Sabtu, 08 Juli 2017

Perbedaan Jamu dan Obat dalam Pembahasan Bahasa Indonesia

Perbedaan Jamu dan Obat


Jamu itu obat, obat itu jamu. Tapi tidak selamanya begitu. Ada perbedaan antara obat dan jamu. Jamu identik dengan ramuan sementara obat identik dengan bahan penyembuh dari bahan kimia.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada perbedaan yang sangat mencolok antara jamu dan obat.

Ja.mu n obat yang dibuat dari akar-akaran, daun-daunan, dan sebagainya.


Obat n
1 Far bahan untuk mengurangi, menghilangkan penyakit, atau menyembuhkan seseorang dari penyakit: daun ketepeng sering dibuat -- pencahar;

Arti kata obat yang pertama ini berkaitan dengan kata jamu yaitu ‘sesuatu yang bisa menyembuhkan’.

2 Kim bahan kimia (untuk pelbagai keperluan): hendak mencuci potret, tetapi tidak ada -- nya;

Dalam arti yang kedua ini, kata obat bukan berarti yang menyembuhkan, tetapi bahan kimia yang digunakan untuk. Misalnya, obat nyamuk, yang dimaksud adalah bahan kimia yang diguanakan untuk mengusir nyamuk.

3 ki mesiu; peluru: membuang -- , menembak ke atas (hanya untuk menakut-nakuti dan sebagainya);

Arti kata obat yang ketiga ini adalah arti kiasan. Hal ini berkaitan pula dengan ucapan, membuat obat petasan, yang dimaksud adalah bahan peledaknya. Sebagian orang menyebut mesiu dan bahan peledak sebagi obat mercon.

4 ki guna-guna: dia jadi penurut seperti orang kena --;-- jauh penyakit hampir, pb dalam kesusahan sukar mendapatkan pertolongan; berada dalam kesukaran;

Arti yang keempat dari kata obat ini juga berkaitan dengan kiasan. Meskipun sudah jarang digunakan oleh masyarakat. Lebih banyak menggunakan kata guna-guna daripada obat.

Di sebagian wilayah di Jember (khususnya di daerah selatan) yang dimaksud obat adalah bahan kimia untuk keperluan pertanian. Misalnya ada kalimat: sudah habis banyak obat, tanamannya tetap jelek.

Yang dimaksud adalah obat anti-hama. Mungkin artinya mirip dengan obat nyamuk. Di sebagian wilayah Jember yang lain (kecamatan Ajung misalnya, tanah tumpah darah penulis blog ini) obat anti-hama tidak disebut obat melainkan racun.

Dari penjelasan di atas, tampak perbedaan antara kata obat dan kata jamu. Jamu identik dengan bahan alami bukan bahan  kimia sementara obat selalu berkaitan dengan bahan kimia.

Akan tetapi, dalam penggunannya ada pula yang dimaksud dengan obat herbal, obat tradisional ini adalah sinonim jamu.

Salah satu lagu yang menggunakan kata jamu dalam liriknya adalah:

Suwe ora jamu
Jamu godong telo
Suwe ora ketemu
Temu pisan gawe gelo

Meskipun dalam lirik di atas kata jamu menjadi sampiran dari parikan, tetapi ada informasi bahwa jamu itu terbuat dari daun (godong) yaitu jamu godong telo (jamu daun ubi).

Salah satu lagu yang menggunakan kata obat antara lain:

Kami kuat kami hebat
Kami sehat tanpa obat
Ayo semangat

(lirik lagu The Changcuters)

Dalam lirik lagu di atas, ada dua arti kata obat. Yaitu obat penyembuh, sudah sehat tanpa perlu diobati. Arti yang kedua yaitu obat yang identik dengan narkoba. Karena tidak memakai obat (narkoba) maka kami sehat, hebat, dan kuat.

Sementara itu, dalam penjelasan di Wikipedia, arti kata jamu lebih luas. Jamu adalah sebutan obat tradisional Indonesia (bukan hanya jawa) yang juga dikenal dengan herba atau herbal (obat herbal).

Masih dalam keterangan wikipedia berbahasa Indonesia, jamu terbuat dari bahan alami dari bagian tumbuhan baik akar-akaran (rimpang) seperti jahe, kunyit, kencur, daun-daunan, kulit batang, dan buah. Termasuk juga di dalamnya adalah biji juga bisa menjadi bahan jamu. Bahkan ada pula jamu yang terbuat dari bagian binatang. Misalnya empedu kambing atau sapi. Empedu ular. Dan tangkur buaya serta kuning telur.

Baik yang terbuat dari tumbuhan atau binatang, pada dasarnya jamu adalah obat yang terbuat dari bahan alami tanpa melalui pabrik farmasi.

Sementara kata obat dalam wikipedia dijelaskan sebagai bahan atau zat yang berguna untuk mengurangi rasa sakit dan menyembuhkan dari penyakit, atau menghilangkan penyakit.

Dalam arti yang luas, obat tidak harus berbentuk bahan kimia. Misalnya dalam kalimat: cucunya adalah obat kesepiannya. Jadi, kata obat dalam kalimat tersebut tidak berarti bahan kimia, tetapi sesuatu yang menghilangkan. Yang dihilangkan adalah rasa kesepian.

Kata jamu dan obat meskipun memiliki kemiripan arti, tidak berarti saling sulih (saling menggantikan) sepenuhnya. Misalnya dalam kalimat di atas:

Cucunya menjadi obat kesepian.

Kata obat tidak bisa digantin jamu.

Cucunya menjadi jamu kesepian.** ini kalimat taksa.

Dalam pemakaian di masyarakat, kata jamu identik dengan obat yang diminum. Sementara obat belum tentu diminum. Misalnya, jika ada luka maka disebut diobati meskipun mengobatinya dengan ramuan tradisional.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui perbedaan-perbedaan antara jamu dan obat yaitu:

Jamu terbuat dari bahan alami (bagian tumbuhan atau binatang), obat terbuat dari bahan kimia.

Jamu identik dengan cara penggunaan yang diminum, sementara obat bisa diminum bisa digunakan melalui cara lain, misalnya obat luka.

Apakah rasa hausmu akan pengetahuan tentang jamu dan obat sudah terobati? Ingat ya terobati, bukan terjamui.


Salam Pustamun J

Makna Syahadatain Bukan Sekadar Janji Juga Konsekuensi

Makna Syahadatain Bukan Sekadar Janji Juga Konsekuensi

Sebelum menjelaskan makna syahadatain, perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan syahadatain dan syahadat adalah satu hal yang sama. Syahadatain adalah bentuk muannats dari syahadat. Penambahan –ain ( ين) memiliki arti dua. Jadi yang dimaksud dengan syahadatain adalah dua kalimat syahadat.


Mengapa dua, karena memang ada dua kesaksian dan pengakuan. Perhatikan lafal syahadat berikut ini.

Lafaz syahadat dalam bahasa Arab:

اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ الله وَاَشْهَدُ اَنّ مُحَمَّدَ الرَّسُوْلُ الله

Transliterasi:

Asyhadu an laa ilaaha illallah. Wa asyhadu anna muhammadan rasulullah

Transliterasi lafal syahadat dengan penyesuaian car abaca:

Asyhadu alla ilaaha illallah. Waasyhadu anna muhammadarrasulullah.

Perbedaan pembacaan ada pada an la dan muhammadar.

Adapun untuk memahamai makna syahadat secara mendalam, perlu diketahui arti per katanya. Perhatikan arti per kata kalimat syahadat berikut ini:

اَشْهَدُ asyhadu artinya ‘saya bersaksi’.

Bersaksi yang dimaksud sama halnya menyaksikan (melihat), berarti setelah melihat (dengan hati) akhirnya meyakini.

 اَنْan artinya ‘sesungguhnya’

 لاَ اِلَهَlaa ilaha artinya ‘tidak ada tuhan’

 اِلاَّ اللهillallah artinya ‘kecuali Allah’ atau ‘selain Allah’

Ini adalah kalimat syahadat yang pertama.

 وَاَشْهَدُwaasyhadu artinya ‘dan saya bersaksi)

Penggunaan ‘dan’ dalam kaidah tata bahasa Arab dimungkinkan di depan kalimat, hal ini menunjukkan bahwa kalimat tersebut masih berkaitan dengan kalimat atau pernyataan sebelumnya. Waw yang berarti ‘dan’ disebut dengan waw ataf.

 اَنّanna = an artinya ‘sesungguhnya’

Adanya variasi an atau anna dalam bahasa Arab disesuaikan dengan konteks kalimatnya, sesuai dengan kalimat (kata) yang mengikuti.

 مُحَمَّدَ muhamamdan artinya ‘nabi Muhammad’

الرَّسُوْلُ الله rasulullah artinya ‘rasul Allah’ atau ‘utusan Allah’

Jadi, jika diterjemahkan secara keseluruhan arti syahadat adalah:

Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.

Pemaknaan syahadat tidak hanya sebatas pada menerjemahkan artinya, tetapi juga harus memahami makna dan maksudnya.

Dengan mengucapkan kalimat syahadat ada makna yang sangat dalam jika memahami artinya dan meyakini dalam hati. Dengan meyakini bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, juga menyatakan bahwa Nabi Muhammad adalah utsan-Nya yang dikirim ke dunia untuk menyelematkan umat manusia, maka orang yang meyakini tersebut telah menjadi orang Islam. Telah menjadi muslim.

Dengan membaca kalimat syahadat atau syahadatain, harus ada konsekuensi yang diikuti. Syahadat adalah rukun Islam yang pertama, maksudnya orang baru disebut Islam jika bersyahadat, kemudian setelah syahadat harus mengikuti aturan yang lain, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Tuhan.

Syahadat menjadi rangkaian yang tidak terpisahkan dari rukun Islam yang lain yaitu salat, puasa, zakat, haji.

Dengan memahami makna syahadat, kita berharap kita bisa menjadi muslim yang baik.

Arti Kata Desentralisasi dan Otonomi Daerah | Penjelasan Singkat dan Lengkap

Arti Kata Desentralisasi dan Otonomi Daerah | Penjelasan Singkat dan Lengkap


Istilah Desentralisasi mencuat seiring tumbangnya Orde Baru. Selama Orde Baru, sistem ekonomi, politik, dan pemerintahan Indonesia adalah sistem terpusat. Keterpusatan segala hal di Indonesia mengakibatkan daerah tidak bisa membangun dengan cepat. Maka dari itu muncul wacana untuk desentralisasi kebijakan. Wujud dari desentralisasi inilah yang kemudian masing-masing daerah memiliki otonomi untuk mengatur wilayahnya.


Arti Desentralisasi dalam Sudut Pandang Bahasa

Desentralisasi merupakan istilah bahasa Indonesia yang diserap dari istilah asing (Inggris). Desentralisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa terdapat pada halaman 319 dengan penjelasan maknanya sebagai berikut:

De.sen.tra.li.sa.si: n 1 Sistem pemerintahan yang lebih banyak memberikan kekuasaan kepada pemerintah daerah; 2 penyeerahan sebagian wewenang pimpiinan kepada bawahan (atau pusat kepada cabang dsb.)

Berdasarkan arti akar katanya, desentralisasi berasal dari dua kata yaitu de- dan sentralisasi. Kata de dalam istilah asing berkaitan dengan tidak atau bukan. Misalnya kata dekonstruksi berarti adalah lawannya konstruksi. Jika konstruksi adalah membangun maka makna atau arti dekonstruksi adalah merusak bangunan alias menghancurkan.

Begitu pula dengan desentralisasi, sentral artinya terpusat, apa-apa terserah pada pusatnya. Jika dalam sistem pemerintahan berarti semua kebijakan di daerah harus menunggu keputusan pusat. Maka makna desentralisasi adalah tidak lagi terpusat, sehingga daerah memiliki wewenang.

Kewenangan yang dimiliki oleh daerah itulah yang disebut dengan Otonomi Daerah. Otonomi daerah – juga biasa disingkat otoda- adalah kewenangan pemerintah untuk mengambil kebijakan berkaitan dengan wilayahnya.

Arti Otonomi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ada dua kata yang berkaitan dengan otonomi dalam KBBI, yaitu otonom dan otonomi.

Oto.nom a 1 berdisi sendiri; dengan pemerintahan sendiri; 2 kelompok sosial yang memiliki hak dan kekuasaan menetukan arah tindakannya sendiri.

Oto.no.mi n Pol pemerintahan sendiri.

Jadi, arti otonomi adalah memiliki pemerintahan sendiri. Ada frasa otomoni daerah dalam KBBI, (lihat KBBI halaman 992).

Otonomi Daerah: hak, wewenang, dan kewakban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Arti otonomi daerah dibatasi oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Karena dalam otonomi daerah tidak segala yang ada di daerah menjadi kewenangan daerah. Ada hal yang harus ditetapkan oleh pemerintah pusat, misalnya contoh yang paling sederhana adalah kebijakan tentang pendidikan. Daerah berwenang mengatur kebijakan-kebijakan yang bersifat daerah, tetapi kebijakan pendidikan tetap secara terpusat.

Apa bedanya istilah otonomi daerah dan daerah otonom. Meskipun dibentuk oleh dua kata yang sama namun memiliki susunan yang berbeda, maka arti atau maknanya juga berbeda.

Otonomi daerah adalah sistem, sementara daerah otonom adalah penyebutan suatu wilayah yang merdeka.

Masih berkaitan dengan otonomi daerah, ada istilah otsus atau otonomi khusus. Otonomi khusus adalah istilah untuk menyebut otonomi daerah yang khsusu diberikan kepada beberapa wilayah Indonesia. Otonomi khusus diterapkan di Papua dan Aceh. Kedua wilayah ini diberikan otonomi khusus karena latar belakang politik dan keamanan yang berbeda dengan wilayah lainnya.

Selain daerah, seperti yang telah dijelaskan di atas ada pula badan otonom yang juga biasa disingkat banom. Istilah banom atau badan otonom biasa digunakan di organisasi yang menjadi ‘anak’ dari organisasi lain. Misalnya organisasi IPNU merupakan badan otonom organisasi induknya yaitu NU. Tetapi IPNU seperti halnya badan otonomnya yang lain, memiliki kewenangan mengatur rumah tangganya sendiri tanpa harus mengikuti aturan dan arahan dari NU. Sehingga memiliki struktur pengurus sendiri dan memiliki peraturan sendiri.

Semoga penjelasan singkat tentang otonom, otonomi, dan otonomi daerah ini bisa bermanfaat.

Jumat, 07 Juli 2017

Makna Kedaulatan Rakyat dari Sudut Bahasa Indonesia

Makna Kedaulatan Rakyat Indonesia


Kata kedaulatan rakyat terdiri dari dua kata yaitu kedaulatan dan rakyat. Kata kedaulatan merupakan kata berimbuhan yang berasal dari kata dasar daulat yang mendapat imbuhan ke- -an. Sementara kata daulat adalah serapan dari bahasa Arab daulah yang semakna dan searti dengan negara atau pemerintahan.


Dilihat dari asal-usul katanya, makna kedaulatan rakyat adalah berkuasanya rakyat untuk memerintah.

Namun, makna kedaulatan rakyat tidak bisa diterapkan dan dipahami secara harfiah semata. Makna kedaulatan secara etimologis harus dipahami karena lebih pas. Makna kedaulatan rakyat secara istilah adalah: berkuasanya rakyat terhadap negaranya. Maknanya rakyatlah yang memiliki keputusan penting dalam sebuah sistem negara.

Kedaulatan rakyat di Indonesia diwujudkan dalam sistem demokrasi Pancasila. Rakyat memiliki kekuasaan tertinggi dalam memilih pemimpin, membuat undang-undang, dan mengambil keputusan tertinggi.

Tentu kedaulatan rakyat ini disusun dengan mekanisme yang memungkinkan untuk melakukan hal itu. Jika seluruh rakyat diminta untuk mengajukan pemimpin, presiden misalnya, maka tidak akan mudah dan pasti akan sangat rumit.

Maka dari itu, kedaulatan rakyat disalurkan melalui pemilu, baik pemilihan presiden maupun pemilihan wakil rakyat (anggota DPR). Presiden Indonesia sejak dulu kala dipilih oleh rakyat, berarti rakyat berdaulat. Mulai dari presiden pertama, yang memilih adalah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia), PPKI adalah representasi dari Rakyat Indonesia karena anggotanya diisi oleh para tokoh lintas latar belakang dan lintas wilayah.

Presiden kedua dan ketiga, serta keempat dipilih oleh DPR RI. DPR adalah Dewan Perwakilan Rakyat yang dipilih melalui sistem pemilu. Jadi, pada dasarnya adalah rakyat yang berdaulat.

Kemudian, presiden keenam dan ketujuh, sudah dipilih langsung oleh rakyat, ini yang dimaksud dengan demokrasi langsung. Makna kedaulatan rakyat benar-benar terasa sejak saat ini.

Dasar Negara Indonesia, Pancasila juga memuat ide kedaulatan rakyat meskipun tidak spesifik ditulis seperti itu. Makna kedaulatan rakyat terdapat pada sila keempat dalam Pancasila yaitu:

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

Sila keempat di atas berbunyi kerakyatan intinya semua dilakukan demi rakyatnya, bukan demi negaranya apalagi demi pemimpinnya. Hanya saja dalam pengambilan keputusan (kebijaksanaan) melalui musyawarah dan diwakili oleh orang yang kredibel. Itu makna sila keempat yang berkaitan dengan kedaulatan rakyat.

Meskipun pada praktikya, kedaulatan rakyat masih sebatas teori. Tidak bisa diterapkan sehingga yang sering kalah adalah rakyat kecil. Termasuk rakyat yang memilih wakil rakyat. Wakil yang acapkali tidak mendengar pemimpinnya, yaitu rakyat.

Selain melalui saluran resmi (parpol dan DPR) makna kedaulatan rakyat juga bisa disalurkan melalui saluran lain misalnya melalui surat kabar, media massa, unjuk rassa sebagai ekspresi penyampaian pendapat, atau juga bisa berkomunikasi secara langsung dengan para penguasa.


Semoga dengan lebih memahami makna kedaulatan rakyat kita bisa menjadi warga negara yang baik.

Kamis, 06 Juli 2017

Makna Sumpah Pemuda Bagi Para Pejuang Kemerdekaan Hingga Pelajar Sekarang

Sumpah Pemuda adalah Tonggak Sejarah, Mengandung Makna yang dalam Bagi Perjuangan Kemerdekaan dan Makna Inspiratif untuk Para Pelajar Kini


Sebelum menjelasakan makna Sumpah Pemuda, mari kita refleksi dulu. Coba jawab pertanyaan berikut ini: Pernah dengar ‘Sumpah Pemuda’? Masih hafal ‘Sumpah Pemuda’ dengan tepat dan akurat?


Sebelum mendalami makna sumpah pemuda, ada baiknya kita ingat dan baca kembali teks sumpah pemuda. Teks sumpah pemuda dalam tulisan ini sudah disesuaikan ejaannya ke dalam Bahasa Indonesia yang disempurnakan.

Kami putra dan putri Indonesia
Mengaku bertumpah darah yang satu
Tanah air Indonesia

Kami putra dan putri Indonesia
Mengaku berbangsa yang satu
Bangsa Indonesia

Kami putra dan putri Indonesia
Menjunjung bahasa persatuan
Bahasa Indonesia

Setelah membaca teks Sumpah Pemuda yang benar, maka bisa kita maknai. Karena selama ini, banyak di antara kita yang salah dalam memahami Sumpah Pemuda karena kesalahan naskah dan diksi (pilihan kata) yang digunakan. Khususnya yang terkahir, bisanya ‘mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia’. Kalau memang begitu maknanya bisa berubah sangat jauh.

Untuk tahap pertama, mari kita maknai Sumpah Pemuda secara tekstual, yaitu memahami makna Sumpah Pemuda berdasarkan pilihan kata dalam teks tersebut.

Makna Sumpa Pemuda Bait Pertama:

Dalam bait pertama dijelaskan bahwa, para pemuda waktu itu mengikrarkan bahwa mereka mengakui bahwa Indonesia adalah sebagai satu-satunya tanah air. Tidak ada tanah air (negara) lain yang patut dibel.

Makna Sumpah Pemuda Bait Kedua:

Para pemuda waktu itu mengikrarkan bahwa, Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku dan bangsa, mulai dari etnis Cina, Arab, India, Jawa, Kalimantan, Makasar, dan semua suku bangsa yang ada di Nusantara melebur menjadi satu sebagai sebuah bangsa yaitu Bangsa Indonesia. Bangsa yang dilekatkan oleh satu persamaan yaitu sesama manusia terjajah yang tinggal di Nusantara, tidak memedulikan warna kulit dan agama apalagi sekadar golongan.

Makna Sumpah Pemuda Bait Ketiga:

Dalam bait ketiga Sumpah Pemuda, diikrarkan bahwa mereka para pemuda kala itu mengikat diri pada satu persamaan, yaitu persamaan pemakaian satu bahasa yang sama di seluruh Nusantara. Meskipun memiliki bahasa daerah masing-masing, melebur menjadi satu yaitu sebagai penutur bahasa Indonesia.

Dalam bait ketiga ini, digunakan kata menjunjung bukan mengaku berbahasa satu. Artinya menjunjung bahasa persatuan. Hal ini menunjukkan bahwa Sumpah Pemuda memiliki makna penghargaan setinggi-tingginya terhadap bahasa pemersatu, sekaligus memiliki makna tetap mengakui eksistensi bahasa daerah. Jika menggunakan kaliamt mengaku berbahasa satu bisa dimaknai meninggalkan kearifan lokalnya.

Penggunaan kata Indonesia dalam Sumpah Pemuda pada 1928 ini juga memiliki makna yang sangat penting. Kata Indonesia adalah kata yang tabu untuk digunakan di mata para penjajah. Penjajah menyebut Hindia Belanda maknanya Daerah Hindia kekuasaan Belanda. Jadi, penggunaan satu kata saja, yaitu Indonesia memiliki makna yang sangat penting kala itu.

Makna Sumpah Pemuda dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

Sumpah Pemuda adalah tonggak bersejarah bagi Indonesia. Bagi perjuangan bangsa Indonesia yang menginginkan kemerdekaan. Jika dilihat dari rangakain peristiwa sejarah, Sumpah Pemuda menjadi momentum kedua yang menunjukkan bahwa Indonesia ini adalah satu.

Peristiwa pertama yang bermakna sangat penting bagi kesatuan Indonesia adalah lahirnya Budi Utomo yang kemudian hari kelahiran organisasi lintas suku bangsa dan golongan ini dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Ikrar Sumpah Pemuda menjadi tonggak kedua, yang memiliki makna penegasan bahwa kita semua dari sabang sampai merauke, bahkan dari bangsa yang leluhurnya juga pendatang juga merupakan bangsa Indonesia. Seperti yang telah banyak diketahui bahwa, para pejuang kemerdekaan Indonesia juga ada yang berasal dari keturunan Arab, keturunan China, bahkan keturunan Belanda.

Jadi Sumpah Pemuda memiliki makna menyatunya gerakan perjuangan Indonesia menjadi satu tujuan, yaitu merdekanya Indonesia. Jika perjuangan kemerdekaan sebelumnya sebatas pada perjuangan wilayah sendiri oleh para raja, maka setelah Sumpah Pemuda, arah perjuangan kemerdekaan Indonesia memeiliki tujuan yang pasti.

Selain daripada itu, adanya Sumpah Pemuda juga memliki makna sebagai pemersatu para tokoh, apalagi yang muda-muda bahwa mereka adalah orang Indonesia yang berhak dan wajib memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Seperti yang disampaikan oleh Asvi Warman Adam, dalam salah satu bukunya, para peserta Kongres Pemuda yang kemudian melahirkan Sumpah Pemuda ternyata banyak yang tidak lancar berbahasa Indonesia, lebih lancar berbahasa Belanda karena memang tidak pernah diajarkan di sekolah. Tetapi dengan penegasan bahwa menjunjung bahasa persatuan, maka semua pihak harus menghargai bahasa Indonesia sebagai pemersatu.

Pengikraran Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa Indonesia kemudaian diwujudkan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui ranah diplomasi. Anggota dewan rakyat (DPR-nya Hindia Belanda) yang waktu itu terdiri dari perwakilan pemerintah Hindia Belanda dan perwakilan pribum. Para anggota dewan dari pribumi berpidato menggunakan Bahasa Indonesia, padahal ini dilarang. Tetapi mereka tetap menggunakan bahasa Indonesia. Ini wujud pemaknaan sumpah pemuda dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Selanjutnya setelah memahami makna Sumpah Pemuda secara pilihan kata dan dalam kaitannya dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia, selanjutnya kita juga harus memahami makna sumpah pemuda bagi para pelajar. Pelajar yang menjadi generasi penerus bangsa. Bangsa yang tonggak berdirinya dimulai dari Budi Utomo yang dirangkai dengan peristiwa sumpah pemuda.

Makna Sumpah Pemuda Bagi Para Pelajar

Pelajar adalah generasi penerus bangsa yang harus memahami sejarahnya agar semakin cinta terhadap negaranya. Salah satu peristiwa yang bisa dan harus dijadikan teladan bagi para pemuda sekarang ini adalah peristiwa sumpah pemuda. Bukan hanya hafal teksnya saja, para pemuda saat ini harus juga memahami maknanya. Makna sumpah pemuda yang sesuai dengan konteks kekinian.

Sumpah Pemuda sebagai Inspirasi Cinta Tanah Air

Para pelajar saat ini bisa memaknai sumpah pemuda sebagai salah satu inspirasi dalam mencintai negeri ini. Dengan memaknai sumpah pemuda secara mendalam, para pelajar bahwa Indonesia ini terdiri dari banyak suku dan bahasa tetapi bisa dipersatukan dalam bendera Indonesia.

Sumpah Pemuda sebagai Inspirasi Rela Berkorban

Kerela-berkorbanan yang bisa dicontoh dari para peserta kongres pemuda yang menghasilkan ikrar sumpah pemuda adalah keberaniannya dan kecerdikannya.

Dalam kongres pemuda pada 1928, para pemuda mempertaruhkan nyawa dan karirnya. Tapi demi Indonesia hal itu tetap mereka lakukan.

Kecerdasan yang terkandung dalam teks Sumpah Pemuda maupun proses yang mengiri penyusunannya juga patut dicontoh. Mereka, para pemuda saat itu bisa menyiasati aturan yang ketat dari pemerintah Hindia Belanda yang melarang usaha merongrng pemerintahan.

Kecerdikannya juga tampak dengan penggunaan biola sebagai pelantun Indonesia. Pengunaan Biola saat sumpah pemuda untuk mengecoh pemerintah hindia Belanda. Dalam lirik lagu Indonesia Raya terdapat kata merdeka yang berulang-ulang. Sehingg, jika itu dinyanyikan dengan syairnya maka dipastikan akan ditangkap oleh polisi Belanda yang sedang berjaga.


Demikain penjelasan singkat tentang makna sumpah pemuda. Baik makna sumpah pemuda bagi perjuangan kemerdekaan, maupun makna sumpah pemuda bagi para remaja dan pelajar.

Contoh Kata Pengantar untuk Karya Ilmiah (Hasil Penelitian, Buku, Skripsi)

Pengertian Kata Pengantar

Kata pengantar secara harfiah terdiri dari dua kata yaitu kata dan pengantar. Kata yang digunakan dalam frasa kata pengantar bukan arti kata yang dibatasi ‘satuan bahasa terkecil yang mememiliki makna, malainkah kata yang bersinonim dengan ‘ucapan’.

Sementara pengantar berasal dari kata dasar antar. Pengantar berarti sesuatu yang mengantarkan. Maka, kata pengantar adalah kata yang berupa ucapan (kalimat-wacana) yang terdapat di bagian awal sebuah karya ilmiah (baik proposal, laporan, maupun karya penelitian) yang digunakan sebagai gambaran umum secara singkat hasil sebuah karya tersebut.


Kata pengantar dalam beberapa karya ilmiah lain juga disebut dengan prakata. Sebenarnya arti kata pengantar dan prakata sama saja. Isinya juga sama. Selain berisi gambaran umum dan sejarah penyusunan karya ilmiah atau laporan juga berisi ucapan terima kasih serta permohonan maaf juga berisi harapan.

Intinya, kata pengantar adalah ucapan dan gambaran singkat yang bisa mengantarkan pembaca buku (karya ilmiah) sehingga alur berpikir dan logika berpikir pembaca sesuai dengan logika berpikir penulis (penyusun) buku karya ilmiah tesebut.

Bagian-Bagian Kata Pengantar

Bagian-bagian (strukur) kata pengantar yang dibahas di sini adalah kata kata pengantar untuk karya ilmiah:

1. Latar belakang penyusunan karya ilmiah.
Berisi penjelasan tentang sejarah dan alasan penyusunan karya ilmiah.

2. Ucapan terima kasih.
Berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan karya ilmiah. Jika karya ilmiah skripsi, pembimbing dan penguji juga disebutkan jasanya di bagian ini.

3. Permohonan maaf.
Permohonan maaf dalam kata pengantar sebuah karya ilmiah sering bertentangan dengan kaidah ilmiah.

Contoh permohonan maaf dalam kata pengantar yang salah:

Kami sadar betul bahwa masih ada banyak kekurangan dalam karya ilmiah ini. Maka dari itu kami mohon pembaca sudi memberikan masukan.

Kalimat di atas menyebutkan bahwa sadar ada banyak kesalahan, tetapi kenapa diterbitkan atau dipublikasikan. Seharusnya kalimat tersebut diberi pengantar awal kalimat:

Karya ilmiah ini disusun dengan usaha yang maksimal dan penuh ketelitian, namun jika masih ada banyak kekurangan di dalamnya kami harap pembaca bisa memberikan masukan.

4. Harapan

Harapan dalam kata pengantar biasanya berupa keinginan agar karya yang disusun memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan.

5. Titimangsa (Tempat, Waktu Penulisan, dan Penulis/Penyusun Kata Pengantar)


Dalam kata penantar biasanya juga ada peribahasa dan perumpamaan. Perumpamaan yang paling sering digunakan dalam sebuah kata pengantar adalah:

Tak ada gading yang tak retak

Yang artinya tidak segala sesuatu yang benar-benar sempurna tanpa cacat.

Contoh Kata Pengantar

Sebagai contoh, dalam artikel ini ditampilkan contoh kata pengantar (prakata) yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Ketiga; Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia; Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Ketiga karya ilmiah ini dipilih karena sebagai acuan standar yang disusun oleh para ahli bahasa sehingga diharapkan menjadi contoh yang benar.

Contoh Kata Pengantar Buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

(Disalin sepenuhnya dari: Alwi, Hasan et.al.  2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Cetakan Kedepalan. Jakarta: Balai Pustaka)

PRAKATA UNTUK EDISI KETIGA

Buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBI) mula-mula dihimpun dan diterbitkan sebagai edisi pertama pada tahun 1988 untuk menyongsong Kongers Bahasa Indonesia V yang diselenggarakan pada tanggal 28 Oktober – 2 November 1988. Edisi pertama suatau tata bahasa baku tentu tidak diharapkan telah sempurna-bahkan diperkirakan bahwa untuk edisi-edisi selanjutnya pun pasti akan ada perbaikan dan penyempurnaan. Karena itulah dalam Kongres V tersebut diputuskan agar TBBI dikembangkan dan disempurnakan.

Suatu tim kecil yang anggotanya (menurut abjad) terdiri atas Dr. Hasan Alwi (Pusat Bahasa). Prof. Soenjono Dardjowidjojo, Ph.D. (Unika Atma Jaya), Dr. Hans Lapoliwa, P.Phil (Pusat Bahasa), dan Prof. Dr. Anton M. Moeliono (Universitas Indonesia) dibentuk dan ditugasi untuk merevisi TBBI edisi pertama itu. Hasil tim itu adalh buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, edisi kedua. Edisi itu  diterbitkan dalam jumlah yang terbatas dan diperuntukkan khusus bagi para peserta Kongres Bahasa Indonesia VI yang diselenggarakan pada tanggal 28 Oktober – 2 November 1993. Dengan demikian, edisi kedua itu tidak sempat masuk pasar buku.

Dalam Kongres VI juga disarankan agar TBBI edisi kedua dikembangkan. Tim kecil tersebut di atas melanjutkan tugasnya dan hasilnya adalah Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, edisi ketiga ini. Dalam usaha untuk memperbaiki, mengembangkan, dan menyempurnakan TBBI ini, tim itu mencari masukan dari pelbagai ahli, baik ahli bahasa maupun pakar pengguna bahasa. Salah satu upaya tim itu untuk memperoleh asukan yang diperlukan perbaikan itu adalah pemanfaatan Pertemuan Linguistik Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Unika Atma Jaya (PELBBA) 1997. Pada PELBBA itu, Prof. Dr. Lia Yock Fang (Universitan Nasional Singapura) dan Prof. Dr. Mien A. Rifai (BPP Teknologi) diundang khusus untuk memberikan tanggapan dan kritiknya. Di samping para ahli yang hadi dalam PELBBA itu, Prof. Dr. Ir. Dali S. Naga, IKIP Jakarta, juga memberikan saran-saran yang sangat bermanfaat untuk penyusunan edisi ini.

Semula anggota tim revisi hanya bermaksud untuk melakukan perbaikan terhadap kesalahan yang ada dalam edisi kedua, tetapi dalam pertemuan berkala tim peyusun didapati bagian tertentu yang dirasakan perlu ditinjau kembali dan dikembangkan. Karena itu, edisi ini memuat beberapa perubahan yang esensial, khusunya Bab V (Adjektiva), Bab VI (Adverbia),  Bab VIII (Kata Tugas), dan Bab IX (Kalimat). Pada umumnya, perubahan itu berupa pendalaman pelbagai aspek bab itu masing-masing. Di samping itu, kada keabstrakan dalam edisi ini juga dikurangi sehingga diharapkan lebih mudah dipahami oleh pembaca awam. Walaupun demikian, hendaknya disadari bahwa untuk mencapai taraf generalisasi yang berlaku secara umum pernyataan yang abstrak acapkali tidak dapat dihindari. Untuk mengimbangi hal itu, dalam TBBI edisi ketiga ini juga ditambahkan contoh-contoh yang akan membantu pembaca memahami generalisasi yang dimaksud itu.

Edisi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan teknis dua tenaga setia Pusat Bahasa: Sugiyono, M. Hum. Dan Drs. M. Nurhanadi yang dengan tekun dan dengan tidak mengenal lelah telah mencurahkan waktu, kemapuan, dan tenaganya menyertai para penyusun mewujudkan edisi ini. Kepada mereka tim penyusun mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam.

Selain itu, edisi ini tidak dapat terbit tanpa bantua dari pihak penerbit, yaitu PT (Persero) Balai Pustaka. Untuk itu, tim penyusun menyampaikan penghargaan yang seting0-tingginya dan terima kasih atas bantuan yang diberikan, khusunya kepada Dr. Ir. Wahyudi Ruwiyanto, Direktur Utama PT (Persero) Balai Pustaka merangkap Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Ilmu bertumpu pada temuan ilmiah sebelumnya. Karena itu, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia edisi ketiga ini harus dianggap hasil dalam suatu perkembangan. Kajian serta penelitian yang lebih mendalam mengenai berbagai aspek bahasa Indonesia akan merupakan bahan yang akan dimanfaatkan dalam edisi berikutnya. Oleh karena itu, segala saran dan demi perbaikan buku ini akan disambut dengan senang hati.

Jakarta, 28 Oktober 1998

Penyusun:

Hasan Alwi
Soenjono Dardjowidjojo
Hans Lapoliwa
Anton M. Moeliono


CONTOH KATA PENGANTAR KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA EDISI KEEMPAT

(Disalin sepenuhya dari Sugono, Dendy. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat.  Jakart: Gramedia & Pusat Bahasa)

Prakata Edisi Keempat

Satu bahasa besar atau bahasa utama memiliki kamus, tata bahasa, dan uji bahasa yang standar. Kamus memuat khazanah kosakata bahasa yang dapat menjadi lambang atau indikator kemajuan peradaban masyarakat pendukungnya. Demikian pula, bahasa Indonesia memiliki kekayaan kosaskata yang memadai sebagai sarana pikir, ekspresi, dan komunikasidi berbagdai bidang kehidupan. Kosakata itu tertampung dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus yangterbit edisi pertama tahun 1988, edisi kedua tahun 1991, dan edisi ketiga tahun 2001 itu kini telah menempuh perjalanan 20 tahun. Dari edisi pertama hingga edisi ketiga terdapat perkmbangan yang signifikan, terutama dalam hal kosakata, baik umum maupun khusus. Pada edisi pertama jumlah lema yang dimuat sekitar 62.000, edisi kedua sekitar 72.000, dan edisi ketiga sekitar 78.000 dan peribahasa 2.034.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempatini mengalami peningkatan jumlah lema dan sublema yakni 90.049, yang terdiri atas lema pokok 41.250 dan sublema 48.799, serta peribahasa sebanyak 2.036, hanya menmbah dua peribahasa dkarena peribahas memang bentuk bahsa yang tidak berkembang. Penambahan lain terdapat pada lampiran “Kata dan Ungkapan Asing” serta “Kata dan Ungkapan Daerah”. Informasi jumlah penduduk di setiap provinsi sudah dimutakhirkan berdsarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2006.

Selain mengalami perkembangan dalam jumlah lema dan sublma, kamus ini mengalami perbaikan definisi atau penjelasan lema/sublemanya, termasuk penambhan makna (akibat perkembangan pemakaian bahasa), perbaikan penulisan latin untuk tumbuhan dan hewan, perubahan urutan susunan sublema, dan perbaikan isi lampiran. Semua itu dilakukan atas dasar masukan dari para pengguna kamus, baik melalui surat, pos-el (e-mai), telepon, surat kabar/majalah maupun melalui forum atau pertemuan ilmiah. Proses perbaikan definisi  dilakukan dengan pengelompokan lema yang memiliki kategori yang sama, misalnya kelompok kategori flofra, fauna, jabatan, trransportasi, dan warna, kemudian dilakukan perbaikan definisi sehingga ketaatasasan dalam pendefinisian dapt terpelihara. Setelah itu, lema-lema digabungkan lagi dan pemeriksaan dilakukan kembali dari A-Z. Adapaun pengurutan sublema yang merupakan derivasi dari lema pkok disusun berdasarkan paradigma pembentuk kata, tidak lagi diurutkan bedasrkan abjad. Dengan demikian, sublema petinjuditampilkan di bawah sublema bertinju, sedangkan peninju  di bawah meninju dan meninjukan, serta tinjuan yang merupakan hasil meninju dielatakkan di bawah pertinjuan (hasil meninju).

Penambahan lema baru dalam kamus ini diperoleh dari kosakata budaya daerah di wilayah penggunaan bahasa Indonesia. Penambahan kosakata budaya daerah itu mempunyai makna penting dalam penerbitan kamus ini karena hal itu berarti bahsa Indonesia mendapat sumbangan besar bahasa daerah, idak hanya dari daerah tertentu, tetapi dari hampir seluruh wilayah Indonesia. Kosakata itu merupakan kosakata khas yang tidak dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Inonesia sehingga kata-kata tersebut dipungut dengan jalan diserap (baik secara utuh maupaun dengan penyesuaian ejaan dan/atau lafal bahasa Indoensia).

Atas penerbitan kamusi in, saaya menyampaikan ucapan terima kasih kepadsa semua pihak yang telah turut serta berperan dalam revisi kamus ini, sejak tahap persiapan sampai dengan penerbitan Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat ini. Secara khusus saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang telah membantu dalam pengolahan data (penggabubngan kembali lema kamus ini) dan kepada PT Gramedia Pustaka Utama yang menerbitkan kamus ini. Demiian juga saya menyampaikan terima kasih kepada Dr. Marcus Susanto, Prof. Dr. Mien A. Rifai, Dr. Muhammad Zirin Jr., dan B.J. Marwoto, yang telah menyumbangkan data serta Dra. Yeyen Maryani, M. Hum. Yang telah memberi duungan perencanaan penerbitan edisi ini. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada mereka yang namanya tidak mungkin saya sebutkan satu per satu yang telah menyampaikan saran dan kritik sebagai salah satu bahan revisi kamus ini.

Peribahasa menaikkan air ke guru (melakukan pekerjaan yang sukar sekali’ sebelum ada teknologi pompa) kiranya patut diibaratkan dengan  orang menyusun kamus. Penyusunan  kamus yang komprehensif memerlukan kecermatan yang tinggi, ketekunan, dan kesabaran yang luar biasa. Penggaraan kamus ini bagai gunting makan di ujung (‘perlahan-lahan, tetapi tercapai apa yang dimaksudkan’). Pengerjaan dilakukan dengan penuh asa agar kamus ini dapat memenuhi harapan penggunanya. Namun, tak ada padi yang bernas setangkai (‘tak ada sesuatu yang sempurna’). Untuk itu, sebagi bahan pertimbangan dalam penyempurnaan kamus pada masa yang akan datang, amat diharapkan saran, tanggapan, bahkan kritik dari para pengguna kamus ini.

Semga penerbitan kamus ini dapat memberi mafaat besar bagi upaya pencerdasan bangsa menuju insan Indonesia yang cerdsas dan Kompetitif.

Jakarta, 28 Agustus 2008

Dendy Sugono
Kepala Pusat Bahasa
Selaku Pemimpin Redaksi


KATA PENGANTAR TESAURUS ALFABETIS BAHASA INDONESIA PUSAT BAHASA

(Disalin sepenuhnya dari: Sugono, Dendy. 2009. Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Mizan)

Kata Pengantar

Sejalan dengan perkembangan yang terjdai dalam kehidupan masyarakat Indonesia dari waktu ke waktu, perkembangan kosakata bahasa Indonesia menunjukkan kemajiuan yang signifkan. Perkembangan kosakata itu tampak pada pertambahan kosakata yang terekam pada terbitan kamus bahasa Indonesia. Dalama Kamus Umum Bahasa Indonesia yang terbit pada 1953 terdapat 23.000 lema. Kamus itu diolah kembali oleh Pusat Bahasa dan diterbitkan pada 1976 dengan tambahan 1.000 lema. Itu berarti, dalam waktu 23 tahun, seolah-olah perkembangan  kosakata bahasa Indonesisa hanya mencarapi 1.000 kata. Sementara itu, pada 1988 diterbitkan Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi pertama yang memuat 62.000 lema. Kamus itu memperlihatkan bahwa dalam waktu 12 tahun tlelah terjadi perkembangan 38000 kata dalam bahasa Indonesia. Dalam terbitaan edisi kedua pada 1990, kamus itu telah menambah muatan lema menjadi 72.000 lema, dan pada edisi ketiga tercatat  78.000 lema, sedangkan pada edisi keempat, kamus itu telah mengembangkan jumlah lema menjadi lebih dari 90.000 lema.

Selain terlihat pada perkembangan kata, perkembangan istilah turu memacau perkmbangan kosakata bahasa Indonesia. Melalui kerja sama degnan pakar bidang ilmu sekitar 30 tahun, kini Pusat Bahasa telah menghasikan 405.000 istilah berbagai bidang ilmu. Kalau kosa kata umum termuat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah bidang ilmu dipublikasikan dalam bentuk Glosarium Istilah Asing-Indonesia. Sekalipun masih ada sejumlah istilah yang belum termuat dalam glosariau dan kata yang belaum ada dalam kamus, jumlah kata dan istilah tersebut memperlhatkan betapa pesat perkembangan kata dan istilah bahsa Indonesia dalam dua dasawarsa terkhir.

Perkembangan kata dan istilah tersebut diikuti dengan perkembngan sinonim, hiponim, dan antonim. Kalau kamus menyajikan kata dan penjelasan makna serta contoh penggunananya, glosarium memuat daftar isitlah asing-Indoneisa, tesaurus menyediakan kata dan sinonim serta antnimya untuk membantu para pengguna bahsa dalam menemukan kata yang tepat untuk mengungkapkan ide, gagasan,pengalaman, perasaan, dan sebagainya dengan bahsa Indonesia yang tepat.  Melalui penelitan semantik bertahun-tahun, akhrnya Pusat Bahasa mengeluarkan tesauru Alfabetis Bahasa Indonesia Pusat Bahasa yang memuat sekitar 28.000 lema. Bku rujukan yang telah disipakn lebih dari sepuluh tahun ini akhirnya pada 2009 ini hadir di tengah=tengah masyarakat sebagai upaya Pusat Bahasa dalam memberikanlayanan kepada masyaakat untuk memperkaya buku rujukan dalam rangka pencerdasan anak bangsa.

Atas penerbitan Tesaurus ini, saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada para penyusun; demikain juga kepada pihak lain yang tak mungkin saya sebutkan satuper satu di sini.

Semoga Tesaururs ini memberi manfaat kepada para pelajar dan mahsiswa serta kalangan ilmuwan, sastrwan, budayawan, wartawan, penulis, penerjemah, dan kalangan praktisi lain.


Jakarta, 28 Februari 2009
Dr. Dendy Sugono

Kepala Pusat Bahasa.

SELEKSI PENERIMAAN CALON GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NON PNS  SEKOLAH INDONESIA DI LUAR NEGERI (SILN) TAHUN 2017


Berdasarkan surat nomor : 39763/A1.4/LN/2017 tanggal 4 Juli 2017 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuka seleksi penerimaan Calon Guru dan Tenaga Kependidikan Non PNS  Sekolah Indonesia di Luar Negeri (SILN) tahun 2017.

Rencana Penjadwalan :

1.      Pengumuman resmi seleksi : tanggal 5 Juli 2017

2.      Waktu pendaftaran sampai dengan 19 Juli 2017

3.      Seleksi kualifikasi calon pelamar 20 - 22 Juli 2017

4.      Pengumuman hasil kualifikasi 24 Juli 2017

5.      Pemberkasan dokumen administrasi 25 Juli - 8 Agustus 2017

6.      Pengumuman hasil seleksi Administrasi 11 Agustus 2017

7.      Seleksi uji kompetensi dan kemampuan bahasa asing Minggu pertama September 2017

8.      Pengumuman peringkat uji kompetensi minggu kedua September 2017

9.      Wawancara minggu ketiga September 2017

10.  Pengumuman final minggu ketiga September 2017

11.  Proses perizinan/ penugasan ke luar negeri Oktober 2017

12.  Pembekalan : November - Desember 2017

13.  Keberangkatan : Desember - Januari 2017








UNDUH PENGUMUMAN DI LINK BERIKUT
UNDUH FORMULIR PENDAFTARAN SELEKSI PENERIMAAN CALON GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NON PNS  SEKOLAH INDONESIA DI LUAR NEGERI (SILN) TAHUN 2017 DI LINK BERIKUT




Selasa, 04 Juli 2017

Roman Picisan itu Karya Rendahan | Penjelasn Arti dan Asal-usul Kata Picisan

Saya sempat kaget ketika menonton televisi dan ada sinetron alias sinema elektronik dengan judul Roman Picisan. Saya jadi berpikir, ini kreatornya memahami arti roman picisan atau tidak. Atau sekadar bikin judul saja. Tokoh utamanya adalah Roman. Ini apa lagi artiya. Padalah roman artinya wajah; cerita; sekam dan jenis huruf.

Sebelum dikenal sebagai judul sinetron, kata roman picisan juga dipakai oleh Ahmad Dhani sebagai judul salah satu lagu grup band Dewa 19.

Judulnya persis, Roman Picisan

Begini lirik lengkapnya
:

Tatap matamu bagai busur panah
Yang kau lepaskan ke jantung hatiku
Meski kau simpan cintamu masih
Tetap nafasku wangi hiasi suasana
Saat ku kecup manis bibirmu

Cintaku tak harus, miliki dirimu
Meski perih mengiris-iris segala janji

Aku berdansa diujung gelisah
Di iringi syahdu lembut lakumu
Kau sebar benih anggun jiwamu
Namun kau tiada...menuai buah cintaku
Yang ada hanya sekuntum rindu

Malam-malamku bagai malam seribu bintang
Yang terbentang di angkasa bila kau disini
'Tuk sekedar menemani, 'tuk melintasi wangi
Yang s'lalu tersaji di satu sisi hati...

Dari lirik lagu di atas, memang semata-mata menjelaskan tentang rasa cinta. Sudah itu saja.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ada frasa roman picisan di bawah lema roman yng ketiga. Arti Roman Picisan dalam KBBI adalah: cerita roman yang rendah mutuhnya karena hanya berisi cerita percintaan saja.

Roman Picisan pada awalnya adalah penyebutan untuk karya sastra roman yang tidak ‘berisi’. Hanya berisi kisah cinta tanpa ada muatan yang lebih bernilai. Misalnya ajaran tradisi, atau ajaran dan nilai kebangsaan sama sekali tidak muncul.

Maka, para kritikus dan pengamat sastra ketika roman (noevel) menjadi arus utama pada masa sebelum merdeka menyebut karya sastra yang tidak bernilai adalah karya sastra picisan alian cerita picisan alias roman picisan.

Ini kok malah dijadikan judul sinetron. Apakah sinetron itu tidak bermutu atau bermutu rendah.

Silahkan ditafsiri sendiri. Bagi penikmatnya pasti dianggap bagus to.

Penjelasan Arti Kata Picisan

Kata picisan berasal dari kata picis. Kata picis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terdapat pada halaman 1070. Pengertian kata picis adalah ark n uang yang bernilai sepuluh sen. Kode ark menandakan bahwa kata itu merupakan kata arkais atau yang sudah tidak atau sangat jarang dipakai lagi.

Jadi, uang yang sangat kecil. Sangat murah. Maka, untuk menyebut sastra yang sangat rendah nilainya disamakan dengan picis. Jadilah istilah picisan.

Kata picis juga digunakan oleh sebagian penutur  bahasa Jawa. Ada beberapa teman yang menggunakan kata aku gak nduwe picis. Artinya sama dengan aku gak nduwe duit atau ‘saya tidak punya uang’.

Jadi, kata picis dalam percakapan bahasa Jawa di atas artinya adalah uang.


Semoga sinetron Roman Picisan bukan sekadar roman picisan.

Arti Kata Romantis, Penggunaan dan Persamaan Katanya dalam Bahasa Indonesia

Pernah menggunakan kata ‘romantis’? Sudah paham artinya ataukah masih bertanya-tanya apakah yang dimaksud dengan romantis?Berikut penjelasan lengkap tentang kata romantis.

Kata Romantis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti:
a bersifat seperti dalam cerita roman (percintaan); bersifat mesra; dan mengasyikkan. (Lihat KBBI, 2008 halaman 1180).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai standar acuan, juga ada kata romantik. Masih di halaman yang sama, kata tersebut dirujuk ke kata romantis. Jadi, artinya sama. Hal ini sama dengan perbedaan fonem (huruf) s dan k pada fanatik – fanatis; fonetik – fonemis; romantik – romantis. Perbedaan s dan k tidak mengubah arti.


Kata romantis merupakan istilah yang menduduki kelas kata sebagai adverbia diberi kode a dalam KBBI. Adverbia adalah istilah linguistik yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif, nomina predikatif. Adverbia bisa dirangkai menjadi frasa yang diawali dengan kata sangat; lebih; tidak. Jadi, romantis bisa menjadi penjelasan. Misalnya Dia sangat romantis.

Arti romantis dalam KBBI dijelas sebagai seperti roman. Berarti kata romantis asal-usul istilahnya berasal dari kata (akar kata) roman. Sementara kata roman dalam bahasa Indonsia ada empat yaitu:

Roman yang berarti raut muka
Roman yang berarti cerita
Roman yang berarti sekam (kulit padi)
Roman yang berarti jenis huruf = Times New Roman.

Berdasarkan arti dari kata romantis, kata romantis berasal dari kata roman yang kedua, yaitu yang berarti cerita khususnya cerita tentang percintaan.

Kata lain yang masih berkaitan dengan romantis yang terdapat dalam bahasa Indonesia adalah: romanistik; romansa; romantika; romantikus; romantisme.

Berikut ini arti masing-masing kata di atas yang terdapat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia:

Romanistik n pengetahuan tentang bahasa dan kesusastraan Latin, Prancis, Spanyol, Italia, Portugis, dan Romania.

Mungkin asal kata roman dan romantis diambil dari nama negara Romania atau Rumania. Kode n pada penjelasan arti kata di atas menunjukkan bahwa kata romanistik merupakan nomina atau kata benda.

Romansa n novel atau kisah prosa lainnya yang memiliki ciri khas tindakan kepahlawanan, kehebatan, dan keromantisan dengan latar historis (sejarah) atau imajiner.

Dari penjelasan arti di atas, kata romansa juga berkaitan dengan percintaan yang membalut cerita perjuangan.

Romantika a  lika-liku atau seluk-beluk yang mengandung sedih dan gembira.

Dilihat dari artinya, romantika ini sama dengan peribahasa pahit manis kehidupan atau asam garam kehidupan.

Romantikus n 1. Penganut roman romantik; 2 pengarang cerita roman.

Jadi, yang dimaksud romantikus adalah satu orang sekaligus yaitu pengarang cerita roman yang isi romannya adalah roman percintaan.

Rmantisisme n 1 haluan kesusastraan akhir abad ke-18 yang mengutamakan perasaan, pikiran, dan tindakan spontanitas; 2 aliran dalam seni khususnya drama yang mengutamakan imajinasi, emosi, dan sentimen idealisme.


Persamaan Kata Romantis

Dilihat dari penjelasan arti romantis yang lengkap di atas, dapat diketahui bahwa kata romanti memiliki arti yang sama dengan mesra dan cinta. Jadi, sama juga dengan kata indah. Juga sama artinya dengan kata rayuan meskipun dalam beberapa batasan romantis belum tentu merayu.

Penggunaan Kata Romantis

Kata-kata romantis acap kali identik dengan percintaan. Sehingga, yang biasanya romantis adalah antara pasangan kekasih, baik yang masih bermesra-mesraan dengan pacar atau sepasang suami istri.

Pada dasarnya kata romantis juga bisa digunakan oleh keluarga, misalnya hubungan antara orang tua dengan anak. Bukankah dalam keluarga juga ada rasa saling cinta antara orang tua dan anaknya. Akan tetapi, dalam keluarga istilah yang paling sering digunakan adalah harmonis, bukannya romantis.

Berikut ini contoh kata romantis yang tidak menggombal:

Ijinkanlah aku menyapamu di pagi ini, bersama mentari yang selalu tersenyum pada dunia.

Ini adalah kata-kata romantis yang bisa diucapkan kepada pasangan ketika pagi hari.

Malam boleh datang, bintang boleh menghilang, dalam langit mendung, tetapi sayang. Tetaplah jiwamu bersamaku agar jiwaku tetap terang.

Ini adalah kata-kata romantis yang bisa diucapkan pada malam hari.

Kata-kata romantis yang biasa diucapkan Cak Rat kepada Ning Rat justru sangat aneh, begini:

Ning, tetaplah menggila bersamaku.

Menurut Cak Rat dan Ning Rat, kata-kata itu sangat romantis, sangat mesra. Menurut mereka menggila itu menjadi diri sendiri, tidak perlu malu. Misalnya tidak perlu malu ketika masih belum bisa beli barang seperti tetangga. Tidak perlu malu dengan kondisi yang masih pas-pasan. Tidak perlu malu juga ketika dianggap bodoh karena harus melakukan hal yang benar. Jadi, menurut mereka menggila adalah kondisi paling mesra di antara mereka.

Bagaimana kata-kata paling romantis menurut kalian?

Senin, 03 Juli 2017

KONSEP DAN RAGAM PEMBELAJARAN AKTIF




I. KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF
A. Pengertian Pembelajaran Aktif
Istilah pembelajaran aktif diperkenalkan oleh seorang sarjana Inggris yaitu R. W. Revans (1907-2003). Pembelajaran aktif menurut Bonwell (1991) merupakan pembelajaran yang melibarkan berpartisipasi siswa dalam proses pembelajara, di mana siswa melakukan suatu kegiatan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan tidak hanya pasif mendengarkan penjelasan guru. Selanjutnya, Weltman (2012) menyatakan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu proses belajar di mana siswa secara aktif atau berdasarkan pengalaman belajarnya terlibat aktif dalam proses belajar. Pembelajaran aktif ini berfokus pada tanggung jawab belajar siswa. Michel Prince (2004) mendefinisikan pembelajaran aktif sebagai proses belajar yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Aktif
Barnes (1989) menekankan prinsip-prinsip pembelajaran aktif, sebagai berikut.
1. Purposive: relevan antara tugas dan tujuan pembelajaran.
2. Reflective: refleksi siswa tentang makna dari apa yang dipelajari.
3. Negotiated: tujuan dan metode pembelajaran disepakati antara siswa dan guru.
4. Critical: siswa menghargai cara-cara yang berbeda untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5. Complex: siswa membandingkan tugas dengan kompleksitas yang ada dalam kehidupannya.
6. Situation-driven: kebutuhan terhadap situasi dipertimbangkan dalam rangka membangun tugas-tugas belajar.
7. Engaged : tantangan nyata tercermin dalam kegiatan yang dilakukan siswa dalam belajar.
C. Karakteristik
Karakteristik pembelajaran pada Kurikulum 2013 sebagaimana diatur dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tetang Standar Proses, guru harus merancang proses pembelajaran sejalan dengan pembelajaran aktif dengan karakteristik berikut.
1. Pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa berperan lebih aktif dalam mengembangkan cara-cara belajar mandiri untuk menumbuhkan semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
2. Guru membimbing pengalaman belajar siswa. Guru sebagai salah satu sumber belajar memberikan peluang bagi siswa agar dapat memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui usaha sendiri, dapat mengembangkan motivasi dari dalam dirinya, dan dapat mengembangkan pengalaman untuk membuat suatu karya.
3. Tujuan kegiatan pembelajaran tidak hanya untuk sekedar mengejar standar akademis namun juga untuk pencapaian kompetensi secara utuh dan seimbang.
4. Pengelolaan kegiatan pembelajaran ditekankan pada kreativitas siswa dan memperhatikan kemajuan siswa untuk menguasai kompetensi.
5. Penilaian proses pembelajaran dilakukan untuk mengukur ketercapaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa.
6. Pembelajaran tidak ditekankan pada penyampaian informasi namun mengutamakan keterlibatan siswa secara aktif baik fisik maupun mental.
7. Suasana atau kondisi pembelajaran mendukung untuk mengembangkan keterbukaan dan penghargaan terhadap semua gagasan siswa.
8. Siswa tidak hanya mendengarkan ceramah secara pasif melainkan terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran melalui aktivitas : mengamati, bertanya, diskusi, debat, membaca, membuat ringkasan, kerja kelompok, mencari informasi, observasi, melakukan penelitian, bermain peran, studi kasus, melakukan penyingkapan informasi yang belum mengemuka, menganalisis data, presentasi, membuat proyek untuk menghasilkan karya kontekstual, menyelesaikan permasalahan kontekstual dalam pembelajaran, dan sebagainya.

II. RAGAM DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKTIF
Beberapa bentuk pembelajaran aktif dapat disajikan sebagai berikut.
A. Diskusi Kelas
Diskusi kelas dapat diadakan secara langsung atau online. Diskusi kelas adalah sebuah rangkaian kegiatan pembelajaran kelompok di mana setiap kelompok mendapat tanggung jawab untuk mendiskusikan sesuai dengan tema/masalah/judul pembelajaran yang telah ditetapkan oleh guru, selanjutnya mereka akan membuat kesimpulan atau catatan kecil yang berisikan tuangan pikiran atau pendapat dari kelompok tersebut, dan itu menjadi tugas sekretaris kelompok kemudian diserahkan melalui ketua kelompoknya kepada guru yang bersangkutan.
Metode diskusi pada hakikatnya berpusat pada siswa, di mana kegiatan yang dilakukan dalam
pelaksanaan diskusi yang tidak terstruktur hingga kegiataan yang terstruktur di mana guru dapat
bertindak sebagai fasilitator.
Persoalan dan masalah-masalah yang didiskusikan sesuai dengan mata pelajaran/materi pokok. Dengan diskusi maka siswa akan bekerja keras, bekerja sama untuk memecahkan masalah dengan mengajukan pendapat atau argumentasi yang tepat.
Diskusi mendorong siswa berfikir kritis pada subyek dan menggunakan logika untuk mengevaluasi posisi mereka dengan teman lain.
Beberapa manfaat menggunakan diskusi kelas sebagai rancangan pembelajaran aktif adalah membantu siswa dalam mengeksplorasi keragaman perspektif, meningkatkan kelincahan intelektual, dan menunjukkan rasa hormat terhadap pengalaman siswa, serta mengembangkan kebiasaan pembelajaran kolaboratif.
Pembelajaran aktif juga dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan sintesis dan integrasi. Selain itu, dengan keterlibatan guru dan siswa secara aktif, memungkinkan bagi mereka lebih siap dalam belajar dan menyadari apa yang sedang terjadi di dalam kelas.
B. Pembelajaran Berfikir Berpasangan atau Berbagi/Think Pair Share
Model pembelajaran berfikir berpasangan atau berbagi (Think Pair Share/TPS) merupakan jenis pembelajaran aktif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Model pembelajaran berfikir berpasangan atau berbagi ini berkembang dari penelitian belajar koopertif. Model pembelaaran ini pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman dan koleganya di Universitas Marryland. Arends menyatakan bahwa TPS merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan dan proses yang digunakan dalam TPS dapat memberi siswa waktu yang lebih banyak untuk berfikir, untuk merespon dan saling membantu (Trianto, 2007).
Model pembelajaran TPS merupakan salah satu model pembelajaran aktif. Dengan model pembelajaran ini siswa dilatih bagaimana mengutarakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada materi/tujuan pembelajaran. TPS dirancang untuk mempengaruhi interaksi siswa. Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok-kelompok kecil.
Beberapa manfaat TPS dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi dan seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas. Selain itu, TPS juga dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan berpartisipasi dalam kelas.
Langkah-langkah Pembelajaran Think Pair Share
Penggunan TPS adalah untuk membandingkan tanya jawab kelompok secara keseluruhan. Langkah-langkah dalam strategi Think Pair Share (TPS) adalah sebagai berikut.
1. Berfikir (Thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau permasalahan yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta peserta didik menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri jawaban atau masalah. Peserta didik membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian dari berfikir.
2. Berpasangan (Pairing)
Selanjutnya guru meminta peserta didik untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan suatu msalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
3. Berbagi (Shairing)
Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan kepasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapatkan kesempatan untuk melaporkan.
C. The Learning Cell
The learning cell ini dikembangkan oleh Goldschmid dari Swiss Federal Institute of Technology di Lausanne. The learning cell merupakan salah satu teknik pembelajaran yang membantu siswa belajar dengan lebih efektif. The learning cell atau siswa berpasangan adalah suatu bentuk belajar kooperatif dalam bentuk berpasangan di mana siswa bertanya dan menjawab pertanyaan secara bergantian berdasar pada materi bacaan yang sama.
The learning cell adalah salah satu cara dari pembelajaran kelompok, khususnya kelompok kecil. Dalam pembelajaran ini siswa diatur dalam pasangan-pasangan. Salah seorang di antaranya berperan sebagai tutor, fasilitator/pelatih ataupun konsultan bagi seorang yang lain. Orang yang kedua ini berperan sebagai siswa, peserta latihan ataupun seorang yang memerlukan bantuan. Setelah selesai, maka giliran peserta kedua untuk berperan sebagai tutor, fasilitator atupun pelatih dan peserta pertama menjadi siswa ataupun peserta latihan dan seterusnya.
Langkah-langkah Teknik Pembelajaran The Learning Cell
Teknik pembelajaran the learning cell terdiri dari beberapa tahapan berikut.
1. Tahap persiapan:
a. Guru menjelaskan secara singkat teknik pembelajaran the learning cell.
b. Guru membagi siswa secara berpasangan.
c. Guru menentukan siswa yang berperan sebagai tutor
d. Siswa yang berperan sebagai tutor mempelajari, mencari dan menambah wawasan tentang materi pada sumber lain, seperti internet, buku-buku yang relevan dan lain-lain.
2. Tahap kegiatan:
a. Siswa langsung membagi diri secara berpasang-pasangan yang telah ditentukan sebelumnya.
b. Guru menjelaskan materi secara singkat.
c. Siswa tutor menjelaskan materi yang telah dia pelajari sebelumnya dari berbagai sumber.
d. Guru memantau, mengawasi dan memberikan bimbingan pada saat pembelajaran berlangsung.
e. Siswa yang lainnya menerima bimbingan, menanyakan hal-hal yang kurang dipahami kepada tutor.
f. Jika siswa dan tutor mengalami kesulitan baik secara materi maupun non materi, maka guru memberikan arahan dan bimbingan.
3. Tahap setelah kegiatan:
a. Jika masing-masing pasangan telah menyelesaikan pembahasan materi secara tuntas, guru memberikan intisari materi dan menyimpulkan materi tersebut.
b. Guru menunjuk kembali tutor, terjadi pergantian tutor (siswa yang pada awalnya sebagai tutor menjadi siswa yang dibimbing sedangkan siswa yang awalnya dibimbing berganti posisi menjadi tutor).
c. Guru kembali memberikan materi lanjutan kepada siswa.
d. Siswa yang menjadi tutor kembali melaksanakan tugasnya seperti pada bagian di atas.
e. Proses ini terus berlangsung sampai materi pelajaran selesai.
D. Short Written Exercise
Sebuah latihan tertulis singkat yang sering digunakan adalah "satu menit menulis."
Ini adalah cara yang baik untuk meninjau bahan dan memberikan umpan balik. Namun "satu menit menulis" tidak berarti siswa tidak mengambil satu menit namun siswa meringkas secara ringkat dan cepat. Siswa memiliki setidaknya 10 menit untuk bekerja pada pembelajaran ini untuk meninjau bahan, mencatat, dan mereviewnya.
E. Kelompok Belajar Kolaboratif
Penggunakan istilah kelompok belajar kolaboratif sebagai strategi pembelajaran aktif, bukan berarti pembelajaran invidual tidak dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif tidak merujuk pada jumlah siswa yang terlibat tetapi merujuk pada aktivitas siswa yang aktif dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Sebuah kelompok belajar kolaboratif adalah cara yang sukses dalam proses pembelajaran untuk kompetensi yang berbeda untuk kelas yang berbeda.
Dalam kelompok belajar kolaboratif, guru dapat menetapkan siswa dalam kelompok 3-6 orang dan mereka diberi tugas untuk bekerja bersama-sama. Pastikan bahwa siswa dalam kelompok memilih ketua kelompok dan pencatat agar kegiatan yang mereka lakukan tidak ke luar dari jalur. Dalam rangka  menciptakan partisipasi yang menarik dalam pembelajaran perlu ada pengaturan bagi semua siswa, seperti pengaturan kelompok, posisi tempat duduk (setting arrangement) yang sifatnya fleksibel. Pembelajaran lain seperti Group Investigation/GI dan Team Game Torunamen/TGT juga termasuk pembelajaran kolaboratif (Lampiran 3).
F. Pembelajaran Sinergetik (Synergetic Teaching)
Pembelajaran ini merupakan salah satu jenis pembelajaran aktif (active learning), yaitu pembelajaran yang mengajak siswa belajar secara aktif, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikannya. Pembelajaran Sinergetik adalah metode atau strategi yang menggabungkan dua cara belajar yang berbeda. Melvin L. Silberman (2009) menjelaskan Pembelajaran Sinergetik ini merupakan metode perubahan langkah yang sesungguhnya. Metode ini memungkinkan para siswa yang memiliki pengalaman yang berbeda dalam mempelajari materi yang sama untuk saling membandingkan catatan.
Langkah-Langkah Implementasi Pembelajaran Sinergetik
Menurut Hisyam Zaini, dkk (2004) adalah sebagai berikut.
1. Bagilah kelas menjadi dua bagian.
2. Kirimkan satu kelompok ke ruangan lain untuk membaca tentang topik yang diajarkan.
3. Pastikan materi bacaan itu terformat dengan baik dan mudah dibaca.
4. Selama masa ini, berikan sebuah pelajaran yang disampaikan dengan lisan, ceramah, tentang materi yang sama kepada separuh lainnya dari kelas itu.
5. Setelah selesai mintalah siswa untuk berpasangan dengan teman yang tadi menerima pelajaran dengan cara yang berbeda. Anggota kelompok satu akan mencari kawan dari anggota kelompok dua.
6. Keduanya diminta untuk meggabungkan hasil belajar yang mereka peroleh dengan cara yang berbeda tersebut.
7. Mintalah beberapa orang untuk menyampaikan hasil belajar.
8. Mereka akan menjawab pertanyaan yang anda sampaikan.
9. Beri penjelasan untuk setiap jawaban siswa yang belum jelas.
G. Kartu Sortir (Card Sort)
Bentuk Pembelajaran Kartu Sortir ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek, atau mengulangi informasi. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut.
1. Masing-masing siswa diberikan kartu indeks yang berisi materi pelajaran. Kartu indeks dibuat berpasangan berdasarkan definisi, kategori/ kelompok, misalnya kartu yang berisi tentang konsep kegunungapian (vulvalogy) dan deskripsi dari masing-masing konsep kegunungapian tersebut. Makin banyak siswa makin banyak pula pasangan kartunya.
2. Guru menunjuk salah satu peserta didik yang memegang kartu, peserta didik yang lain diminta berpasangan dengan peserta didik tersebut bila merasa kartu yang dipegangnya memiliki kesamaan definisi atau kategori.
3. Agar situasinya agak seru dapat diberikan hukuman bagi peserta didik yang melakuan kesalahan. Jenis hukuman dibuat atas kesepakatan bersama.
4. Guru dapat membuat catatan penting di papan tulis pada saat kegiatan berlangsung.
H. Writing In The Here And Now
Bentuk pembelajaran ini memberikan kesempatan siswa untuk menuliskan pengalaman belajarnya. Langkah-langkah yang dapat dilakukan guru dalam melaksnakan proses pembelajaran ini sebagai berikut.
1. Informasikan kepada peserta didik tentang pengalaman yang telah dipilih untuk tujuan penulisan deskriptif.
2. Persiapkan alat berupa kertas plano atau papan tulis yang akan digunakan untuk menuliskan deskripsi pengalaman. Bangunlah dan ciptakan suasana tenang dan nyaman. .
3. Perintahkan peserta didik menulis, saat sekarang, tentang pengalaman yang telah dipilih.
4. Berilah waktu yang cukup untuk menulis. Peserta didik seharusnya tidak merasa terburu-buru. Setelah mereka selesai ajaklah mereka untuk membacakan tentang refleksinya di sini dan sekarang.
5. Diskusikan tindakan-tindakan baru yang bisa mereka lakukan di masa depan.
I. Debat Aktif (Active Debate )
Bentuk pembelajaran debat aktif (Active Debate) merupakan bentuk pembelajaran yang secara aktif melibatkan siswa di dalam kelas bukan hanya pelaku debatnya saja.
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut.
1. Siswa mengembangkan sebuah pernyataan yang berkaitan dengan materi pelajaran.
2. Membagi kelas ke dalam dua kelompok. Satu kelompok berperan sebagai kelompok “pro” dan kelompok lain berperan  sebagai kelompok “kontra”.
3. Masing-masing kelompok menentukan para juru bicara yang bertindak sebagai pelaku debat.
Selanjutnya mempersiapkan kursi untuk para juru bicara pada kelompok yang pro dan kontra. Siswa yang lain duduk di belakang juru bicara. Memulai debat dengan para juru bicara mempresentasikan pandangan mereka. Proses ini disebut argumen pembuka.
4. Setelah mendengar argumen pembuka, siswa menghentikan debat dan kembali ke kelompok masing-masing untuk mempersiapkan argument yang menanggapi argument pembuka dari kelompok lawan. Setiap kelompok memilih juru bicara yang baru (lain).
5. Melanjutkan kembali debat. Juru bicara yang saling berhadapan diminta untuk memberikan argumen sanggahan (counter argument). Ketika debat berlangsung, peserta yang lain didorong untuk memberikan catatan yang berisi usulan argumen atau bantahan.
6. Meminta mereka untuk bersorak atau bertepuk tangan untuk masing-masing argumen dari para wakil kelompok.
7. Mengakhiri debat pada saat yang tepat. Memastikan bahwa kelas terintegrasi dengan meminta mereka duduk berdampingan dengan mereka yang berasal dari kelompok lawan mereka
8. Menyampaikan point-point penting dari debat tersebut dan menghubungkan dengan materi pelajaran.
J. Pembelajaran Model Jigsaw (Jigsaw Learning)
Bentuk pembelajaran ini merupakan bentuk pembelajaran yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut.
1. Pilihlah materi pelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian (segmen).
2. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen yang ada. Jika jumlah siswa adalah 30 orang sementara jumlah segmen ada 5, maka ada 6 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri atas 5 orang..
3. Setiap anggota kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi pelajaran yang berbeda-beda.
4. Setiap kelompok mengirimkan anggota-anggotanya ke kelompok baru sesuai dengan tugas yang harus diselesaikan untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompok awal.
5. Setelah masing-masing kelompok baru menyelesaikan tugas, masing-masing anggota kelompok kembali ke kelompok awal. Tanyakan apabila sekiranya ada persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelompok.
6. Sampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengecek pemahaman mereka terhadap materi.
K. Menilai Kelas (Assessment Search)
Bentuk pembelajaran ini dapat dilakukan dalam waktu yang cepat dan sekaligus melibatkan siswa untuk saling mengenal dan bekerjasama. Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
1. Buatlah tiga atau empat pertanyaan untuk mengetahui kondisi kelas, pertanyaan tersebut dapat berupa:
- pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran
- sikap mereka terhadap materi pelajaran
- pengalaman mereka yang ada hubungannya dengan materi pelajaran
- keterampilan yang telah mereka peroleh
- latar belakang mereka
- harapan yang ingin didapat siswa dari mata pelajaran ini
2. Tulislah pertanyaan tersebut sehingga dapat dijawab secara kongkret.
3. Bagi siswa menjadi kelompok kecil, berilah masing-masing siswa satu pertanyaan dan minta masing-masing untuk menginterview teman satu kelompok untuk mendapatkan jawaban dari mereka.
4. Pastikan bahwa setiap siswa mempunyai pertanyaan sesuai dengan bagiannya.
Dengan demikian, jika jumlah peserta didik adalah 18, yang dibagi menjadi tiga kelompok, maka akan ada 6 orang yang mempunyai pertanyaan yang sama,
5. Mintalah masing-masing kelompok untuk menyeleksi dan meringkas data dari hasil interview yang telah dilakukan,
6. Minta masing-masing kelompok untuk melaporkan hasil dari apa yang telah mereka pelajari dari temannya ke kelas.
L. Index Card Match
Index Card Match ini adalah bentuk pembelajaran yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Artinya, siswa sudah memiliki bekal pengetahuan ketika masuk kelas.
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut.
1. Buatlah potongan kertas sejumlah siswa yang ada di kelas.
2. Bagi jumlah kertas menjadi dua bagian yang sama.
3. Setengah bagian kertas ditulis pertanyaan tentang materi dan setengah bagian kertas lainnya ditulis jawaban materi.
4. Kocok kertas hingga tercampur soal dan jawaban.
5. Beri setiap siswa satu kertas dan jelaskan bahwa kertas mereka memiliki pasangannya.
6. Mintalah setiap siswa mencari pasangannya. Jika sudah menemukan, mintalah siswa membacakan secara berpasangan.
M. The Power Of Two
Bentuk pembelajaran The Power Of Two ini digunakan untuk mendorong pembelajaran kooperatif dan memperkuat arti penting serta sinergi dua orang dengan prinsip bahwa berfikir berdua lebih baik dari pada berfikir sendiri. Langkahlangkah kegiatan pembelajarannya sebagai berikut.
1. Ajukan pertanyaan satu atau lebih yang menuntut perenungan dan pemikiran.
2. Peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan tersebut secara individual.
3. Kemudian minta kepada mereka berpasangan dan saling bertukar jawaban dan membahasnya.
4. Mintalah pasangan tersebut membuat jawaban baru untuk setiap pertanyaan dan sekaligus memperbaiki jawaban individual.
5. Minta masing-masing pasangan untuk menjawab dan bandingkan jawaban setiap pasangan tersebut.
N. Bola Salju (Snowballing)
Bentuk pembelajaran ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari diskusi siswa secara bertingkat. Pembelajaran ini akan berjalan dengan baik apabila materi yang dipelajari menuntut pemikiran yang mendalam. Langkahlangkah kegiatan pembelajarannya sebagai berikut.
1. Sampaikan topik materi yang akan disampaikan.
2. Minta siswa untuk menjawab secara berpasangan.
3. Setelah pasangan tersebut mendapat jawaban, gabungkan pasangan itu dengan pasangan di sampingnya. Dengan ini terbentuk kelompok yang terdiri dari empat orang.
4. Kelompok berempat ini mengerjakan tugas yang sama dengan membandingkan jawaban masing-masing pasangan dengan pasangan lain dan mengambil sebuah kesimpulan baru.
5. Kemudian kelompok empat orang digabung dengan kelompok empat orang di sampingnya. Kelompok menjadi beranggotakan delapan orang.
6. Begitu seterusnya sesuai dengan jumlah peserta didik dan jumlah waktu yang digunakan.
7. Masing-masing kelompok diminta menyampaikan hasilnya.
O. Question Student Have
Bentuk pembelajaran Question Student Have ini digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan siswa sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Penerapan bentuk ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi siswa melalui tulisan. Hal ini sangat baik digunakan pada siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan- harapannya melalui percakapan. Langkah-langkah kegiatan pembelajarannya sebagai berikut.
1. Bagikan kartu kosong kepada setiap siswa.
2. Mintalah setiap siswa menulis beberapa pertanyaan yang mereka miliki tentang mata pelajaran atau sifat pelajaran yang sedang dipelajari.
3. Putarlah kartu tersebut searah keliling jarum jam. Ketika setiap kartu diedarkan kepada peserta berikutnya, peserta tersebut harus membacanya dan memberikan tanda cek pada kartu tersebut jika pertanyaan yang sama yang mereka ajukan.
4. Saat kartu kembali pada penulisnya, setiap peserta telah memeriksa semua pertanyaan yang diajukan oleh kelompok tersebut. Fase ini akan mengidentifikasi pertanyaan mana yang banyak dipertanyakan. Jawaban masing-masing pertanyaan tersebut dengan cara sebagai berikut.
a. Jawaban langsung atau berikan jawaban yang berani.
b. Menunda jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sampai waktu yang tepat.
c. Meluruskan pertanyaan yang tidak menunjukkan suatu pertanyaan.
d. Panggil beberapa peserta berbagi pertanyaan secara sukarela, sekalipun pertanyaan mereka tidak memperoleh suara terbanyak.
e. Kumpulkan semua kartu. Kartu tersebut mungkin berisi pertanyaanpertanyaan yang mungkin dijawab pada pertemuan berikutnya.
P. Resume Kelompok
Bentuk pembelajaran Resume Kelompok menggambarkan sebuah prestasi, kecakapan dan pencapaian individual. Resume Kelompok merupakan bentuk pembelajaran yang menyenangkan untuk membantu para siswa lebih mengenal atau melakukan kegiatan membangun team dari sebuah kelompok yang para anggotanya telah mengenal satu sama lain.

Langkah-langkah kegiatannya sebagai berikut.
1. Bagilah peserta didik ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari sekitar 3 sampai 6 anggota setiap kelompok,
2. Beritahukan kepada peserta didik di dalam kelas itu bahwa kelas tersebut berisi
sebuah kesatuan bakat dan pengalaman yang sangat hebat,
3. Sarankan bahwa salah satu cara untuk mengenal dan menyampaikan sumber mata pelajaran adalah dengan membuat resume kelompok.
4. Berikan kepada setiap kelompok cetakan berita dan penilai untuk menunjukkan resume mereka.
5. Ajaklah masing-masing kelompok untuk menyampaikan resumenya. Resume akan memasukkan beberapa informasi yang bisa “menjual” kelompok tersebut secara keseluruhan. Data yang disertakan bisa berupa berikut.
a. Latar belakang pendidikan, sekolah-sekolah yang dimasuki.
b. Pengetahuan tentang isi pelajaran.
c. Pengalaman kerja.
d. Posisi yang pernah dipegang/keterampilan-keterampilan.
e. Hobby, bakat, perjalanan, keluarga.
f. Prestasi-prestasi.
Q. Point Counter Point
Bentuk pembelajaran Point-Counter Point ini sangat baik digunakan untuk melibatkan siswa dalam mendiskusikan isu-isu kompleks secara mendalam. Strategi ini mirip dengan debat, hanya saja dikemas dalam suasana yang tidak terlalu formal.
Langkah-langkah kegiatannya sebagai berikut.
1. Pilihlah isu yang mempunyai beberapa perspektif.
2. Bagilah siswa ke dalam kelompok-kelompok sesuai dengan jumlah perspektif yang telah ditentukan.
3. Minta masing-masing perwakilan anggota kelompok untuk menyiapkan argumen-argumen sesuai dengan pandangan-pandangan kelompok yang diwakilinya.
4. Mulailah debat dengan mempersilahkan kelompok mana saja yang akan memulai
5. Setelah salah seorang siswa menyampaikan satu argumen sesuai dengan pandangan kelompoknya mintalah bantahan, tanggapan atau koreksi dari kelompok yang lain perihal isu yang sama.
6. Lanjutkan proses ini hingga waktu yang memungkinkan.
7. Rangkum debat yang baru saja dilaksanakan dengan menggarisbawahi atau apabila memungkinkan mencari titik temu dari argumen-argumen yang muncul.
R. Listening Teams
Bentuk pembelajaran Listening Teams ini membantu siswa untuk tetap konsentrasi dan focus dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah. Bentuk pembelajaran ini bertujuan membentuk kelompok-kelompok yang mempunyai tugas atau tanggungjawab tertentu berkaitan dengan materi pelajaran. Langkahlangkah kegiatannya sebagai berikut:
1. Bagilah siswa menjadi empat kelompok, masing-masing kelompok mendapat salah salah satu dari tugas-tugas berikut.
a. Penanya: bertugas membuat minimal dua pertanyaan berkaitan dengan materi pelajaran yang baru saja disampaikan.
b. Pendukung: bertugas mencari ide-ide yang disetujui atau dipandang berguna dari materi pelajaran yang baru saja disampaikan.
c. Penentang: bertugas mencari ide-ide yang tidak disetujui atau dipandang tidak berguna dari materi pelajaran yang baru saja disampaikan dengan memberikan alasan atas jawabannya.
d. Pemberi contoh: bertugas memberi contoh spesifik atau penerapan dari materi pelajaran yang baru saja disampaikan dengan memberikan alasan. Sampaikan materi pelajaran dengan metode ceramah. Setelah selesai, beri kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk menyelesaikan tugas mereka.
2. Minta masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil dari tugas mereka.
S. Lightening The Learning Climate
Bentuk pembelajaran Lightening The Leraning Climate sangat memungkinkan suatu kelas dapat dengan cepat menemukan susasana belajar yang rileks, informal, dan tidak menakutkan dengan meminta siswa untuk membuat humor-humor kreatif yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Meskipun kegiatan pembelajaran dengan bentuk ini sangatlah informal, akan tetapi pada waktu yang sama dapat mengajak siswa untuk berfikir. Langkah-langkah kegiatannya sebagai berikut.
1. Jelaskan kepada siswa bahwa kegiatan pembelajaran akan dimulai dengan aktivitas pembuka yang menyenangkan sebelum masuk pada materi pelajaran yang lebih serius.
2. Bagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil. Beri masing-masing kelompok satu tugas untuk membuat kegembiraan atau kelucuan dari topik, konsep atau isu mata pelajaran yang akan dilaksanakan, Sebagai contoh adalah sebagai berikut:
a. Mata pelajaran PPKn: buatlah satu sistem pemerintahan yang menurut peserta didik paling tidak efekif.
b. Mata pelajaran Matematika: buatlah satu cara menghitung yang tidak efisien
c. Mata pelajaran Biologi: buatlah menu makanan yang sama sekali tidak bergizi.
d. Mata pelajaran Bahasa Indonesia: : tulislah kalimat yang memuat kesalahankesalahan tata bahasa sebanyak mungkin.
3. Minta kelompok-kelompok tadi untuk mempresentasikan kreasi mereka. Hargai setiap hasil kreasi mereka.
4. Tanyakan: “Apakah yang mereka pelajari tentang materi kita dari latihan ini?”
5. Guru memberi penjelasan atau melanjutkan pelajaran dan materi lain.
T. Critical Incident
Bentuk pembelajaran Critical Incident dapat diterapkan untuk memulai kegiatan pembelajaran. Tujuan dari penggunaan bentuk ini adalah untuk melibatkan siswa sejak awal dengan melihat pengalaman mereka. Langkah-langkah kegiatannya sebagai berikut.
1. Sampaikan kepada siswa topik atau materi yang akan dipelajari dalam pertemuan hari itu.
2. Berilah kesempatan beberapa menit kepada siswa untuk mengingat-ingat pengalaman mereka yang tidak terlupakan berkaitan dengan materi yang ada.
3. Tanyakan pengalaman apa yang menurut mereka tidak terlupakan.
4. Sampaikan kegiatan pembelajaran dengan mengaitkan pengalaman-pengalaman siswa dengan materi yang akan dilaksanakan.
U. Prediction Guide
Bentuk pembelajaran Prediction Guide membantu siswa untuk tetap konsentrasi dan fokus dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah. Penerapan bentuk ini menuntut pembentukan kelompok-kelompok yang mempunyai tugas atau tanggung-jawab tertentu berkaitan dengan materi pelajaran. Langkah-langkah kegiatannya sebagai berikut.
1. Bagi siswa menjadi empat kelompok, masing-masing kelompok mendapat salah satu dari tugas-tugas berikut ini.
Penanya: bertugas membuat minimal dua pertanyaan berkaitan dengan materi pelajaran yang baru saja disampaikan Pendukung: bertugas mencari ide-ide yang disetujui atau dipandang berguna dari materi pelajaran yang baru saja disampaikan dengan memberikan alasan.  

Penentang: bertugas mencari ide-ide yang tidak disetujui atau dipandang tidak berguna dari materi pelajaran yang baru saja disampaikan dengan memberikan alasan.
Pemberi contoh: bertugas memberi contoh spesifik atau penerapan dari materi pelajaran yang baru saja disampaikan dengan memberikan alasan.
2. Sampaikan materi pelajaran dengan metode ceramah. Setelah selesai, beri kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk menyelesaikan tugas mereka.
3. Minta masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil dari tugas mereka.

V. Pembelajaran Berstrategi Pola Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan/PBMP (Thinking Empowerment by Questioning/TEQ)
Pembelajaran berstrategi Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan/PBMP (Thinking Empowerment by Questioning/TEQ) dikembangkan oleh Corebima sejak Tahun 1985 pada pembelajaran IPA SD. Pembelajaran yang menggunakan strategi PBMP, kegiatan berfikir didorong secara maksimal. Jika hal ini dilakukan secara terus-menerus diyakini bahwa siswa akan terampil berpikir.
Pada pembelajaran ini tidak ada proses pembelajaran yang berlangsung secara informatif seluruhnya dilakukan melalui rangkaian atau jalinan pertanyaan yang telah dirancang secara tertulis., dari yang bersifat umum ke yang khusus atau sebaliknya (asalkan konsisten) dalam alur pikir yang logis berurutan.
Struktur lembaran yang menganut pola PBMP dapat dikembangkan sendiri oleh tiap guru sendiri-sendiri, sepanjang tetap memperhatikan dan mempertahankan karakter utama dari pola PBMP. Urut-urutan pengembangan lembaran pola PBMP meliputi tiga tahap, yaitu (1) telaah kurikulum; (2) pengembangan materi, pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran; dan (3) pengembangan lembar PBMP bagi siswa dalam pembelajaran.
1. Telaah Kurikulum
Pada tahap ini, buku kurikulum bidang studi harus benar-benar dicermati, agar perencanaan lembar PBMP dan pelaksanaan pembelajaran dengan pola PBMP selalu engacu kepada kurikulum, yaitu materi pokok, termasuk materi pembelajaran, tujuan, serta gambaran umum pembelajaran. Materi pokok maupun materi pembelajaran memberi informasi tentang ruang lingkup materi yang sesuai. Dalam hal ini, selalu diupayakan agar materi pembelajaran tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit yang melampaui kemampuan siswa. Secara operasional, ruang lingkup materi juga dapat ditemukan pada buku sumber, akan tetapi tetap berpegang kepada ruang lingkup yang tersurat dan tersirat pada kurikulum dalam hal ini Kompetensi Dasar/KD. Corebima (2001) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran dalam kurikulum harus benar-benar diperhatikan, karena tujuan yang terjabar tersebut akan menjiwai gambaran umum pelaksanaan pembelajaran.
2. Pengembangan Materi, Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran
Materi pembelajaran selalu berada dalam ruang lingkup materi pokok dan materi pembelajaran pada KD sesuai Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016. Pendekatan strategi dan metode pembelajaran (yang merupakan bagian dari pelaksanaan pembelajaran) juga harus selalu mengacu kepada tujuan pembelajaran yang terdapat KD. Materi pembelajaran ditemukan dan dikumpulkan dari buku-buku sumber seperti buku siswa, buku pedoman guru, maupun buku lain, sepanjang berada dalam ruang lingkup yang benar. Pendekatan pembelajaran Kurikulum 2013 yang dirancang untuk digunakan adalah pendekatan berbasis proses keilmuan/ilmiah/saintifik. Pendekatan ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan bahwa dewasa ini pendekatan itulah yang disarankan dalam Kurikulum 2013.
Strategi yang dirancang untuk digunakan adalah PBMP sedangkan metode disesuaikan dengan karaktreristik materi, tujuan, serta sumber yang tersedia.
3. Pengembangan Lembar PBMP bagi Siswa dalam Pembelajaran
Struktur umum LKS tersebut adalah:
1. Sediakan
2. Lakukan
3. Ringkasan (Pikirkan)
4. Evaluasi
5. Arahan.
”Lakukan” meliputi kegiatan, penulisan hasil pengamatan, dan renungkan.
Bagian yang paling penting dari struktur tersebut agar LKS itu memiliki pola PBMP adalah “Renungkan” dan “Pikirkan”. Struktur LKS seperti tersebut dirancang untuk kegiatan pembelajaran yang didukung kerja kelompok dan kerja emonstratif.
Pada kegiatan pembelajaran yang tidak didukung kerja kelompok maupun kerja demonstratif, struktur LKS pola PBMP sebagai berikut.
1. Pendahuluan
2. Sediakan
3. Lakukan
4. Ringkasan (Pikirkan)
5. Evaluasi
6. Arahan.
Pada LKS yang dirancang untuk kegiatan pembelajaran yang didukung kerja kelompok dan kerja demonstratif bagian LKS yang disebut sebagai “ Renungkan “ berisi kaitan antara data pengamatan dan aneka hal lain termasuk yang ada dalam masyarakat.
Substansi pada bagian “Renungkan” merupakan perluasan pikiran terhadap data amatan. “Pikirkan” berisi kesimpulan dari materi pokok atau materi pembelajaran.
Kesimpulan itu didirikan atas dasar data amatan maupun butir-butir pikiran pada bagian “Renungkan”.
Pada lembar siswa yang dirancang untuk kegiatan pembelajaran yang tidak didukung kerja kelompok dan kerja demonstratif, bagian yang disebut “Renungkan” berisi kaitan antara materi pokok dan materi pembelajaran dengan aneka hal lain dalam masyarakat; termasuk di dalamnya merupakan perluasan konsep dan subkonsep. Oleh karena tidak ada kerja kelompok atau kerja demonstratif, maka pada LKS terkait tidak ada bagian kesimpulan.
Pada seluruh bagian mulai dari awal hingga akhir lembar siswa (evaluasi), tidak ada penyampaian informasi berupa kalimat informatif; seluruhnya berupa kalimat Tanya dan kalimat perintah. Kalimat perintah antara lain digunakan pada bagian cara kerja ataupun bagian lain jika diperlukan.
Beberapa karakteristik pertanyaan yang harus diperhatikan pada pengembangan lembar PBMP bagi siswa dalam pembelajaran sebagai berikut.
a. Gramatika Bahasa Indonesia harus selalu dipakai dan digunakan dengan benar.
b. Pertanyaan dapat diupayakan agar dimulai dari konsep besar ke yang kecil.
c. Jalinan antar pertanyaan ditata secara logis.
d. Pertanyaan tentang hal yang sama diulang dan dirumuskan dari sudut pandang berbeda-beda.
e. Satu materi pokok dan materi pembelajaran dikaji sebanyak-banyaknya.
f. Pertanyaan lain terkait dikembangkan dan diutamakan yang terkait dengan pengalaman dan kehidupan sehari-hari.
Pertanyaan di bagian awal tidak perlu harus langsung dijawab. Dalam hal ini jika misalnya pertanyaan no 1 tidak dapat dijawab, maka dilanjutkan dengan upaya menjawab pertanyaan no.2; dan jika pertanyaan no.2 itu juga belum dapat dijawab, maka pertanyaan no.3 akan coba dijawab dan seterusnya. Apabila pertanyaan no.5 berhasil dijawab, maka sebenarnya dalam waktu singkat pertanyaan no.4, 3, 2, dan 1 akan terjawab dengan sendirinya. Hal ini akan terjadi dengan lancar, jika jalinan antar pertanyaan ditata dengan baik dan logis, di samping memperhatikan konsistensi pola pertanyaan misalnya yang dimulai dari konsep besar ke yang kecil, serta beberapa hal teknis yang telah dikemukakan.
Sumber: Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. 2017. Panduan Pengembangan Pembelajaran Aktif. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional