakat, khususnya cabai harganya melambung tinggi. (3) Barang dan jasa kebutuhan pokok masyarakat tersebut naik, daya beli masyarakat menjadi menurun. (4) Akibatnya, situasi masyarakat, pemerintah, dan negara akan terganggu.

Penggunaan tanda baca pada kalimat (1) tersebut tidak tepat karena ....

a. Kalimat tersebut merupakan pernyataan yang belum selsesai sehingga setelah kata menaikkan teidak perlu diberi tanda baca titik dua (:) dan tanda koma (,) dipergunakan dalam rincian.
b. Kalimat tersebut merupakan kalimat princian. Seharusnya tanda koma (,) dihilangkan dalam rincian.
c. Kalimat tersebut merupakan kalimat perincian. Oleh karena itu, tanda titik dua (:) setelah kata menaikkan diganti dengan tanda titik koma (;).
d. Kalimat tersebut seharusnya diberi tanda titik dua (:) setelah kata menaikkan dan tanda koma (,) setelah kata rincian.

Jawaban:  A

Pembahasan
Sudah dijelaskan dalam jawaban A.