Sabtu, 24 Juni 2017

Pantun Lucu Lebaran Hari Raya Idulfitri 2017 alias 1438 Hijriah

Lebih asyik berlebaran dengan berpantun ria. Pantun itu asyik untuk menyampaikan pesan dan permohonan maaf.

Berikut ini beberapa contoh pantun yang berkaitan dengan permintaan maaf saat momen hari raya dan lebaran.

Pantun Lebaran 1

Suara bedug sudah bertalu
Gema takbir sudah menggema
Mohon maafkanlah salahku
Baik sadar maupun lupa

Pagi berangkat salat id
Bersama teman dan orang tua
Aku memang tak punya duit
Tapi maafku seluas samudera

Biarkan ketupat berkawan lontong
Lontongnya balapan sampai ke solo
Pada kawan aku minta tolong
jangan hinakan aku yang masih jomblo

Opor ketupat makanan lebaran
Kue kering juga melimpah
Lebaran sendiri tak ada pasangan
Banyak ditanya kapan nikah

Masuk ke rumah Assalamualaikum
Belum dibuka duduk di beranda
Tak menjawab aku tersenyum
Padahal sakitnya di mana-mana

Pantun Lebaran 2

Siapa berani pantun ke mari
Agar hidup terasa bahagia
Ayo kawan kita reuni
Mengenang masa nostalgia

Menunggu magri pasti jemu
Saat puasa bulan ramadan
Mungkin saja kita bertemu
Dengan kawan dan mantan

Saat lebaran angpau diburu
diburu naik kapal selam
Tapi ingat jangan cemburu
karena mantan  hanya masa silam

kue kering juga diburu
diburu sampai ke perbatasan
Ini lebaran bukan untuk cemburu
tapi untuk saling memaafkan

Pantun Lebaran 3

Ketupat lontong sudah diisi
Setelah itu langsung dimasak
Jika kamu datang kesini
Kuberi angpau penuh sesak

Manisan lebaran terasa kenyal
warna merah tanda berani
tapi bukan rupiah berjejal
Hanya uang mopoli warna-warni

Silaturahmi tak harus baju baru
baju lama bergambar olaf
Karna kau harus tahu
Silaturahmi itu meminta maaf

Hendak mudik dihadang beruang
Beruang juga naik kendaraan
Bukan sekadar meminta uang
Tapi untuk menjalin persaudaraan


Demikian pantun lebaran dari Pustamun! Menurutmu bait mana yang paling keren? Salam Pustamun!

Puisi Pendek Malam Takbir Lebaran | Obor, Bedug, dan Hari Raya

Malam lebaran adalah masa yang penuh hiruk pikuk. Baik hiruk pikuk lalu lintas jalan raya yang dipenuhi oleh para pemudik, maupun hiruk pikuk data dan informasi yang menyebar melalui berbagai saluran.

Di dunia maya biasanya juga beredar kata, ucapan, dan puisi tentang selamat lebaran dan selamat idulfitri dengan berbagai macam cara.

Akan tetapi, acapkali ucapan yang dikirimkan oleh kita dan mungkin juga kita terima biasanya itu-itu juga. Tinggal alihkan, teruskan, atau kopi paste. Maka di sini disediakan ucapan dan puisi pendek tentang lebaran dan malam takbir yang sesuai dengan kondisi terkini.

Akan lebih baik lagi jika yang kita tulis ini adalah saduran, jadi tidak copy-paste seenaknya sendiri. Ucapan hasil karya sendiri jauh lebih keren daripada hasil menjiplak karya orang lain.

Berikut ini beberapa puisi pendek tentang lebaran dan hari raya yang bisa digunakan sebagai ucapan:

Puisi Malam Takbir Lebaran 1

Takbir Bertalu

Takbir telah bertalu 
di segala penjuru
merdu

Takbir telah memanggil
jiwa yang terpencil
kecil

Takbir telah menggema
menyeru sukma
menjadi bijaksana

Takbir telah usai
usia tua dituai

Kami meminta
maaf tuhan dan sesama
atas segala 

Puisi di atas cocok digunakan untuk digunakan di malam takbir.

Puisi Malam Takbir Lebaran 2

Kita yang Membakar

Kita yang membakar
api dalam kamar
obor yang berkobar
tukar kabar

Api yang menari membakar
dosa-dosa kita pada semesta

Beduk yang berdegup
dihantam pukul 
jantung yang meredup
bersama susut ini hidup

masjid yang bergeming
bersama sepi di tanggal satu
tak sesemarak malam sebelum itu

Kita lagi yang membakar
Semangat berkobar
untuk yang maha Akbar


Demikian dua contoh puisi pendek tentang malam takbir yang berisi kata tentang obor, bedug, dan berisi hal tentang hari raya.

Bagaimana puisi rekan Pustamun? Silahkan berkarya!

Jumat, 23 Juni 2017

Daftar KI KD (Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar) Bahasa Indonesia SMP/MTs kelas 7 (VII)

Jika dalam Kurikulul 2006 (KTSP) dikenal istilah Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), maka dalam Kurikulum 2013 (KTSP) istilah yang digunakan adalah KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar), alias KI dan KD.

Perbedaannya lagi adalah, jika dalam KTSP nomor KD seuai dengan urutan SK sementara dalam K13 nomor KD ada dua jenis, yaitu yang diawali dengan angka 3, ada pula yang diawali dengan angka 4. Jadi, ada KD 3.1 dan 4.1. Keduanya (KD 3.1 dan 4.1) adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Kepala 3 menandakan bahwa inti pelajaran tersebut adalah pengetahuan, sementara kepala 4 menandakan bahwa ini pelajaran tersebut terletak pada aspek keterampilan. 


Untuk lebih jelasnnya silahkan simak dan download daftar KI dan KD pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs berikut ini.



KI KD yang terdapat di sini adalah KI dan KD mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas 7 SMP/MTs


KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMP/MTs  KELAS VII

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.

Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial,  yaitu  “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. 

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang  proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut.


3.  Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

 4.  Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

KOMPETENSI DASAR

3.1    Mengidentifikasi informasi dalam teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca

4.1    Menjelaskan isi teks deskripsi   objek (tempat wisata, tempat bersejarah, pentas seni daerah, kain tradisional, dll) yang didengar dan dibaca secara lisan, tulis, dan visual

3.2    Menelaah struktur dan kebahasaan dari  teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan⁄atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca

4.2    Menyajikan data, gagasan, kesan dalam bentuk teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata,  tempat bersejarah, dan⁄atau suasana pentas seni daerah)  secara tulis dan lisan dengan memperhatikan struktur, kebahasaan baik secara lisan maupun tulis
3.3    Mengidentifikasi  unsur-unsur teks narasi (cerita imajinasi) yang dibaca dan didengar
4.3    Menceritakan kembali isi teks narasi (cerita imajinasi) yang didengar dan dibaca secara lisan, tulis, dan visual

3.4    Menelaah struktur dan kebahasaan teks narasi (cerita imajinasi) yang dibaca dan didengar
4.4    Menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk cerita imajinasi secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur, penggunaan bahasa, atau aspek lisan 

3.5    Mengidentifikasi teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu  dan cara membuat (cara  memainkan alat musik/tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll.) dari berbagai sumber yang dibaca dan didengar 

4.5  Menyimpulkan isi teks prosedur tentang cara memainkan alat musik daerah, tarian daerah, cara membuat cinderamata,  dan/atau kuliner khas daerah) yang dibaca dan didengar  

3.6    Menelaah struktur dan aspek kebahasaan  teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat (cara memainkan alat musik/tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll.)  dari berbagai sumber yang dibaca dan didengar

4.6    Menyajikan  data rangkaian kegiatan  ke dalam bentuk teks prosedur (tentang cara memainkan alat musik daerah, tarian daerah, cara membuat cinderamata, dll) dengan memperhatikan struktur, unsur kebahasaan, dan isi secara lisan dan tulis

3.7    Mengidentifikasi informasi dari   teks laporan hasil observasi berupa buku  pengetahuan yang dibaca atau diperdengarkan

4.7    Menyimpulkan isi teks laporan hasil observasi berupa buku pengetahuan yang dibaca dan didengar

3.8    Menelaah  struktur, kebahasaan, dan isi teks laporan hasil observasi yang berupa buku  pengetahuan  yang dibaca atau diperdengarkan 

4.8    Menyajikan  rangkuman teks laporan hasil observasi yang berupa buku pengetahuan  secara lisan dan tulis dengan memperhatikan kaidah kebahasaan atau aspek lisan  3.9  Menemukan unsur-unsur dari buku fiksi dan nonfiksi yang dibaca

4.9  Membuat peta pikiran/sinopsis tentang isi buku nonfiksi/buku fiksi yang dibaca

3.10  Menelaah hubungan unsur-unsur     dalam buku fiksi dan nonfiksi  

4.10  Menyajikan tanggapan secaralisan, tulis, dan visualterhadap isi buku fiksi/nonfiksi yang dibaca

3.11  Mengidentifikasi  informasi (kabar, keperluan, permintaan, dan/atau permohonan) dari surat pribadi dan surat dinas yang dibaca dan didengar
4.11  Menyimpulkan isi (kabar, keperluan, permintaan, dan/atau permohonan) surat pribadi dan surat dinas yang dibaca atau diperdengarkan

3.12  Menelaah unsur-unsur dan kebahasaan dari surat pribadi dan surat dinas yang dibaca dan didengar

4.12  Menulis surat (pribadi dan dinas) untuk kepentingan resmi dengan memperhatikan struktur teks,  kebahasaan, dan isi

3.13   Mengidentifikasi informasi (pesan, rima, dan pilihan kata) dari puisi  rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar

4.13  Menyimpulkan isi puisi  rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang disajikan dalam bentuk tulis dan lisan 

3.14  Menelaah struktur dan kebahasaan puisi  rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar

4.14 Menelaah struktur dan kebahasaan puisi  rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar

3.15 Mengidentifikasi informasi tentang fabel/legenda daerah setempat yang dibaca dan didengar

4.15  Menceritakan kembali isi cerita fabel/legenda daerah setempat yang dibaca/didengar

3.16  Menelaah  struktur dan kebahasaan fabel/legenda daerah setempat yang dibaca dan didengar


4.16  Memerankan isi fabel/legenda   daerah setempat yang dibaca dan didengar 

Berdasarkan daftar di atas, dapat diketahui bahwa dalam Pelajaran Bahasa Indonesia terdapat 16 KD.

Bagaimana menurut Pembaca Pustamun, apakah kompetensi di atas bisa diajarkan dan diterapkan dalam pendidikan di kelas?

Maksud dan Arti Lebaran Ketupat dalam Masyarakat

Apa itu lebaran ketupat? Tentu pernah dengar istilah ini kan? Tapi, apa bedanya lebaran ketupat dengan istilah lebaran tanpa kata ketupat? Tentu masing-masing wilayah memiliki tradisi yang berbeda meskipun mirip dan untuk merayakan suatu keagungan yang sama.

Lebaran seperti telah kita ketahui bersama adalah istilah yang spesifik untuk menyebut Hari Raya umat Islam setelah melaksanakan ibadah Ramadan, tepatnya jatuh pada tanggal 1 Syawwal berdasarkan almanak (penanggalan) Hijriah, yaitu penanggalan yang mendasarkan perhitungannya pada rotasi bulan terhadap bumi.

Istilah lebaran juga dipakai untuk menyebut hari raya yang lain, jika dirangkai dengan kata yang lain. Misalnya ada lebaran haji untuk menyebut hari raya Iduladha atau hari raya kurban. Juga ada istilah lebaran ketupat. Ada istilah lain yang juga menggunakan kata lebaran yaitu lebaran kuda. 

Lebaran kuda adalah istilah yang digunakan untuk menyebut sesuatu yang tidak mungkin. Misalnya: Kamu mau beli mobil? Nunggu lebaran kuda? Kata lebaran kuda pada kalimat tersebut menunjukkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi.

Arti Lebaran Ketupat

Di sebagian besar wilayah Jawa, yang dimaksud dengan lebaran ketupat (dalam bahasa Jawa: riyoyo kupat atau disebut juga kupatan) adalah peringatan yang dimaksudkan untuk merayakan akhir puasanya orang-orang yang sedang berpuasa Syawwal. Puasa di bulan puasa merupakan sunnah, yang dilaksanakan pada tanggal 2 Syawal hingga 7 Swawal selama enam hari.

Meskipun tidak semua orang berpuasa sunnah, tetapi orang yang tidak berpuasa pun ikut merayakan lebaran ketupat. Dalam kepercayaan masyarakat, barang siapa ikut merayakan lebarannya orang yang berpuasa sunnah berharap juga mendapat barakah dari orang yang melaksanakan puasa sunnah Syawal.

Berbeda dengan lebaran dan lebaran haji  yang dirayakan dengan salat id di masjid dan didahului dengan malam takbir, lebaran ketupat 'hanya' merupakan tradisi, maka cara perayaannnya yaitu dengan tradisi Indonsesia (Jawa) yaitu dengan kenduri di lingkungan masing-masing.

Masing-masing orang (bapak-bapak dan kaum laki-laki) pada pagi hari berbondong-bondong ke musala atau salah satu rumah warga yang digunakan tempat kenduri bersama dengan membawa makanan. Makanan dikumpulkan di bagian tengah musala, kemudian dipimpin oleh ustaz atau yang dituakan bersama-sama membaca zikir, dan kalimah tayibah lainnya dan diakhiri dengan doa. Setelah berdoa, makanan yang dibawa diambil kembali dengan cara saling ditukar.

Sebagian orang nyangu (membawa) sendok dari rumah. Sendok digunakan untuk memakan ketupan yang biasanya dimakan dengan opor ayam. Sebagian lain memilih makan di rumah masing-masing.

Jadi, lebaran ketupat adalah sebagai 'tanda' bahwa orang yang sedang puasa sunnah syawwal sudah selesai. Sebagian lagi menganggap bahwa, lebaran ketupat  adalah tanda bahwa rangkaian lebaran idulfitri telah selesai.

Yang sekolah kembali ke sekolah, yang bekerja kembali bekerja (biasanya yang merantau juga kembali ke tempat perantauan), yang menggarap sawah juga kembali menggarap sawah dengan intensif.

Tetapi, akhir-akhir ini seiring berkembangnya era idustrialisasi, orang masuk kerja tidak menunggu selesai lebaran ketupat. Bahkan ada yang hanya cuti kerja sehari, dua hari, bahkan ada yang tidak cuti.

Mengapa Ketupat dan Mengapa disebut Lebaran Ketupat

Sebenarnya dalam lebaran ketupat yang ada dalam masyarakat suguhannya tidak hanya berupa ketupat. Ketupat biasanya juga ditemani oleh lepet, dan lontong.

Kupat atau ketupat adalah rebusan nasi yang dibungkus dengan anyaman yang terbuat dari janur (daun kelapa yang masih muda berwarna kuning).

Lepet adalah rebusan nasi ketan yang dibungkus dalam wadah yang terbuat dari lilitan janur yang berbentuk tabung.

Lontong adalah rebusan nasi yang dibungkus dengan daun. Jadi, bedanya lontong dan ketupat hanya terletak pada perbedaan wadahnya saja. Cara membuat dan isinya sama saja.

Penjelasan Filosofis

Ketupat yang dalam bahasa Jawa disebut kupat merupakan istilah yang diyakini berasal dari bahasa Arab Kaffah (variasi pembacaannya adalah: kaffatan) yang artinya sempurna atau menyeluruh. Maka kupat mengandung nilai kesempurnaan manusia dalam melaksanakan ajaranNya. 

Lepet mengandung makna filosofis lepat. Dalam bahasa Jawa lepat berarti: salah. Jadi, mengandung makna saling memaafkan kesalahan di antara sesam manusia. Juga mengandung ajaran untuk menyadari kesalahan diri sendiri dan meminta maaf kepada Tuhan.

Penjelasan Teknis

Secara teknis, Kutupat alias kupat dan lontong dipilih karena tahan lama, tidak mudah basi. Bahkan bisa bertahan hampir seminggu jika rebusannya sempurna. Bandingkan dengan nasi yang hanya bertahan sehari semalam sebelum basi dan tidak bisa dimakan.

Jika dimasak dalam bentuk ketupat dan lontong, bisa bertahan lama dan bisa dibawa sebagai bekal meskipun bekerja di tempat yang jauh. Juga bisa disimpan dalam waktu yang lebih lama untuk disuguhkan kepada tamu.

Alasan teknis yang kedua, ketupat dipilih dalam lebaran ketupat karena orang 'sudah bosan' dengan makanan lebaran idulfitri yang biasanya itu-itu juga. Maka, untuk menyiasati kebosanan menu, maka dibuatlah lontong dan ketupat yang bisa dimakan dengan opor.

Ketupat dan lontong juga enak dimakan dengan rujak pedas. Maka, tak jarang, setelah hari raya orang lebih suka membuat rujak untuk makan. Sayur dan lauknya berupa rujak, kemudian sumber karbohidratnya adalah ketupat dan lontong.

Demikian sedikit penjelasan tentang ketupat dan lebaran ketupat, jika di wilayahmu, apa yang unik dari lebaran ketupat?

Selasa, 20 Juni 2017

Arti Rukyah, Rukyat, dan Rukyatulhilal

Menjelang bulan puasa dan menjelang lebaran Idulfitri, pemberitaan media selalu diwarnai dengan informasi dan pelakasaan rukyah di beberapa tempat. Sementara sebagian kelompok lain tidak menggunakan metode rukyah, melainkan menggunakan metode hisab.

Nah, sebenarnya apa sih yang dimaksud engan kata rukyah?

Rukyah yang dalam bahasa Indonesia diserap dan diadapatasikan menjadi rukyat memiliki dua penjelasan. Jika mencari kata rukyah dalam KBBI pasti akan dirujukkan (disuruh melihat) kata rukyat. Berikut ini arti rukyat dalam KBBI.

1. perihal melihat bulan tanggal satu untuk menentukan hari permulaan dan penghabisan puasa Ramadan;

2. penglihatan; pengamatan


Rukyat adalah Melihat dengan Mata


Kata rukyat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diberi kode Ar yang berarti bahwa kata (istilah) tersebut berasal (diserap) dari bahasa Arab. Juga diberi kode n yang merupakan singkatan nomina alias kata benda. Jadi, rukyat adalah kata benda.

Mengapa ada yang menggunakan istilah rukyah (diakhiri dengan huruf h), ada pula yang menggunakan istilah rukyat (diakhiri dengan huruf t)? 

Hal ini tejadi karena dalam kaidah pelafalan bahasa Arab (sebagai bahasa sumber yang diserap ke dalam bahasa Indonesia), kata rukyah memang bisa diucapkan dengan dua cara tersebut. Bisa dibaca rukyah dan bisa dibaca rukyat. Dengan syarat dan kondisi tertentu.

Dalam bahasa Arab, kata rukyat ditulis (رؤية) diakhiri dengan ta' marbutoh). Huruf ini ketika berhenti dibaca sebagai h, sementara ketika dirangkai dengan kata lain, maka dibaca t). Misalnya ( الهلال‬‎رؤية) dibaca ruyatulhilal arti dasarnya: melihat bulan.

Permasalahan Penyerapan

Penyerapan dari bahasa sumbe acapkali diserap secara parsial. Tidak diserap secara utuh konsep dan maksud istilah tersebut. 

Kembali ke penjelasan dalam KBBI yang ditulis di depan, rukyat dikategorikan sebagai kata benda alias nomina, padahal arti awalnya rukyat adalah melihat. Kata melihat jelas adalah kata kerja bukan kata benda.

Begitu pula dengan penjelasan pada bagian pertama:

1. perihal melihat bulan tanggal satu untuk menentukan hari permulaan dan penghabisan puasa Ramadan;

Maksudnya adalah perihal melihat bulan (satelit bumi, bukan perhituangan waktu) untuk menentukan hari permulaan dan penghabisan puasa Ramadan;

Bagian awalnyanya sudah benar, menentukan permulaan puasa Ramadan, tetapi tidak untuk menentukan penghabisan puasa Ramadan, rukyatulhilal dilakukan untuk menentukan tanggal 1. Baik tanggal 1 Ramadan maupun Tanggal  1 Syawal yaitu Hari Raya Idulfitri.

Tidak hanya itu, metode rukyat juga digunakan untuk menentukan awal bulan Dzulhijjah, Bulan Haji. Tetapi Bulan Haji yang menjadi bulan Hari Raya Iduladha, tidak sesengit perdebatan dan perbedaannya antara rukyat - hisab seperti pada Idulfitri. Hal ini dikarenakan Hari Raya Iduladha jatuh pada tanggal sepuluh bulan Zulhijjah, beda dengan Idulfitri yang tanggal 1. Jadi, penetuan tanggal 1 selalu ditunggu-tunggu dan mendapat antensi yang besar dari media dan masyarakat.

Rukyah dan Rukyat dalam Bahasa Arab

Seperti yang telah dijelaskan di atas, rukyat dalam bahasa Arab berasal dari kata ro'a (رَأ), yang berasal dari akar kata روي yang diubah menjadi ro'a untuk memudahkan dalam pengucapan.

Rukyat dan Rakyat

Selain kata rukyat dalam bahasa Indonesia juga ada kata rakyat keduanya mirip secara morfologi dan fonologi. Mungkin ada kaitannya.

Arti rakyat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah:

1. penduduk suatu negara
2. orang kebanyakan.
3. pasukan
4. orang bawah

Jadi, rakyat adalah orang kecil yang bisanya hanya melihat sehingga tidak berhak ikut andil dalam tindakan dan keputusan negara. Rakyat adalah objek bukan subjek. Maka rakyat hanya bisa rukyat (melihat) tidak diberi dan diminta memberi andil dalam pembangunan negara. (Mungkin).

Salam Pustamun!

Senin, 19 Juni 2017

3 (TIGA) MODEL PENGEMBANGAN RPP PADA KURIKULUM 2013


ALTERNATIF-ALTERNATIF PENYAJIAN RPP
A. RPP YANG MEMUAT KOMPONEN SESUAI DENGAN PERMENDIKBUD NO. 103 TAHUN 2014
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Alokasi Waktu :
A. Kompetensi Inti (KI)
B. Kompetensi Dasar/KD
1. KD pada KI-1 (khusus untuk mapel Agama dan PPKn)
2. KD pada KI-2 (khusus untuk mapel Agama dan PPKn)
3. KD pada KI-3
4. KD pada KI-4
C. Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK
1. Indikator KD pada KI-1
2. Indikator KD pada KI-2
3. Indikator KD pada KI-3
4. Indikator KD pada KI-4
D. Materi Pembelajaran (**)
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: (...JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti (***)
c. Kegiatan Penutup
2. Pertemuan Kedua: (...JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti (***)
c. Kegiatan Penutup
3. Pertemuan seterusnya.
F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Teknik penilaian
2. Instrumen penilaian
a. Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
c. Pertemuan seterusnya
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian.
G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/alat
2. Bahan
3. Sumber Belajar



B. RPP YANG MEMUAT KOMPONEN SESUAI DENGAN PERMENDIKBUD NO. 22 TAHUN 2016
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester:
Materi Pokok :
Alokasi Waktu :
A. Tujuan Pembelajaran (*)
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Materi Pembelajaran (**)
D. Metode Pembelajaran (***)
E. Media Pembelajaran
F. Sumber Belajar
G. Langkah – Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Penutup
H. Penilaian Hasil Pembelajaran


C. PERPADAUAN PERMENDIKBUD NO. 103 TAHUN 2014 DAN NO. 22 TAHUN 2016
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester:
Materi Pokok :
Alokasi Waktu :
A. Kompetensi Inti/KI
B. Kompetensi Dasar/KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK

Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
KD pada KI 1
( khusus Guru Mapel Agama dan PPKn)
KD pada KI 2
( Khusus Guru Mapel Agama dan PPKn)
KD pada KI 3
KD pada KI 4


C. Tujuan Pembelajaran (*)
D. Materi Pembelajaran (**)
E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran (***)
F. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran
G. Sumber Belajar
H. Langkah – Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama : (….JP)
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Penutup
Pertemuan kedua : (….JP)
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Penutup
Pertemuan ketiga : (….JP)
Pertemuan seterusnya
I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran


Lampiran-lampiran RPP:
1. Materi Pembelajaran Pertemuan 1 (jika diperlukan)
2. Instrumen Penilaian Pertemuan 1
3. Materi Pembelajaran Pertemuan 2 (jika diperlukan)
4. Instrumen Penilaian Pertemuan 2
Dan seterusnya tergantung banyaknya pertemuan.
Keterangan :
(*) Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
(**) Materi pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi (dalam hal ini
metakognitif tidak termasuk materi pembelajaran, metakognitif berkaitan dengan strategi belajar
yang dilakukan oleh siswa, bagaimana siswa menemukan strategi untuk mempelajari materi
fakta, konsep, maupun prosedur dengan membuat jembatan keledai, peta konsep, ringkasan
bergamar, dll yang Ia susun sendiri untuk memudahkan mereka memahami materi. Keterampilan
demikian perlu dilatihkan agar tidak hanya sebagai pengetahuan tentang strategi saja akan tetapi
lebih kepada penerapan strategi hingga menjadi strategi otomatis pada diri siswa.
(***) Disesuaikan dengan karakteristik siswa dan KD yang akan dicapai, pada bagian ini berkaitan dengan penggunaan pendekatan, strategi, model, dan metode pembelajaran.


BACA JUGA
22 (DUA PULUH DUA) BENTUK PEMBELAJARAN AKTIF

CONTOH RPP
a. Alternatif Pertama
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA..................
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/1
Alokasi Waktu : 9 JP (3 x pertemuan)
A. Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
KI 3: Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar/KD
3.10 Menganalisis komponen-komponen ekosistem dan interaksi antar komponen
tersebut
4.10 Menyajikan karya yang menunjukkan interaksi antar komponen ekosistem
(jaring-jaring makanan, siklus biogeokimia)
C. Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK
3.10.1 Mengidentifikasi komponen penyusun ekosistem.
3.10.2 Menjelaskan hubungan antara komponen biotik dengan abiotik dan biotik
dengan biotik lainnya.
3.10.3 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem.
3.10.4 Menjelaskan mekanisme aliran energi dalam ekosistem.
3.10.5 Membandingkan dua atau lebih daur biogeokimia dalam ekosistem.
3.10.6 Menganalisis peran mikroorganisme dalam berbagai daur Biogeokimia.
3.10.7 Menyeleksi komponen-komponen pada dua atau lebih daur biogeokimia yang
berperan dalam membentuk jaring-jaring makanan.
3.10.8 Meninjau komponen-komponen pada dua atau lebih daur biogeokimia yang
berperan dalam membentuk jaring-jaring makanan.
4.10.1 Mendesain karya yang menunjukkan adanya interaksi antar komponen ekosistem
berupa jaring-jaring makanan dan siklus biogekimia.
4.10.2 Mempresentasikan karya yang menunjukkan adanya interaksi antar komponen
ekosistem berupa jaring-jaring makanan dan siklus biogekimia.
D. Materi Pembelajaran
·Fakta:
ØKomponen penyusun ekosistem.
ØKomponen-komponen pada daur biogeokimia yang berperan dalam membentuk
jaring-jaring makanan.
·Konsep:
ØHubungan antara komponen biotik dengan abiotik dan biotik dengan biotik lainnya/ Jenis-jenis interaksi yang terjadi dalam ekosistem
ØFaktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem.
ØPeran mikroorganisme dalam berbagai daur Biogeokimia
·Prosedur
ØAliran energi dalam ekosistem.
ØDaur biogeokimia dalam ekosistem.
E. Kegiatan Pembelajaran
a. Pertemuan Pertama: (3 JP)
1. Kegiatan Pendahuluan
·Guru memberikan salam, meminta salah satu siswa memimpin doa, dilanjutkan dengan presensi untuk mengecek kehadiran siswa.
·Guru mengecek kesiapan ruang belajar.
·Guru mengecek kesiapan mental siswa dan memberikan motivasi dengan memberikan ilustrasi kondisi suhu udara di lingkungan sekolah yang dipenuhi dengan RTH (Ruang Terbuka Hijau) dengan lingkungan sekitar jalan raya.
·Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan yang didahului dengan pengantar berikut: pada saat kalian belajar di bangku SMP, kalian pernah belajar tentang “Organisasi Kehidupan” Apa yang kalian pahami tentang organisasi kehidupan tersebut?
·Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran.
·Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan siswa.
·Guru menyampaikan hal-hal yang akan dinilai dalam pembelajaran termasuk teknik dan bentuk penilaian yang akan digunakan.
2. Kegiatan Inti
·Guru menunjukkan gambar ekosistem sawah yang disekitarnya terdapat banyak burung yang sedang memakan padi yang mulai menguning melalui layar LCD.
·Siswa diminta mengemukakan pendapatnya apabila sawah yang terbentang hijau tersebut pohon-pohon di sekitarnya ditebang untuk keperluan kayu bakar warga setempat dan tempat pembuangan sampah dari perumahan terdekat dengan sawah tersebut.
·Berdasarkan pendapat siswa pada langkah sebelumnya, guru selanjutnya mengarahkan siswa untuk menjelasakan faktor-faktor yang mungkin dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem di sawah tersebut.
·Guru memberikan beberapa beberapa gambar ekosistem yang berbeda dan meminta siswa untuk mengidentifikasi dari setiap gambar ekosistem tersebut untuk menemukan komponen-komponen penyusun ekosistem.
·Guru mengajak siswa observasi ke taman/kebun sekolah untuk bekerjasama mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik penyusun ekosistem taman sekolah.
·Siswa diminta bekerjasama dan berdiskusi untuk menunjukkan adanya hubungan antar komponen ekosistem dan rantai makanan yang terjadi dalam ekosistem taman/kebun sekolah dan mekanisme terjadinya aliran energy berdasarkan rantai makanan pada ekosistem tersebut.
·Guru menegaskan kembali agar masing-masing kelompok telah mengidentifikasi komponen penyusun ekosistem pada taman/kebun sekolah, mengetahui adanya hubungan antara komponen biotik dengan abiotik dan biotik dengan biotik lainnya pada taman/ kebun sekolah, memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem baik pada lingkungan sekolah maunpun di luar sekolah, dan mekanisme aliran energi dalam ekosistem berdasarkan rantai makanan yang terdapat pada ekosistem taman/kebun sekolah.
3. Kegiatan Penutup
·Guru memfasilitasi siswa untuk menyusun kesimpulan dari pembelajaran yang dilakukan.
·Guru melakukan penilaian dengan memberikan pertanyaan lisan untuk mengetahui tingkat ketercapaian indikator (komponen penyusun ekosistem Zpada taman/kebun sekolah, hubungan antara komponen biotik dengan abiotik dan biotik dengan biotik lainnya pada taman/kebun sekolah, faktorfaktor yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem baik pada lingkungan sekolah maunpun di luar sekolah, dan mekanisme aliran energi dalam ekosistem berdasarkan rantai makanan yang terdapat pada ekosistem taman/kebun sekolah)
·Guru meminta siswa untuk merefleksi dengan menyampaikan manfaat mengetahui konsep ekosistem dan faktor yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem.
·Guru memberi penghargaan kepada siswa yang telah menunjukkan sikap kerjasama dan peka terhadap lingkungan (peduli).
·Guru menyampaikan tindak lanjut kegiatan pada pembelajaran selanjutnya.
·Guru menutup pelajaran dengan memberi salam.
b. Pertemuan Kedua: (3 JP)
1. Kegiatan Pendahuluan
·Guru memberikan salam, meminta salah satu siswa memimpin doa, dilanjutkan dengan presensi untuk mengecek kehadiran siswa.
·Guru mengecek kesiapan ruang belajar.
·Guru mengecek kesiapan mental siswa dan memberikan motivasi ilustrasi kerindangan kebun sekolah.
·Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan: bagaimana terjadinya aliran energy pada jaring-jaring makanan yang kalian amati di taman/kebun sekolah kemarin?
·Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran.
·Guru mengingatkan siswa agar tetap berkomitmen membangun sikap kerjasama dan peka terhadap lingkungan (peduli).
·Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan siswa.
·Guru menyampaikan hal-hal yang akan dinilai dalam pembelajaran termasuk teknik dan bentuk penilaian yang akan digunakan.
2. Kegiatan Inti
·Guru menayangkan video terbentuknya hujan asam dan dampaknya terhadap kehidupan.
·Siswa diminta menggali permasalahan-permasalahan yang mungkin terjadi berdasarkan tayangan video dalam bentuk tabel (minimal memuat jenis permasalahan, alternatif solusi, dan sumber informasi).
·Guru meminta siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya mencari informasi dari berbagai sumber untuk mendapatkan solusi terhadap masalah yang dikemukakan.
·Siswa dalam kelompok bekerjasama dan berdiskusi untuk menganalisis alternatif solusi yang didapatkan dari berbagai sumber dikaitkan dengan konsep daur biogeokimia dan peran mikroorganisme dalam daur tersebut, dan membandingkan dua atau lebih daur biogeokimia dalam ekosistem.
·Guru meminta siswa menyeleksi komponen-komponen pada dua atau lebih daur biogeokimia yang berperan dalam membentuk jaring-jaring makanan.
·Siswa menggali kemungkinan terjadinya gangguan berlangsungnya daur biogeokimia dan solusi yang harus dilakukan sebagai upaya rehabilitasi agar keseimbangan proses tersebut bisa berlangsung dengan baik yang berdampak kepada berlangsungnya jaring-jaring makanan sehingga aliran energi berjalan dengan baik.
3. Kegiatan Penutup
·Guru memfasilitasi siswa untuk menyusun kesimpulan dari pembelajaran yang dilakukan.
·Guru melakukan penilaian dengan memberikan pertanyaan lisan untuk mengetahui tingkat ketercapaian indikator (dua atau lebih daur biogeokimia dalam ekosistem, peran mikroorganisme dalam berbagai daur Biogeokimia, komponen-komponen pada dua atau lebih daur biogeokimia yang berperan dalam membentuk jaring-jaring makanan).
·Guru meminta siswa untuk merefleksi dengan menyampaikan manfaat mengetahui daur biogeokimia.
·Guru memberi penghargaan kepada siswa yang telah menunjukkan peningkatan sikap kerjasama dan peka terhadap lingkungan (peduli).
·Guru memberikan tugas kelompok untuk mendesain karya yang menunjukkan adanya interaksi antar komponen ekosistem berupa jaringjaring makanan dan siklus biogekimia.
·Guru menyampaikan tindak lanjut kegiatan pada pembelajaran selanjutnya.
·Guru menutup pelajaran dengan memberi salam.
c. Pertemuan Ketiga
1. Kegiatan Pendahuluan
·Guru memberikan salam, meminta salah satu siswa memimpin doa, dilanjutkan dengan presensi untuk mengecek kehadiran siswa.
·Guru mengecek kesiapan ruang belajar.
·Guru mengecek kesiapan mental siswa dan memberikan motivasi dengan bercerita peristiwa jatuhnya pesawat udara akibat cuaca buruk.
·Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan, “Apakah ada kaitan antara daur biogeokimia dengan komponen ekosistem?”
·Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran.
·Guru mengingatkan siswa agar tetap berkomitmen membangun sikap kerjasama dan peka terhadap lingkungan (peduli).
·Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan siswa.
·Guru menyampaikan hal-hal yang akan dinilai dalam pembelajaran termasuk teknik dan bentuk penilaian yang akan digunakan.
2. Kegiatan Inti
·Guru menayangkan gambar ekositem yang mengalami penurunan debit air melalui layar LCD.

·Siswa diminta meninjau komponen-komponen pada dua atau lebih daur biogeokimia yang berperan dalam membentuk jaring-jaring makanan berdasarkan gambar, kemudian meminta siswa untuk berkerjasama dan berdiskusi tentang permasalahan berikut:
a. Mengapa sampai terjadi penurunan debit air?
b. Bagaimana dampak yang terjadi akibat penurunan debit air tersebut?
c. Bagaimana kondisi ekosistem apabila mikroorganisma yang terdapat pada perairan tersebut mengalami peningkatan populasi? Jelaskan argumenmu!
·Guru membimbing siswa membuat desain karya yang menunjukkan adanya interaksi antar komponen ekosistem berupa jaring-jaring makanan dan siklus biogekimia.
·Siswa bekerjasama dalam kelompok mendesain karya yang menunjukkan adanya interaksi antar komponen ekosistem berupa jaring-jaring makanan dan siklus biogekimia.
·Siswa secara berkelompok menyajikan desain karya yang menunjukkan adanya interaksi antar komponen ekosistem berupa jaring-jaring makanan dan siklus biogekimia.
3. Kegiatan Penutup
·Guru memfasilitasi siswa untuk menyusun kesimpulan dari pembelajaran yang dilakukan.
·Guru melakukan penilaian dengan teknis tes tulis meliputi IPK yang belum dikuasasi siswa dari hasil tes lisan (terlampir).
·Guru meminta siswa untuk merefleksi bentuk hasil pembelajaran yang diperoleh siswa meliputi ranah kompetensi sikap (kerjasama dan peduli lingkungan), pengetahuan, maupun keterampilan.
·Guru memberi penghargaan kepada siswa yang telah menunjukkan sikap kerjasama dan peka terhadap lingkungan (peduli).
·Guru menyampaikan tindak lanjut kegiatan dan meminta siswa membuat “jembatan keledai” sesuai dengan strateginya masing-masing untuk meningkatkan retensi mereka terhadap materi.
·Guru menutup pelajaran dengan memberi salam.
F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Teknik penilaian:
·Sikap : Observasi dan jurnal (Kerjasama dan kepedulian atau peka terhadap lingkungan) (Lampiran 1)
·Pengetahuan : Tes lisan dan tes tulis (Lampiran 2)
·Keterampilan : Produk (Lampiran 3)
b. Instrumen penilaian
1. Pertemuan Pertama
·Sikap : Observasi dan jurnal (Kerjasama dan kepedulian atau peka terhadap lingkungan)
·Pengetahuan : tes lisan
·Keterampilan : -
2. Pertemuan Kedua
·Sikap : Observasi dan jurnal (Kerjasama dan kepedulian atau peka terhadap lingkungan)
·Pengetahuan : tes lisan
·Keterampilan : -
3. Pertemuan seterusnya
·Sikap : Observasi dan jurnal (Kerjasama dan kepedulian atau peka terhadap lingkungan)
·Pengetahuan : tes tulis
·Keterampilan : Produk
c. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian:
1. Pembelajaran remidial diberikan kepada siswa yang belum mencapai KKM (besaran angka hasil remedial disepakati dengan adanya “penanda” yaitu angka sama dengan KKM sekolah).
2. Pengayaan diberikan kepada siswa yang telah mencapai nilai tertinggi dalam bentuk pemberian tugas menyusun usulan perbaikan kualitas ekosistem di lingkungan sekolah (tugas ini tidak dinilai akan tetapi publikasikan di majalah dinding sekolah)
G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/alat :
·Proyektor
·Laptop
·Gambar Ekosistem
2. Bahan:
·LKS
·Power Point
3. Sumber Belajar:
·Endang Sri Lestari dan Indun Kustinnah. 2009. Biologi SM/MA untuk Kelas X. BSE.
·Gunawan Susilowarno. 2010. Biologi SMA Untuk SMA/MA Kelas X, Bandung:
Grasindo.
·Bagod Sudjadi. 2009. Biologi Sains Dalam Kehidupan 1 A. Jakarta: Yudhistira.
·Wigati Hadi Omegawati dan Rohana Kusumawati. 2010. Buku Panduan Guru
Biologi untuk SMA/MA Kelas X
. Jakarta: Intan Pariwara
......................., .............., 2016
Mengetahui :
Kepala SMA.........                                    Guru Mata Pelajaran,
..........................................                         ...................................................




















B. ALTERNATIF KEDUA
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA............
Mata Pelajaran : PPKn
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Sistem hukum dan peradilan di Indonesia
Alokasi Waktu : 4 JP (2 pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi, tanya jawab, penugasan dan kajian konstitusionalitas siswa dapat
mensyukuri nilai-nilai dalam sistem hukum dan peradilan di Indonesia, menunjukkan sikap disiplin, memiliki pengetahuan tentang sistem hukum dan peradilan di Indonesia serta keterampilan dalam menyajikan hasil analisis tentang sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
1.3 Mensyukuri nilai-nilai dalam sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa
1.3.1 Menunjukkan sikap positif sesuai dengan nilai-nilai dalam sistem hukum dan
peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara adil.
1.3.2 Mengembangkan sikap sadar hukum sesuai dengan nilai-nilai dalam sistem hukum
dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara adil.
2.3 Menunjukkan sikap disiplin terhadap aturan sebagai cerminan sistem hukum dan peradilan di Indonesia
2.3.1 Bersikap disiplin terhadap aturan sebagai cerminan sistem hukum dan peradilan di Indonesia
3.3 Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3.3.1 Menyebutkan sistem hukum Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
3.3.2 Mengklasifikasikan penggolongan hukum sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
3.3.3 Menjelasakan sumber dan subyek hukum sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
3.3.4 Menentukan sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
3.3.5 Menganalisis sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
4.3 Menyaji hasil penalaran tentang sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
4.3.1 Menyajikan hasil analisis sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
C. Materi Pembelajaran
·Faktual:
o sistem hukum dan peradilan di Indonesia diatur melalui Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan peraturan-peraturan lain yang terkait.
·Konseptual:
o Sistem hukum dan peradilan di Indonesia yang berazaskan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
·Prosedural:
o Mekanisme penegakkan hukum dan peradilan di Indonesia
D. Metode Pembelajaran
·Model pembelajaran kajian konstitusionalitas dengan meode diskusi, tanya jawab,
presentasi, dan penugasan
E. Media Pembelajaran
·Laptop
·LCD
·Video Pembelajaran persidangan Anggelia Sondak
F. Sumber Belajar
·................................. 2016. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas X
SMA/MA/SMK/MAK Semester 1
. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
·................................... 2013. UUD Negera Republik Indonesia Tahun 1945. Jakarta: Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
G. Langkah – Langkah Pembelajaran
a. Pertemuan Kesatu (2JP)
1. Kegiatan Pendahuluan
·Memberi salam/menyapa siswa.
·Memperhatikan kesiapan psikis dan fisik siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan memperhatikan kebersihan, kerapian, ketertiban dan kehadiran siswa.
·Memberi motivasi untuk mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan dengan menyuarakan yel-yel PPKn yang telah dibuat sebelumnya.
·Meminta salah seorang siswa sesuai dengan gilirannya untuk memimpin doa.
·Meminta semua siswa berdiri tegak dengan sikap hikmat untuk menyanyikan lagu Nasional Bagimu Negeri dipimpin oleh salah seorang siswa sesuai dengan gilirannya.
·Memberikan apersepsi dengan menanyakan “Bagaimana menurut pendapat kalian ketika menjumpai seseorang yang kena operasi lalu lintas disebabkan tidak membawa SIM dan tidak menggunakan helm saat mengendarai sepeda motor?”
·Menyampaikan tujuan pembelajaran/indikator pencapaian kompetensi.
·Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan siswa.
·Menyampaikan hal-hal yang akan dinilai dalam pembelajaran termasuk teknik dan bentuk penilaian yang akan digunakan.
2. Kegiatan Inti
·Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang anggotanya dipilih secara heterogen.
·Guru menayangkan video kasus peradilan Anggelina Sondak.
·Siswa dalam kelompok mengamati tayangan video, kemudian mengidentifikasi serta menyelaraskan kasus dalam tayangan video dengan ketentuan konstitusional yang ada, selanjutnya guru meminta siswa bekerjasama dan berdikusi tentang sistem hukum Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, penggolongan hukum sesuai dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sumber dan subyek hukum sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
·Siswa di dalam kelompok menyampaikan gagasan upaya dan niatan untuk menumbuhkan sikap positif dan sikap sadar hukum berkaitan dengan nilai-nilai dalam sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara adil berdasarkan tayangan video, dan pengalamannya mengembangkan nilai sikap sadar hukum sesuai dengan nilai-nilai dalam sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara adil.
·Siswa melaksanakan diksui kelas untuk berbagi informasi tentang hasil diskusi kelompok dalam rangka membangun sikap positif, sikap sadar hukum, dan sikap disiplin.

· Siswa membangun komitem untuk menerapkan sikap positif dan sikap sadar hukum berkaitan dengan nilai-nilai dalam sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta bersikap disiplin terhadap aturan sebagai cerminan sistem hukum dan peradilan di Indonesia
3. Kegiatan Penutup
·Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran.
·Guru mengingatkan kembali tentang komitmen yang sudah dibangun.
·Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang telah menunjukkan komitmen.
·Guru memberikan tugas:
·Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran berikutnya.
·Guru menutup pembelajaran dengan memberi salam.
b. Pertemuan Kedua (2JP)
1. Kegiatan Pendahuluan
·Memberi salam/menyapa siswa.
·Memperhatikan kesiapan psikis dan fisik siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan memperhatikan kebersihan, kerapian, ketertiban dan kehadiran siswa.
·Memberi motivasi untuk mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan dengan menyuarakan yel-yel PPKn yang telah dibuat sebelumnya.
·Meminta salah seorang siswa sesuai dengan gilirannya untuk memimpin doa.
·Meminta semua siswa berdiri tegak dengan sikap hikmat untuk menyanyikan lagu Nasional Tanah Air Indonesia dipimpin oleh salah seorang siswa sesuai dengan gilirannya.
·Memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan: “ apa yang kalian ketahui tentang sumber dan subyek hukum sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945?”
·Menyampaikan tujuan pembelajaran/indikator pencapaian kompetensi.
·Mengingatkan kembali komitmen sikap positif, sikap sadar hukum, dan sikap disiplin yang telah dibangun kegaitan pembelajaran sebelumnya
2. Kegiatan Inti
·Siswa duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya.
·Siswa dalam kelompok memberikan argumentasi untuk memberikan alasan terhadap peristiwa/kasus pelanggaran lalu lintas berdasarkan kajian konstitusionalitas (berdasarkan sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945).
·Siswa diminta menuju perpustakaan (ada yang mencari informasi dari buku referensi, internet, mas media, dll tentang sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terkait dengan kasus pelanggaran lalu lintas).
·Siswa bekerjasama dan berdiskusi dalam kelompok untuk menentukan system hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berlaku di masyarakat.
·Siswa berdiskusi untuk menganalisis sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berlaku di masyarakat.
·Setiap kelompok menyusun kesimpulan mengenai hasil kajian konstitusionalitas
(kesesuaiannya dengan ketentuan atau perundang-undangan yang berlaku)
·Setiap kelompok menyajikan hasil kajian konstitusionalitas dan memberikan argumentasi pada kasus yang dikaji untu ditanggapi oleh kelompok lain.
·Siswa berkomitmen untuk menerapkan sikap positif dan sikap sadar hukum berkaitan dengan nilai-nilai dalam sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta bersikap disiplin terhadap aturan sebagai cerminan sistem hukum dan peradilan di Indonesia.
3. Penutup
·Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran.
·Guru mengingatkan kembali tentang komitmen yang sudah dibangun.
·Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang telah menunjukkan komitmen.
·Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran berikutnya dan meminta siswa membuat “jembatan keledai” sesuai dengan strateginya masing-masing untuk meningkatkan retensi mereka terhadap materi.
·Guru menutup pembelajaran dengan memberi salam.
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
a. Teknik Penilaian Sikap (spiritual dan sosial):
·Sikap (spiritual dan sosial): Penilaian diri terhadap komitmen membangun sikap positip, sadar hukum, dan disiplin; dan Jurnal.
·Pengetahuan: tes tulis
·Keterampilan: unjuk kerja
b. Bentuk Instrumen:
·Sikap: rubrik penilaian diri dan jurnal (Lampiran 1)
·Pengetahuan: tes uraian (Lampiran 2)
·Keterampilan: rubrik unjuk kerja dari simulasi yang dilakukan oleh tiap kelompok
sesuai dengan tugas yang diberikan, yaitu:
ØKel A sikap saat mengendarai sepeda motor
ØKel B tentang amnesti pajak
ØKel C tentang IMB
ØKel D tentang AMDAL
·Penilaian Keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan siswa dalam presentasi, kemampuan bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan atau mempertahankan argumentasi kelompok, kemampuan dalam memberikan masukan/saran pada saat menyampaikan hasil telaah/analisis tentang system hukum, penggolongan hukum. (Lampiran 3)
                                                                                                      ......................, ................,2016
                                                                                                    Mengetahui Guru Mata Pelajaran,
Kepala SMA...................
............................................. ................................................
Lampiran RPP (1)
a. Rubrik Penilaian Diri terhadap sikap positif, sadar hukum, dan disiplin.
SMA : ……………………….
Mata Pelajaran : ……………………….
Materi : ……………………….
Nama Siswa : .................................







C. ALTERNATIF KETIGA
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA.................
Mata Pelajaran : Matematika (Umum)
Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : Sistem persamaan linear tiga variabel dari masalah kontekstual
Alokasi Waktu : 8 JP (2 pertemuan)
A. Kompetensi Inti/KI
Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
KI 3: Kompetensi pengetahuan: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Komptensi keterampilan: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar/KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK

Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Menyusun sistem persamaan
linear tiga variabel dari
masalah kontekstual
4.3 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan
dengan sistem persamaan
linear tiga variable
3.3.1 Menjelaskan konsep persamaan linear dan
sistem persamaan linear
3.3.2 Membedakan persamaan dan sistem
persamaan linear
3.3.3 Menjelaskan konsep sistem persamaan
linear tiga variabel (SPLTV)
3.3.4 Menentukan himpunan penyelesaian dari
sistem persamaan linear tiga variabel
3.3.5 Mengubah masalah kontekstual dari bentuk
deskripsi/bahasa verbal ke bahasa matematika yang berbentuk system persamaan linear tiga variabel.
3.3.6 Mengidentifikasi fakta atau informasi dalam
masalah kontekstual yang berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga variabel.
3.3.7 Mengembangkan model matematika bentuk
sistem persamaan linear tiga variabel dari masalah kontekstual.
4.3.1 Menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan persamaan linear tiga
variabel.


C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran discovery learning dan problem based learning, siswa dapat menyusun sistem persamaan linear tiga variabel dari masalah kontekstual dan menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga variabel serta memiliki sikap disiplin dan kerjasama.
D. Materi Pembelajaran
·Fakta:
ØPersamaan dan Sistem Persamaan Linear
·Konsep:
ØPengertian persamaan dan sstem persamaan linier
ØSistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV)
·Prosedur:
ØHimpunan penyelesaian dari sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV) meliputi
masalah kontekstual berkaitan dengan SPLTV dan model matematika dari permasalahan kontekstual terkait SPLTV.
E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
·Pertemuan Pertama Discovery learning
·Pertemuan Kedua Problem Based Learning (merujuk pada Johnson & Johnson)
F. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran
·Media/Alat dan bahan pembelajaran: Lembar Kerja, Penggaris, Papan Tulis/White Board,
LCD
G. Sumber Belajar
·.................... 2014. Buku Matematika (Umum) Kelas X. Jakarta: Kementerian dan Kebudayaan.
H. Langkah – Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama : (4JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
·Memberi salam/menyapa siswa.
·Memperhatikan kesiapan psikis dan fisik siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan memperhatikan kebersihan, kerapian, ketertiban dan kehadiran siswa.
·Memberi motivasi untuk mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan dengan memberikan kuiz matematika.
·Meminta salah seorang siswa sesuai dengan gilirannya untuk memimpin doa.
·Memberikan apersepsi dengan mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya dan berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan, di antaranya tanya jawab tentang berbagai persamaan linear dan sistem persamaan kinear dua variabel (SPLDV).
·Menyampaikan tujuan pembelajaran/indikator pencapaian kompetensi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan SPLTV.
·Menyampaikan garis besar cakupan materi SPLTV dan kegiatan yang akan dilakukan.
·Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan saat membahas materi SPLTV.
b. Kegiatan Inti

1. Stimulation (memberi stimulus)
·Guru menyajikan berbagai permasalahan dalam bentuk teks/cerita, dan tabel berkaitan dengan materi persamaan dan sistem persamaan linear, persamaan linear tiga variabel, dan himpunan penyelesaiannya melalui tayangan ppt.
o Contoh Permasalahan yang disajikan seperti berikut:


· Siswa bekerjasama dalam kelompok untuk mencermati permasalahan dalam bentuk teks/ cerita berikut: “Jumlah tiga bilangan sama dengan 45. Bilangan pertama ditambah 4 sama dengan bilangan kedua, dan bilangan ketiga dikurangi 17 sama dengan bilangan pertama. Variabel apa saja yang ada pada permasalahan diatas? Tentukan masing-masing bilangannya!” kemudian manfaat apa yang didapatkan dari pengalaman menggunakan hal tersebut untuk mengatasi permasalah dalam kehidupan sehari-hari.
2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah)
·Siswa bekerjasama dalam kelompok mengidentifikasi unsur-unsur atau variabel-variabel yang ada pada permasalahan yang disajikan pada tayangan ppt di layar LCD, kemudian diminta membuat catatan tentang temuan-temuan terkait permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, serta menentukan rumusan penyelesaian masalah yang disajikan berdasarkan data-data yang
diperoleh dari berbagai sumber.
·Guru menanyakan manfaat apa yang didapatkan dari pengalaman menggunakan penyelesaian tersebut untuk mengatasi permasalah lain dalam kehidupan sehari-hari. (berdasarkan permasalahan tersebut dapat ditanyakan; “Manakah yang merupakan bentuk persamaan dan system persamaan linear tiga variabel?”, “Mengapa merupakan bentuk persamaan dan sistem persamaan linear tiga variabel?” Berikan alasan yang mendukung
jawaban tersebut.
3. Data Collecting (mengumpulkan data)
·Siswa bekerjasama dalam kelompok dan berbagi tugas untuk mencari informasi/data pendukung guna memperkuat rumusan penyelesaian masalah yang telah kembangkan dari berbagai sumber.
·Siswa bekerjasama dalam kelompok mengkategorikan data yang telah terkumpul ke dalam ide model matematika yang akan digunakan untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan yang sedang dikaji atau permasalahan kontekstual lainnya dalam kehidupan sehari-hari.
·Guru meminta siswa menggali kembali pemahamannya yang berkaitan dengan metode penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel yang pernah dipelajari dipertemuan sebelumnya agar dapat menentukan himpunan penyelesaian dari permasalahan yang sedang dikaji.
4. Data Processing (mengolah data)
·Siswa berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan masalah yang disajikan guru dengan menggunakan ide model matematikan yang telah dikelompokkan sebelumnya, dan menggunakan ide-ide model matematika tersebut untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang disajikan atau masalah kontekstual lainnya dalam kehidupan sehari-hari.
5. Verification (memverifikasi)
·Siswa bekerjasama dengan anggota kelompoknya melakukan verifikasi, menafsirkan dan mengevaluasi penyelesaian masalah dengan menggunakan berbagai ide model matematika (dengan mensubstitusikan nilai variabelvariabel yang telah diketahui ke dalam sistem persamaan, dan membuat kesimpulan sementara).
·Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, dan membandingkan dengan hasil diskusi antar kelompok.
6. Generalization (menyimpulkan)
·Siswa dengan bimbingan Guru membuat kesimpulan berkaitan dengan materi sistem persamaan linear tiga variabel dan menentukan himpunan penyelesaiannya berdasarkan hasil rangkuman dari kesimpulan pada saat diskusi kelas.
c. Kegiatan Penutup
·Guru memfasilitasi dalam menemukan kesimpulan tentang konsep SPLTV dan penerapannya dalam permasalahan kontekstual dari pembelajaran yang dilakukan melalui reviu indikator yang hendak dicapai pada hari itu.
·Guru melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat ketercapaian indikator.
·Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang telah menunjukkan sikap disiplin dan kerjasama.
·Guru meminta beberapa siswa untuk mengungkapkan manfaat mengetahui konsep SPLTV.
·Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran berikutnya.
·Guru menutup pembelajaran dengan memberi salam.
2. Pertemuan Kedua: (4 JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
·Memberi salam/menyapa siswa.
·Memperhatikan kesiapan psikis dan fisik siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan memperhatikan kebersihan, kerapian, ketertiban dan kehadiran siswa.
·Memberi motivasi untuk mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan dengan memberikan kuiz matematika lanjutan pertemuan pertama, dan
menyampaikan agar tetap komitmen pada sikap disiplin dan kerjasama
seperti yang telah terbangun
pada pertemuan pertama.
·Meminta salah seorang siswa sesuai dengan gilirannya untuk memimpin doa.
·Memberikan apersepsi dengan memberikan tanya jawab tentang system persamaan linear dua variabel (SPLDV) serta metode yang dapat digunakan untuk menemukan himpunan penyelesaiannya.
·Menyampaikan tujuan pembelajaran/indikator pencapaian kompetensi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan SPLTV.
·Menyampaikan garis besar cakupan materi SPLTV dan kegiatan yang akan dilakukan sebagai kelanjutan dari pertemuan pertama.
·Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan saat membahas materi pertemuan kedua.
b. Kegiatan Inti
1. Merumuskan masalah/Mendefinisikan Masalah
·Siswa duduk dalam kelompok mengamati tayangan di LCD mengenai permasalahan kontekstual yang berkaitan dengan materi penerapan system persamaan linear tiga variabel yang ada di daerah pulau Bali, Tapanuli, dan Danau Toba, yaitu (1) pembuatan ukiran patung yang dijadikan sebagai souvenir oleh para wisatawan manca Negara yang datang ke Bali, (2)
permasalahan mata pencaharian rakyat Tapanuli sebagai petani padi dan palawija, (3) karyawan di daerah wisata Danau Toba yang didominasi oleh perkebunan sawit, karet, dan coklat, serta sebagai pedagang.


Berdasarkan permasalahan 1 dan 2 siswa diminta bekerjasama dalam kelompok menemukan inti permasalahan kemudian disusun dalam bentuk rumusan masalah (adanya rumusan masalah akan memudahkan siswa mencari alternatif penyelesaian masalah dengan aplikasi materi SPLTV).
2. Mendiagnosis Masalah
·Siswa bekerjasama dalam kelompok menelaah rumusan masalah yang telah disusun, kemudian dikaitkan dengan hasil pemahamannya terhadap materi sistem persamaan linear tiga variabel dan menemukan variabelvariabel yang terdapat pada permasalahan yang akan diubah ke dalam model-model matematika.
3. Merumuskan Alternatif Strategi
·Siswa di setiap kelompok berbagi tugas mencari berbagai alternatif model matematika berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga variabel yang mendukung penyelesaian masalah yang disajikan guru atau masalah kontekstual lain dalam kehidupan sehari-hari.
·Siswa berdiskusi dalam kelompok menentukan alternatif strategi yang tepat sesuai dengan jenis permasalahan yang akan diselesaikan.
·Guru mendorong siswa menggunakan ide model-model matematika untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang disajikan, dan berlatih menyelesaikan soal-soal yang terkait permasalahan kontekstual dengan menggunakan aplikasi sistem persamaan linear tiga variabel.
4. Menentukan dan Menerapkan Strategi Pilihan
·Siswa bekerjasama dalam kelompok melakukan analisis terhadap beberapa permasalahan yang melibatkan sistem persamaan linear tiga variabel.
·Siswa dalam kelompok menerapkan strategi yang tepat (telah ditelaah sebelumnya) untuk menyelesaikan masalah yang disajikan guru maupun masalah kontekstual dalam kehidupan sehari-hari (strategi yang dipilih sesuai dengan jenis permasalahan).
5. Melakukan Evaluasi
·Siswa bekerjasama dalam kelompok mengevaluasi penyelesaian masalah yang telah dilaksanakan, mensubstitusikan nilai variabel-variabel yang telah diketahui ke dalam sistem persamaan linier tiga variabel.
·Guru membantu siswa mengecek kembali tentang penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan dalam menyelesaikan masalah menggunakan ide model-model matematika.
·Siswa diminta menuliskan kesimpulan tentang hasil kegiatannya dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual menggunakan ide model-model matematika sebagai aplikasi dari materi SPLTV, termasuk konsep tentang sistem persamaan linear tiga variabel (SPLTV), strategi membuat model matematika dari permasalahan kontekstual berkaitan dengan SPLTV,
langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menentukan himpunan penyelesaian dari SPLTV, dan strategi menyelesaikan permasalahan kontekstual berkaitan dengan SPLTV dengan cara-cara yang mereka temukan sendiri (ini merupakan salah satu cara/strategi melatihkan keterampilan metakognitif siswa).
c. Kegiatan Penutup
·Guru memfasilitasi dalam menemukan kesimpulan tentang konsep SPLTV dan
penerapannya dalam permasalahan kontekstual dari pembelajaran yang dilakukan melalui reviu indikator yang hendak dicapai pada pertemuan ini.
·Guru melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat ketercapaian indikator.
·Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang telah menunjukkan peningkatan sikap disiplin dan bekerjasama.
·Guru meminta beberapa siswa untuk mengungkapkan manfaat mengetahui konsep SPLTV.
·Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran berikutnya dan meminta siswa membuat “jembatan keledai” sesuai dengan strateginya masing-masing untuk meningkatkan retensi mereka terhadap materi.
·Guru menutup pembelajaran dengan memberi salam.
I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran
a. Teknik Penilaian:
1. Sikap : Observasi dan jurnal
2. Pengetahuan : Tes Tertulis
3. Keterampilan : Unjuk Kerja
b. Bentuk Penilaian:
1. Sikap : lembar observasi sikap disiplin dan kerjasama (Lampiran 1)
2. Pengetahuan : soal esai (Lampiran 2)
3. Keterampilan : rubrik presentasi (Lampiran 3)
c. Remedial
1. Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang capaian KD nya belum tuntas
2. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
d. Pengayaan
·Bagi siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan sebagai berikut:
ØSiwa yang mencapai nilai n(ketuntasan) <n <n(maksimum) diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
ØSiwa yang mencapai nilai n > n(maksimum) diberikan materi melebihi cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
                                                                                     ……………….., …………………. 2016
Mengetahui
Kepala SMA ............................,                                                           Guru Mata Pelajaran,
...............................................                                                               ..........................................

Lampiran RPP (1) Lembar observasi sikap disiplin dan kerjasama









sumber : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 2017. Model Pengembangan RPP.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah