Sabtu, 23 September 2017

SOAL ALIRAN LINGUISTIK


ALIRAN-ALIRAN LINGUISTIK



1.        Roman Jakobson mengembangkan metode komunikasi sastra di Praha. Aliran linguisitik yang dikembangkan bernama .....          

A.      Deskriptif

B.       Fungsional

C.       Struktural  

D.      Transformasi



2.        Salah satu ciri dari teori linguistik strukural adalah bahasa merupakan kebiasaan (habit). Hal ini memiliki makna….   

A.      Pembelajaran bahasa menggunakan metode kontekstual yakni suatu bentuk kegiatan yang menyesuaikan dalam kehidupan nyata         

B.       Pembelajaran bahasa menggunakan metode komunikatif yakni suatu kegiatan berbahasa dalam konteks/ penggunaan komunikasi      

C.       Pembelajaran bahasa menggunakan metode whole languge yakni suatu kegiatan yang mengintegrasikan semua aspek berbahasa

D.      Pembelajaran bahasa menggunakan metode drill and practice yakni suatu bentuk latihan yang terus menerus, berkelanjutan, dan berulang-ulang



3.        Pengertian tentang  unsur bahasa yang berada di balik tanda yang berupa konsep di balik sang penutur atau disebut juga makna adalah….       

A.      signifiant

B.       signifie

C.       parole  

D.      langue



4.        Aliran deskriptif memiliki kekurangan, yaitu  hanya memperhatikan akan makna dan arti. Hal ini dimaksudkan bahwa….    

A.      Cenderung menganalisis fakta-fakta secara objektif dan nyata    

B.       Memiliki cara kerja yang sangat menekankan pentingnya data objektif untuk memerikan suatu bahasa  

C.       Menerima mentalistik sejalan dengan iklim filsafat yang berkembang pada masa itu yaitu behaviorisme  

D.      Aliran ini sudah mengelompokkan kategori gramatikal, verbal dan pronomina kata ganti.



5.        Konsep utama dalam aliran fungsional ialah fungsi bahasa dan fungsi dalam bahasa. Berikut ini bukan termasuk sikap aliran fungsional terhadap  fungsi bahasa adalah …        

A.      Sudut pandang pembicara menjadi perspektif analisis.

B.       Deskripsi yang sistematis dan menyeluruh tentang hubungan antara fungsi dan bentuk.

C.       Analisis bahasa mulai dari bentuk ke fungsi          

D.      Pemahaman atas kemampuan komunikatif sebagai tujuan analisis bahasa.



6.        Pernyataan berikut sesuai dengan pandangan kaum strukturalis adaah....

A.      Fokus perhatian pada fonologi dan morfologi, sedikit sekali pada sintaksis, dan sama sekali tidak pada semantik.

B.       Fokus perhatian pada fonologi, morfologi, sedikit, sintaksis, dan sama sekali tidak pada semantic.

C.      Fokus perhatian pada fonologi dan morfologi, sedikit sekali pada sintaksis, dan semantik.

D.      Fokus perhatian pada fonologi dan morfologi, sama sekali tidak memperhatikan sintaksis dan semantik.



7.        Paham behaviourisme adalah faham yang mengemukakan bahwa proses berbahasa merupakan proses rangsang-tanggap (stimulus-response).

Pernyataan tersebut merupakan faham pada aliran:

A.      Strukturalisme

B.       Deskriptif

C.       Fungsional

D.      Deskriptif fungsional



8.        Saussure mengembangkan pikiran ke dalam enam dikotomi tentang bahasa. Yaitu (a) sinkronik dan diakronik (b) bentuk (form ) dan substansi © significant signifie (d) langue dan parole (e) sintagmatik dan paradigmatik. Signifiant merupakan ....

A.      Bunyi ujaran

B.       Bagian makna

C.       Tindak ujar

D.      Sistem bahasa



9.        Dari aspek morfologi dapat dilihat contoh penggunaan awalan Meng- dan Peng-. Awalan me-jabat dan pe-jabat memiliki fungsi pembeda. Me-jabat menjadi ‘menjabat’ sebagai kata kerja dan pe-jabat menjadi ‘pejabat’. Penggunaan morfem bebas atau kata dasar yang sama namun didahului oleh morfem terikat yang berbeda maka fungsinya pun menjadi berbeda.

Penjelasan tersebut merupakan pengembangan materi pada aliran ....

A.      struktural

B.       deskriptif

C.      fungsional

D.      pragmatic



10.    Linguistik deskriptif, artinya mendeskripsikan bahasa secara apa adanya. Berdasarkan hal tersebut terdapat keunggulan pada aliran deskripsi, yaitu ....

A.      Memiliki cara kerja yang sangat menekankan pentingnya data objektif untuk memerikan suatu bahasa

B.       Aliran ini hanya cenderung memperhatikan makna bahasa

C.       Cenderung menganalisis fakta-fakta secara objektif dan nyata

D.      Menerima mentalistik sejalan dengan iklim filsafat yang berkembang pada masa itu yaitu behaviorisme



11.    Kajian linguistik deskriptif yang paling penting menurut John Ruperth F (1994) adalah konteks. Kajian bahasa memiliki lima tingkatan. Kajian bahasa hierarki yang runtut dari dasar sampai ke lima adalah ….

A.      fonologi, leksikon, morfologi, semantik dan sintaksis

B.       fonetik, morfologi, semantik, sintaksis dan leksikon

C.       fonologi, morfologi, leksikon, , semantik dan sintaksis

D.      fonetik, leksikon, morfologi, sintaksis, dan semantik.



12.    Aliran linguistik fungsional berusaha menjelaskan tentang wujud bahasa sebagai sistem komunikasi manusia. Maksudnya adalah .…

A.      Sistem komunikasi tidak berkaitan dengan tujaan berbahasa

B.       Sistem komunikasi dideskripsikan apa adanya

C.       Sistem komunikasi menggunakan unit-unit bahasa

D.      Sistem komunikasi tidak terpisah dari tujuan berbahasa.



13.    Perhatikan nama-nama tokoh linguistik berikut!

(1) Roman Jakobson,

(2) Praha,

(3) Andre Martinet,

(4) Leonard Bloomfield,

(5) Nida.



Dari nama-nama tokoh di atas manakah tokoh pelopor aliran fungsional?

A.      Roman Jakobson dan Andre Martinet

B.       Roman Jakobson dan Praha

C.       Andre Martinet dan Bloomfield

D.    Nida dan Andre Martinet



14.    Roman Jakobson merupakan salah seorang yang melihat bahasa berdasarkan fungsi khususnya tataran fonologi. Salah satu fungsi yang diungkapkannya Jacobson bahwa bahasa digunakan untuk mengungkapkan perasaan sedih yang disebut dengan fungsi...

A.      Emotif

B.       Referensial

C.       Puitik

D.      Konatif



15.    Perhatikan kalimat berikut ini!

(1) Ani menulis surat.

(2) Ira membaca buku.

(3) Lia menyimak radio.



Kajian bahasa yang menelaah hubungan paradigmatik antara kata menulis, membaca, dan menyimak merupakan kajian linguistik ....

A.      Komparatif

B.       struktural

C.      Fungsional

D.      Deskriptif



16.    Hubungan antara bunyi /t/,/j/ dan /d/ yang terdapat pada kata-kata dari, tari, dan jari, merupakan hubungan antar unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan pada tataran fonologi.

Penjelasan tersebut merupakan pengembangan materi pada aliran ....

A.      Fungsional

B.       Deskriptif

C.       struktural

D.      Transformasi



17.    Ibu Sinta, guru bahasa Indonesia SMA akan mengajarkan materi yang berkaitan dengan kajian morfologi berupa frasa yang merupakan unit gramatika dengan menyajikan sebuah kalimat di bawah ini.

/Siskasedang membaca novel di perpustakaan/.

Dari kalimat tersebut dapat dianalisis menjadi unit yang lebih kecil, yaitu frasa. Kalimat tersebut memiliki frasa 'sedang membaca' dan 'di perpustakaan'.



Kajian unit bahasa seperti contoh di atas merupakan kajian linguistik berdasarkan aliran ....

A.      Deskriptif

B.       Fungsional

C.      struktural

D.      Transformasi



18.    Ibu Endah, guru bahasa Indonesia di SMP Juara Sejati akan mengajarkan materi morfem, misalkan kata pemberdayaan. Kata tersebut dapat dianalisis unsur Langsung dibawahnya, yaitu morfem….

A.      Perdaya

B.       daya

C.      Berdaya

D.      perdaya



19.    Seseorang akan selalu teringat kebaikan yang diterima dari sahabatnya. Pada kata kebaikan, terdiri atas morfem bebas baik dan morfem terikat ke-an.

Kajian unit bahasa seperti contoh di atas merupakan kajian linguistik berdasarkan aliran...

A.      Deskriptif

B.       struktural

C.      Fungsional

D.      Transformasi



20.    Perhatikan kalimat di bawah ini!

Pak Tarsis sedang mengerjakan tugas.

Kalimat di atas merupakan kajian unit bahasa dalam aliran linguistik struktural yang mempunyai pola S-P-O. Kalimat yang mempunyai struktur pola yang sama dengan contoh kajian kalimat di atas adalah ....

A.      Pak Indra Jaya sedang membaca di teras.

B.       Ibu Margareta sedang berbelanja buah-buahan

C.       Ibu Sutriani sedang menyelesaikan tugas di kamar

D.      Nona Aira Aftani sedang menyeduh kopi



Sumber:

Umar, Azhar. 2016. Berbagai Aliran Linguistik. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan

Kurniawan, Endang dkk. 2017. Aliran-aliran Linguistik. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa

Rangkaian Peristiwa dan Watak Tokoh Doni dalam Cerita Fantasi "Ruang Dimensi Alpha" | Analisis Unsur Intrinsik Cerita

Teks Cerita Fantasi 'Ruang Dimensi Alpha' merupakan salahsatu contoh teks cerita fantasi yang terdapat dalam Buku Teks Siswa Pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas VII kurikulum 2013 edisi revisi 2016 dan 2017.

Teknik analisis cerita yang digunakan dalam tulisan ini adalah analisis unsur intrinsiknya. Unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat dalam cerita itu sendiri tanpa mempertimbangkan unsur lain yang ada dan membangun cerita.

Berikut ini adalah unsur-unsur intrinsik cerita fantasi Ruang Dimensi Alpha yang meliputi: tokoh, watak, dan alur peristiwanya.

Dalam teks cerita fantasi tersebut terdapat tiga tokoh yaitu Doni, Ardi, dan Erza. Doni merupakan tokoh utama dalam teks cerita tersebut.

Adapun peristiwa-peristiwa yang dialami Doni antara lain adalah hal berikut:

1) Doni bingung karena membawa Manusia Purba dari masa lalu.
2) Doni dilarang oleh Erza dan Ardi ketika ingin kembali ke zaman purba.
3) Doni tetap ingin mengembalikan manusia purba agar tidak mati.
4) Doni mengantarkan manusia purba kembali melalui gelombang.
5) Doni hampir kehabisan waktu dan bergegas lari kembali melalui lorong waktu.
6) Doni berhasil kembali meskipun kelelahan dan laboratorium rusak.
7) Doni dimaakan oleh Ardi dan Erza.
8) Doni dan teman-temannya bisa melihat manusia purba tersenyum dari zaman purba.

Watak Tokoh
Setelah mengtahui rangkaian peristiwanya, maka dapat diketahui pula watak ketiga tokoh dalam teks cerita fantasi di atas.

Berikut ini adalah watak tokoh beserta bukti dan alasan yang terdapat dalam teks cerita 'Ruang Dimensi Alpha'.

Erza,
Wataknya: Peduli.
Bukti pada teks:
Kulihat Erza membawa air minum untukku.

Dari bukti di atas dapat diketahui bahwa Erza peduli terhada keadaan Doni yang baru pulang dari perjalanan lintas waktu.

Doni,
Watak: Bertanggung jawab.
Bukti pada teks:
"Setiap makhluk hidup berhak untuk hidup. Aku yang membawanya, aku juga yang harus mengembalikannya"

Dari bukti di atas dapat diketahui bahwa Doni memiliki tanggung jawab, berani menanggung risiko tindakan yang telah dilakukannya.

Ardi,
Watak: Pemaaf dan Setia kawan.
Bukti pada teks:
"Gak apa-apa asalkan dirimu selamat," Ardi memelukku (Doni) dengan erat.

Dari bukti di atas, dapat diketahui bahwa Ardi mau memaafkan Doni meskipun telah merusak labiratoriumnya.

Dari penjelasan di atas sudah barang tentu kita dapat lebih memahami teks cerita fantasi yang berjudul 'Ruang Dimensi Alpha' Karya Ratna Juwita.

Latar Waktu dalam Teks Cerita Fantasi

Teks Cerita Fantasi adalah teks cerita yang berisi kisah dengan tokoh, latar, dan peristiwa yang ajaib, tidak masuk akal, tapi menarik. Sama halnya dengan kaarya sastra lain yang berupa cerita, ada rangkaian peristiwa atau kejadian yang dialami oleh para tokohnya.

Latar waktu yang digunakan dalam sebuah teks cerita fantasi ada dua jenis. Latar waktu yang pertama adalah latar waktu yang sezaman. Latar waktu yang kedua yang digunakan dalam teks cerita fantasi adalah latar lintas waktu.
Latar waktu sezaman dalam teks cerita fantasi berarti, peristiwa atau kejadian yang dialami oleh para tokohnya hanya dalam satu waktu. Misalnya dalam cerita fantasi 'Kekuatan Ekor Biru Nataga' latar waktu yang digunakan adalah latar waktu sezaman. Alasan atau buktinya adalah seluruh rangkaian peristiwa, mulai saat Pasukan Siluman Serigala menyerang hingga dikalahkan oleh kekuatan api ekor Nataga terjadi dalam satu waktu.

Selanjutnya, jenis cerita fantasi berdasarkan latar yang kedua yaitu lintas waktu. Dalam cerita fantasi yang memiliki latar waktu lintas zaman, ditunjukkan dengan adanya peristiwa perpindahan dari zaman sekarang ke zaman dahulu atau sebaliknya. Bahkan bisa juga pindahwaktunya ke masa depan.

Contoh latar waktu lintas zaman terdapat pada teks cerita fantasi yang berjudul 'Anak Rembulan'. Bukti bahwa cerita tersebut menggunakan latar lintas zaman adalah adanya perpindahan waktu yang dialami tokoh Nono.


Pada mulanya, Nono adalah seorang anakbl biasa yang sedang berlibur ke rumah kakeknya. Ketika bermain di Kali Njari tiba-tiba dia ada di zaman penjajahan Belanda. Tidak hanya itu, Nono bahkan menjadi pemimpin perang.


Demikian penjelasan jenis cerita fantasi berdasarkan latar waktu yang menjalin rangkaianperistiwa. Senoga bermanfaat. Salam pustamun.

Jumat, 22 September 2017

RPP K13 Bahasa Inggris SMP Kelas 8 Semester 1, 2

RPP K13 Bahasa Inggris SMP kelas 8 Semester 1, 2 merupakan pedoman guru untuk mencapai target kompetensi kelulusan peserta didik dari penilaian sikap, spiritual, keterampilan. Perencanaan mengajar menjadi pendukung untuk mengembangkan kreatifitas pendidik saat menerapkan metode pembelajaran yang diberikan kepada siswa, isi konsep harus mengacu silabus merujuk pada kurikulum 2013 sesuai revisi. Mengolah materi tema serta menghitung estimasi waktu selama pembelajaran merupakan sebagian tugas guru dalam mencapai SKL, faktor penting ini harus diperhatikan karena berkaitan dengan perkembangan intelektual, potensi, karakter, serta kemampuan murid. Lebih baik materi tidak sampai tapi peserta didik mengerti dari pada pembahasan selesai siswa tidak mengerti sama sekali, diikuti keputusan bijak sesuai dengan ketentuan kurikulum 2013.

Pokok bahasan tema subtema mempengaruhi kemampuan peserta didik, masing-masing mempunyai cara memahami materi berbeda-beda. Bisa jadi A mengerti tema 1 B tidak mengerti, mungkin bisa sebaliknya, dari sini guru harus mempunyai metode belajar dengan misi menyetarakan kemampuan siswa, akan tetapi tetap menyesuaikan dengan peraturan yang berlaku. Pembuatan rencana mengajar membutuhkan penelitian terhadap lingkungan, situasi, dan kondisi dalam kelas dimana guru dapat mengambil keputusan untuk meneruskan atau mengulangi bahasan tema kompetensi.
RPP K13 Bahasa Inggris SMP Kelas 8 Semester 1, 2

RPP K13 Bahasa Inggris SMP Kelas 8 Revisi Baru

Bahasa Inggris merupakan bhs Internasional yang harus di pelajari untuk membuka peluang baik didunia pekerjaan, kuliah, maupun pergaulan sehari-hari. Pengalaman membuktikan seseorang pasih berbahasa inggris mempunyai pemikiran luas dibandingkan dengan yang tidak. Pembelajaran SMP merupakan titik dimana penekanan remaja dalam mengembangkan pemikiran menuju ke arah positif, karakter yang masih labil dapat diarahkan menjadi sesuatu yang bermanfaat. Penting sekali belajar bhs inggrs, mulai dengan mengikuti kursus ditempat terpercaya, ini adalah modal utama dalam mengembangkan intelektual. Jaman sekarang persaingan di negara kita dari segi prestasi harus ditunjang dengan pandai berbahasa inggris, bertujuan memperbesar kesempatan dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas mancanegara melalui program beasiswa luar negeri.

Berikut file RPP kurikulum 2013 Bahasa Inggris SMP kelas VIII semester 1 dan 2 format doc sebagai perlengkapan perangkat belajar untuk dijadikan bahan referensi disaat membuat konsep perencanaan pelaksanaan mengajar di kelas. Demikian pembahasan kami mengenai penyusunan rencana ajar semoga bermanfaat, terima kasih atas kunjungan kalian. Jangan lupa berikan komentar positif untuk menambah informasi kepada rekan-rekan kita yang membutuhkan.

Pengertian, contoh, dan Jenis-Jenis Kontaminasi dalam Bahasa Indonesia

Pengertian Kontaminasi
Kontaminasi adalah sebuah istilah yang memiliki makna dasar pengotoran atau pencemaran, atau bercampurnya seuatu dengan unsur lain. Dalam istilah bahasa, kontaminasi adalah penggabungan beberapa bentuk kata, frasa, susunan, dan kaidah bahasa yang satu dengan bahasa lain sehingg menimbulkan bentuk baru yang sebenarnya tidak lazim. 
Contoh sederhna dalam bahasa Indonesia, ada kata nyuci yang merujuk pada kata mencuci. Dalam kaidah bahasa Indonesia tidak dikenal prefiks (imbuhan awal) nassal melainkan ada prefiks meN- (baca: meNasal). Sehingga bentuk bakunya adalah mencuci bukan menyuci. Gejala inilah yang disebut dengan kontaminasi, pencampuran kaidah dalam bahasa asing maupun daerah ke dalam kaidah penulisan dan penggunaan bahasa Indonesia. Dalam contoh nyuci berarti bahasa Indonesia terkontaminasi kaidah bahasa Jawa.

Istilah lain yang semakna artinya dengan kontaminasi adalah kerancuan dan kekacauan. Yang dirancukan adalah susunan, penggunaan kata, penggunaan frasa, penggabungan, serta rangkaian kalimat. 
Maka dari itu, jenis-jenis kontaminasi dapat dibedakan berdsarkan struktu yang terkontaminasi. Yaitu:
1) Kontaminasi kalimat,
2) Kontaminasi susunan kata, dan 
3) Kontaminasi bentukan kata.
Penjelasan Jenis-Jenis Kontaminasi
1. Kontaminasi Kalimat.
adalah sebuah gejala kontaminasi yang timbul karena tiga kemungkinan:
kemungkinan pertama, Orang kurang menguasai penggunaan bahasa yang tepat, baik dalam menyusun kalimat, frasa maupun dalam menggunakan imbuhan kompleks (lebih dari satu imbuhan) untuk membentuk kata.
Kemungkinan kedua,  Kontaminasi terjadi karena tidak sengaja. Kontaminasi ini timbul karena seseorang akan menuliskan atau mengucapkan sesuatu yang terdiri dari dua konsep yang berbeda. Karena dalam pengucapan/penulisan, keduanya digabung menjadi satu. Penggabungan dua bentuk (tidak sejajar) menjadi satu menyebabkan lahirnya susunan yang kacau.
Kemungkinan ketiga, kontaminasi terjadi karena ketidak-mampuan seseorang untuk membentuk kalimat pasif atau aktif. Kondisi ini mengakibatkan munculnya kalimat yang mencampurkan bentuk kalimat pasif dan kalimat aktif.
2. Kontaminasi Kata.
Sebagai contoh, yang paling sering kita jumpai dalam bahasa sehari-hari ialah kata berulang kali dan sering kali. Kata-kata ini terjadi dari kata berlang-ulang dan berkali-kali. Perhatikan contoh berikut!
Telah berulang-ulang kunasihati, tetapi tidak juga berubah kelakuannya (=telah berkali-kali).
Kata sering kali kontaminasi dari sering dan banyak kali atau kerap kali atau acap kali.
Selain dari kontaminasi, tampak pula gejala ‘pleonasme’ karena sering artinya banyak kali. Jadi, sering kali berarti banyak kali-kali atau kerap kali-kali.
Ucapan jangan boleh seperti dalam kalimat, “Jangan boleh dia pergi!” dirancukan dari jangan biarkan dan tidak boleh. Begitu juga kata belum usah dirancukan dari belum boleh atau belum dapat dengan tidak usah atau usah.
3. Kontaminasi Bentukan Kata.
Adakalanya kita lihat bentukan kata dengan beberapa imbuhan (afiks) sekaligus yang memperlihatkan gejala kontaminasi. Misalnya: kata dipelajarkan dalam kalimat, “Di sekolah kami dipelajarkan beberapa kepandaian wanita”. Kata dipelajarkan dalam kalimat tersebut jelas dirancukan bentuk diajarkan dengan dipelajari. Bentukan yang tepat untuk kalimat tersebut ialah diajarkan sehingga kalimat yang benar adalah:
Di sekolah kami diajarkan beberapa kepandaian wanita.
Kontaminasi yang lain adalah dipertinggikan. Bentuk tersebut mestinya dipertinggi atau ditinggikan. Masing-masing mempunyai arti khusus, dipertinggi = dijadikan lebih tinggi; ditinggikan = dijadikan tinggi, dibuat jadi tinggi yang tadinya rendah. Jadi, kalau awalan per- dan akhiran –kan digabungkan dalam bentukan ini menjadi dipertinggikan, maka arti khusus dipertinggikan menjadi tidak jelas.
C. Pleonasme
Pleonasme berarti pemakaian kata-kata yang berlebihan. Penampilannya bermacam-macam. Ada penggunaan dua kata yang searti yang sebenarnya tidak perlu karena menggunakan salah satu di antara kedua kata itu sudah cukup. Ada penggunaan unsur yang berlebih karena pengaruh bahasa asing. Misalnya, di mana terbentang danau, di mana merupakan pengaruh dari bahasa asing in which (Ruskhan, 2007). Seharusnya diganti dengan di sana. Ada pula kelebihan penggunaan unsur itu karena ketidaktahuan si pemakai bahasa.
Menurut Badudu (1993) dalam Putrayasa (2009) pleonasme timbul karena beberapa kemungkinan, antara lain:
1) Dibuat dengan tidak sengaja karena tidak tahu;
2) Dibuat karena tidak tahu bahwa kata yang digunakan mengandung pengertian yang berlebih-lebihan;
3) Dibuat dengan sengaja sebagai gaya bahasa untuk memberikan tekanan pada arti.
Berikut ini beberapa contoh gejala pleonasme.
a) Di dalam satu frasa terdapat dua atau lebih kata yang searti, misalnya:
 Pada zaman dahulu kala banyak orang menyembah berhala.
(zaman = kala)
Mulai dari waktu itu ia jera berjudi.
(mulai = dari; jadi, muali waktu atau dari waktu)
b) Kata kedua sebenarnya tak perlu lagi karena pengertian yang terkandung pada kata itu sudah terkandung pada kata yang mendahuluinya:
Naik ke atas, turun ke bawah, mundur ke belakang, maju ke muka, melihat dengan mata kepala, menendang dengan kaki, dll.
c) Bentuk jamak dinyatakan dua kali.

Para guru-guru sedang rapat.
D. Sumber Data
Data yang diteliti dalam makalah ini berasal dari rubrik Selamat Pagi di Radar Jember edisi Juli 2010. Namun, tidak semua edisi pada bulan Juli dapat di analisis ada atau tidaknya kontaminasi. Hal ini disebabkan kurangnya terbatasnya sumber yang dapat diperoleh.
Setidaknya dari yang lima ekslempar harian Radar Jember yang diteliti, khususnya kolom Selamat Pagi, ditemukan beberapa gejala kontaminasi, antara lain:
1. …yang paling menyolok adalah dari Wushu.
(Radar Jember, 1 Juli 2010)
2. …justru malah menjadi beban dan cibiran publik
(Radar Jember, 2 Juli 2010)
3. …mereka minta agar Djalal-Kusen tidak menjadi bupatinya tim sukses saja…
(Radar Jember, 13 Juli 2010)
4. Betapa tidak, dengan kunjungan tersebut akan menambah semangat dan kepercayaan diri lebih besar dalam menghadapi MWBC 2010…
(Radar Jember, 26 Juli 2010)
5. …memang banyak disebut-sebut melibatkan kalangan politisi dan akademisi
(Radar Jember, 27 Juli 2010)
6. Namun faktanya hanya beberapa gelintir saja politisi yang berhasil ditangkap,…
(Radar Jember, 27 Juli 2010)
E. Analisis
1. Yang paling menyolok adalah dari Wushu.
Termasuk dalam Kontaminasi bentukan kata. Menyolok merupakan bentukan dari afiks meN- dan /colok/. Fonem /s/ luluh ketika mendapat awalan nassal sedangkan /c/ tidak sehingga yang benar adalah mencolok. Kemungkinan penulis kolom ini tidak tahu bahwa fonem /c/ tidak luluh atau bahkan tidak tahu bahwa menyolok berasal dari kata colok bukan solok sehingga terjadi kerancuan antara melesapkan fonem awalnya menjadi /-ny/ atau mempertahankan fonem awal dan nassal berubah menjadi /-n-/.
2. …justru malah menjadi beban dan cibiran publik.
Termasuk jenis Pleonasme ditandai adanya dua kata yang searti dalam sebuah kalimat, yaitu justru dan malah. Akan lebih baik jika digunakan salah satu saja menjadi
justru menjadi beban dan cibiran publik.
atau
malah menjadi beban dan cibiran publik.
3. …mereka minta agar Djalal-Kusen tidak menjadi bupatinya tim sukses saja…
-nya sebagai kata ganti milik orang ketiga tidak tepat digunakan pada susunan bupatinya tim sukses. Hal ini merupakan pengaruh dari bahasa Jawa bupatine tim sukses, bukune aku, dalam tata bahasa Jawa kata ganti milik /e/ yang disertai yang digantikan adalah benar. Tapi tidak begitu dengan bahasa Indonesia. Seharunya -nya dibuang menjadi
…meminta Djalal-Kusen tidak menjadi bupati tim sukses saja…
4. Betapa tidak, dengan kunjungan tersebut akan menambah semangat dan kepercayaan diri lebih besar dalam menghadapi MWBC 2010…
Kontaminasi di atas terbentuk ketika penulis akan menulisakan kalimat tersebut terlintas dalam ingatannya dua pengertian atau dua bentukan yang sejajar yang muncul sekaligus sehingga sebagian diambil dari bentukan pertama dan sebagian lain dari bentukan yang kedua.
Bentukan pertama yang mungkin muncul dalam pikiran penulis adalah:
Dengan dikunjungi (bupati) semangat dan kepercayaan diri menjadi lebih besar dalam menghadapi MWBC 2010…
Bentukan kedua adalah:
Kunjungan tersebut akan menambah semangat dan kepercayaan diri dalam menghadapi MWBC 2010…
Seharusnya dipilih salah satu saja dari kedua bentukan kalimat tersebut agar kalimat mudah dipahami oleh pembaca.
5. …memang banyak disebut-sebut melibatkan kalangan politisi dan akademisi.
Termasuk dalam Pleonasme karena adanya bentuk jamak yang dinyatakan dua kali. Seharusnya kata banyak dan disebut-sebut tidak digunakan semua. Cukup dipilih salah satu saja. disebut-sebut juga berarti disebut berulang-ulang yang juga berarti banyak disebut. Jadi, cukup ditulis
… memang disebut-sebut melibatkan…
atau jika tetap ingin tetap menggunaka kata banyak maka kata disebut tidak perlu diulang sehingga menjadi
… memang banyak disebut melibatkan…
6. Namun faktanya hanya beberapa gelintir saja politisi yang berhasil ditangkap…
Termasuk jenis Pleonasme ditandai adanya dua kata yang searti dalam sebuah kalimat. Kata hanya dan saja memiliki makna yang sama. Hanya diam memiliki arti yang sama dengan diam saja. Untuk mencegah gejala pleonasme atau berlebih-lebihan, hendaknya dipakai satu saja. menjadi
hanya beberapa gelintir politisi yang berhasil ditangkap
atau
beberapa gelintir saja politisi yang berhasil ditangkap