Minggu, 05 November 2017

Contoh-Contoh Cerita Fantasi Singkat Sesuai dengan Struktur Teksnya | Orientasi, Komplikasi, Resolusi

Struktur Teks Cerita Fantasi minimal ada tiga yaitu:

ORIENTASI
KOMPLIKASI
RESOLUSI

Jika diterjemahkan secara sederhana, Orientasi adalah bagian pengenalan. Pada bagian ini dikenalkan tokoh, latar, dan gambaran umum masalah. Komplikasi adalah bagian munculnya permasalahan-permasalaha. Pada bagian ini biasanya diakhiri dengan masalah yang memuncak. Resolusi adalah penyelesaian masalah dari bagian komplikasi hingga akhirnya cerita selesai.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat langsung dalam beberapa contoh cerita fantasi berikut ini:

Cerita Fantasi 1: Bangkitnya Raksasa Ular di Watu Ulo

Watu ulo adalah sebuah tempat wisata di bagian selatan Jember. Ababal dan temannya, Fajri sedang berwisata ke sana. Mereka berdua bermalam bersama rombongannya. Hari itu, malam cerah. Rembulan bersinar dengan sempurna. Malam purnama. Tiba-tiba terdengar suara dengkuran yang sangat keras. 


Ababal dan Fajri terbangun dari tendanya, mereka segera mencari sumber suara. Sementara sedikit orang yang ada di pantai wisata itu mulai panik dan meninggalkan pantai. 

"Lihat! Batu itu bergerak!" Ababal berteriak seraya berlari ke arah Batu Karang yang diyakini adalah ular yang bertapa.

"Aaarkkgg.... Mana Ajisaka? Aku ingin memakannya! Dia telah menipuku." Batu karang itu telah berubah wujud menjadi ular sanca raksasa.

Fajri berusaha menjelaskan kepada ular raksasa bahwa Ajisaka telah mati. Bukannya menerima, ular raksasa justru ingin memakan semua manusia yang ada di situ. Gagal bernegosiasi, ular langsung menyerang Ababal dan Fajri dengan ekornya. Mereka berdua melompat menghindar.

Fajri mengeluarkan piano ajaibnya, dia memainkan instrumen yang membuat ular raksasa terbuai dan tertidur. Seketika Ababal mengambil tongkat pramuka dari tenda kemudian menghantamkannya sambil mengeluarkan mantra 'Sudah Jatuh Tertimpa Tangga'. Seketika tangga dari langit menghantam kepala ular. Ular raksasa bisa dikalahkan.

Ketika pagi menjelang, Fajri dan Ababal mengajak seluruh pengunjung untuk membersihkan pantai Watu Ulo. Mereka mengatakan bahwa, Ular Raksasa itu akan bangkit lagi kalau tempatnya bertapa tidak terjaga.

Cerita fantasi di atas dibuat berdasarkan ide dari Pantai Watu Ulo yang ada di Jember. Pantai itu memiliki legenda bahwa batu yang menjorok ke laut adalah ular yang bertapa. Cerita lengkap legenda Watu Ulo dapat dibaca dalam: Cerita Rakyat Asal-Usul Watu Ulo Kabupaten Jember

Teks cerita fantasi yang berjudul Bangkitnya Raksasa Ular di Watu Ulo di atas mengandung tiga strukturnya. Bagian Orientasi terdapat pada dua paragraf pertama. Sementara bagian Resolusi yaitu dua paragraf terakhir. Selain bagian itu, contoh teks cerita fantasi di atas merupakan bagian komplikasi.


Bagian Orientasi teks cerita diatas menjelaskan kondisi  dua tokoh yaitu Ababal dan Fajri yang sedang berlibur di watu ulo, pada malam hari, dan kondisi sedang bulan purnama cerah. Hal ini mengambarkan latar.

Permasalahannya adalah ketika ular raksasa bangun. Permasalahan kedua adalah ketika ular tidak mau menerima penjelasan Fajri bahkan ingin membunuh semua manusia. Permasalahan ketiga dan puncak masalahnya adalah ketika ular itu mulai menyerang Fajri dan Ababal.

Bagian resolusi terdapat pada saat Fajri berhasil membuat ular raksasa tertidur dengan alunan piano ajaibnya sementara Ababal bisa membunuh ular raksasa dengan kekuatan dari tongkat pramukanya. Pada bagian akhir contoh teks cerita fantasi di atas disebutkan bahwa semua pengunjung harus menjaga kebersihan pantai Watu Ulo agar ular raksasa tidak bangun lagi.

Visualisasi cerita 'Bangkitnya Raksasa Watu Ulo'

Bisa Juga dilihat melalui Youtube | Tonton Video

Contoh Cerita Fantasi 2: KSP MULIA dari Masa Depan

Jatmiko sedang asyik berjalan di alun-alun kota Jember. Malam itu langit cukup gelap, mendung. Tidak tampak bintang satu pun. Tapi di kejauhan terlihat sekelebat cahaya dari langit yang jatuh di atas gedung tertinggi di Kabupaten Jember. Atap sebuah mall yang masih dibangun.

Tak lama kemudian, ada terdengar sirine kebakaran. Mobil pemadam kebakaran melintas meraung-raung. Gedung tertinggi yang masih dibangun terbakar oleh api yang berwarna biru. Jatmiko berpikir, ini pasti ulah pelintas waktu yang telah mengambil kekuatan api biru kawah Ijen.

Segera Jatmiko menelepon Abdikos, temannya dari masa depan. Di masa depan, Abdikos adalah prajurit KSP Mulia (Ksatria Super Puma Mulia) yang bertugas menjaga perdamaian masa lalu. Abdikos yang sedang mengalahkan monster masa depan di Vietnam segera pulang ke Jember.

Dengan kostum KSP Mulia Abdikos memindahkan Monster api biru ke Pantai Naggelan menggunakan portal lintas ruang. Di sana mereka bertempur. Melihat  sahabatnya bertempur, Jatmiko menghubungi Nonana yang memiliki kekuatan Spidol ajaib. Dengan kekuatan spidolnya Nonana segera menyusul Abdikos ke naggelan. Abdikos hampir kalah karena monster api biru membawa pasukan yang banyak.

Akhirnya Nonana menggambar pasukan doodle yang berwujud menjadi monster yang ikut melawan monster api biru. Monster api biru dan pasukannya bisa dikalahkan karena terdesak dan tercebur ke pantai selatan. Nonana dan Abdikos sudah dalam keadaan pingsan karena kehabisan kekuatan. Jatmiko bisa menyusul ke Pantai Nanggelan menggunakan motornya yang bernama Tromins. Jatmiko bisa menyelamatkan kedua sahabatnya dan membawa pulang ke rumah masing-masing. Sekali lagi, dunia bisa diselamatkan.

Contoh cerita fantasi yang berjudul KSP Mulia dari Masa Depan merupakan teks cerita fantasi irisan yang berlatar lintas waktu. Diceritakan dari zaman dahulu. Ada bagian yang nyata yaitu adanya kabupaten Jember, dan pantai Nanggelan di bagian selatan Jember. Ada pula bagian yang tidak masuk akan yaitu bagian fantasi yang berupa kekuatan api biru, monster dari masa depan, serta doodle yang bisa berubah menjadi monster.

Demikian contoh-contoh teks cerita fantasi dengan judul-judul yang sederhan. Pembaca bisa membuat cerita sendiri dengan judul-judul yang sederhana tapi bersifat khayali. Bisa juga menggunakan peristiwa sehari-hari kemudian menjadikan kekuatan super. Sudah merupakan cerita fantasi. Selamat berkarya!

RPP SMA K13 Geografi Kelas XI Revisi Baru

RPP SMA K13 Geografi kelas XI revisi baru sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang harus di pelajari kemudian dibuat berdasarkan kejadian setiap tatap muka di sekolah. Perencanaan konsep belajar mengacu pada silabus integrasi, didalamnya terdapat indikator-indikator yang harus di rumuskan melalui pemetaan kompetensi dasar hingga mencapai SKL.

Menyusun RPP kurikulum 2013 tidak semudah yang dipikirkan, guru mempunyai beberapa ketentuan dalam mengembangkan rencana mengajar sesuai dengan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 70 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum 2013.
RPP SMA K13 Geografi Kelas XI Revisi Baru

RPP SMA K13 Geografi Kelas XI Edisi Revisi Terbaru

Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia belum seperti negara-negara lain yang sangat mengutamakan kepentingan pendidik, seperti di jepang guru sangat di hormati dan mempunyai gaji besar. Kesejahteraan pengajar sebenarnya belum memenuhi standar, tapi pemerintah masih berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan tersebut, ini berdampak terhadap kinerja mereka dalam menunaikan tugasnya.

Tapi sebelum kita menyalahkan sistem pemerintahan, alangkah baiknya memperbaiki kualitas mengajar di sekolah, salah satunya membuat konsep mengajar dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan kurikulum 2013.

Berikut file RPP K13 Geografi kelas XI SMA sesuai tema pembahasan pokok berbentuk format microsoft word atau doc yang bisa anda dapatkan untuk dijadikan referensi dalam pembuatan rencana pembelajaran. Dalam berkas itu ada beberapa ulasan seperti tujuan pembelajaran, metode yang diterapkan kepada peserta didik, serta tema kompetensi dan standar proses.

Demikian uraian sederhana kami tentang pembahasan cara menerapkan materi pelajaran, semoga bermanfaat bagi Anda. Terima kasih atas kunjungannya jangan lupa bagikan kepada rekan-rekan kita yang membutuhkan, serta berikan komentar yang bersifat informasi supaya dapat menambah wawasan kita.

SOAL APRESIASI KARYA SASTRA (PUISI, PROSA, DAN DRAMA)




1.    Cermatilah puisi karya W. S. Rendra berikut.                                                                                    

Betapa dinginnya air sungai                                                                                                    

Dinginnya! Dinginnya!                                                                                                                           

Betapa dinginnya daging duka

Yang membaluti tulang-tulangku.    

Citraan yang dominan pada puisi tersebut adalah….

A.    penglihatan

B.     perabaan        

C.     pendengaran    

D.    penciuman

2.      Cermatilah puisi berikut.

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba

Meriak muka air kolam jiwa

Dan dalam dadaku memerdu lagu

Menarik menari seluruh aku

(Chairil Anwar, Sajak Putih)

Citraan yang dominan dalam puisi ini adalah ....                                                                      

A.    penglihatan 

B.     penciuman       

C.    pendengaran  

D.    gerak

3.    Cermatilah puisi berikut.

Nanar aku gila sasar

Sayang berulang padamu jua

Engkau pelik menarik ingin

Serupa dara di balik tirai

(Amir Hamzah, Padamu Jua)

Puisi tersebut menimbulkan citraan ....      

A.    penglihatan

B.     perabaan          

C.     pendengaran    

D.    penciuman

4.    Cermatilah puisi berikut.

Contoh:

Pohon-pohon cemara di kaki gunung

pohon-pohon cemara

menyerbu kampung-kampung

bulan di atasnya

menceburkandirinya ke kolam

membasuhluka-lukanya

(Abdulhadi, Sarangan)

Imaji atau citraan yang dominan dalam puisi ini adalah ....                                                                       

A.    penglihatan 

B.     penciuman       

C.     pendengaran    

D.    imaji gerak

5.    Cermatilah puisi berikut.

Contoh:

Dua puluh tiga matahari

Bangkit dari pundakmu

Tubuhmu menguapkan bau tanah

(WS Rendra, Nyanyian Suto untuk Fatima)

Imaji atau citraan yang dominan dalam puisi ini adalah ....                                                                      

A.    penglihatan 

B.     penciuman      

C.     pendengaran    

D.    gerak



Bacalah puisi di bawah ini untuk menjawab soal nomor 6-8!

AKU INGIN

(Sapardi Djoko Damono)

aku ingin mencintaimu dengan sederhana: dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana: dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

6.   Dalam puisi di atas, Sapardi Djoko Damono menggunakan imaji visual. Dengan imaji ini, pembaca seakan-akan dapat membayangkan apa yang dilihat /dibayangkan oleh penyair. Imaji visual yang terdapat dalam puisi "Aku Ingin" di atas ditunjukkan oleh

A.     aku ingin mencintaimu dengan sederhana

B.     dengan kata yang tak sempat diucapkan

C.        kayu kepada api yang menjadikannya abu

D.        dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

7.     Pesan yang bisa diambil dari puisi di atas adalah

A.        jangan mencintai orang berlebihan, karena cinta itu bersifat sementara

B.        cinta tidak bisa diduga karena datangnya bisa cepat sekali

C.        cinta itu ada yang palsu, seperti kayu yang bisa menjadi abu

D.        cinta terkadang tidak bisa diungkapkan dengan kata atau isyarat

8.    Tema puisi di atas adalah

A.     bahasa alam

B.     bahasa isyarat

C.     sikap sederhana

D.     cinta sejati

9.    Cermatilah gurindam berikut ini

Barang siapa berbuat fitnah

Ibarat dirinya menentang panah

Maksud gurindam tersebut adalah … .



A. Fitnah itu ibarat panah, maka jangan sekali-kali ditantang

B. Hendaklah dapat menahan panah agar tidak difitnah orang

C. Janganlah berkata dusta, agar tidak kena fitnah orang

D. Apabila sering memfitnah orang, fitnah itu akan berbalik kepadanya.

10.   Cermati gurindam berikut!

Apabila banyak berkata-kata

Disit ulah jalan masuk dusta

Apabila  berlebih-lebihan suka,

Itulah tanda hampir duka

Isi gurindam tersebut adalah….

A.  Bila mengungkapkan suatu pendapat pada orang lain, jangan menyampaikannya dengan   berpura-pura karena akan menimbulkan kesedihan dan kekecewaan.

B. Berbicara bohong sangat mudah dilakukan, tetapi membuat seseorang kecewa dan   menderita dan kehilangan kepercayaan dari orang lain.

C.  Keasyikan seseorang dalam berbicara dapat menimbulkan kebohongan, dan seseorang yang bercanda secara berlebihan dapat berakhir dengan kesedihan.

D. Tidak baik terlalu banyak berbicara karena akan menimbulkan kebohongan dan bergembira berlebihan akan berakhir sengsara.

11.    Cermatilah gurindam berikut!

 Barang siapa berbuat jasa

 Mudahlah Tuhan mengampuni dosa

 Maksud gurindam tersebut adalah ...

A.   Siapa pun yang berbuat dosa akan diampuni oleh Tuhan.

B.    Siapa yang berbuat kebaikan, hidupnya akan bahagia.

C.  Orang yang beramal akan diampuni dosanya oleh Tuhan.

D.  Orang yang dermawan akan disayang Tuhan.

12.    Cermati kutipan berikut!

"Ini tidak adil! Ini tidak adil!" teriak saya pada Jumat dini hari itu. Saya tersedu-sedu di pojok ditunggui istri yang ikut berlelehan air matanya tak mengerti. Saya rnemukul-mukul dinding sambil terus nyerocos.

''Mengapa justru Bibit yang dipilih! Kenapa bukaji saya bangkotannya. Kenapa bukan kamu, ibunya. Kenapa bukan Joko, atau Jarot, atau Anting, atau Bening." Istri serta-merta memeluk saya sambil menangis sejadi-jadinya. Sesungguhnya semesta ini digelar berdasarkan perikemanusiaan dan periketuhanan?

Bibit, satu-satunya harapan saya di dunia, harus saya buang. Jika dia sudah saya buang dan tidak lagi merupakan bagian dari saya, tidak ada lagi alasan bagi Malaikat Izrail memburunya ...

(Dinding Anak, Danarto)

Konflik dalam kutipan tersebut adalah ...

A.   Kekesalan dan kekecewaan seseorang terhadap kejadian yang menimpanya.

B.    Pertengkaran seseorang dengan istrinya yang sudah tua.

C.    Perdebatan seseorang dengan anak-anaknya tentang kematian.

D.   Keinginan yang menggebu-gebu, tetapi tidak tercapai.

13.    Bacalah penggalan cerpen ini dengan saksama!

Di usia yang tersisa, Suarni dan Said ingin berkumpul kembali dengan anak-anak, ingin rnerasakan kehangatan di tengah-tengah mereka, seperti dulu, saat mereka masih di kampung. Keduanya tak henti-hentinya berharap, mudah-mudahan, ada di antara anak-anak yang mengajak tinggal di Jakarta, menghabiskan hari tua di sana. Aih, betapa menyenangkan bila Suarni masih dapat membuatkan makanan kesukaan Ijal, Ketek, Basa, atau Irham. Akan tetapi, setelah sekian lama menunggu dan berharap, ajakan itu tak kunjung tiba. Kalaupun sekali waktu Suarni dan Said datang berkunjung, itu hanya sekedar menjenguk cucu-cucu, sepekan dua pekan. Setelah itu, mereka kembali pulang ke kampung. Tidak untuk tinggal berlama-lama, sebagaimana keinginan mereka. Harapan Suarni dan Said kini beralih pada Alida. Anak perempuan semata wayang, yang juga memilih hidup di Jakarta sejak menikah dengan Yung.

Nilai budaya yang terdapat dalam penggalan cerpen tersebut adalah ...

A.   Keinginan orang tua berkumpul dengan anak-anak di usia tua.

B.    Kebijakan orang tua mengunjungi anak-cucu di kota lain.

C.    Memasakkan makanan kesukaan untuk suami dan anak-cucu setiap hari.

D.   Setelah tua tinggal bersama anak di kota besar.

14. Bacalah kutipan cerpen berikut ini!

                   "Pak, jangan tinggalkan aku," suara Mama begitu pelan, namun menyayat. Air matanya kian membanjir. Begitu pula denganku. Tetapi aku tak berkata apa-apa. Bibir Bapak bergerak perlahan. Dia berjuang keras untuk mengeluarkan kalimat yang menyesaki tenggorokannya. Dan akhirnya, MAAF. Kata itulah yang mampu kueja dari gerakan bibirnya yang tak mengeluarkan suara. Lalu sekali lagi, MAAF. Aku tak mampu berkata-kata. Kulihat mata Bapak lambat laun meredup. Genggaman jarinya melemah, Hingga akhirnya benar-benar tak ada.

                   "Bapak......!!!"            

     Amanat dalam kutipan cerpen tersebut adalah ...     

A.    Carilah perlindungan di saat-saat terakhir.

B.    Saat-saat terakhir hidup, saat paling tepat untuk minta maaf.

D.  Bantulah jika ada orang yang akan meninggal dunia

E.   Segeralah minta maaf selagi masih bisa berbicara.

Bacalah kutipan cerpen berikut dengan saksama untuk menjawab soal nomor 4 dan 5!

(1) la seorang yang tak suka kepada keramaian. (2) la senang duduk dalam kamarnya menyendiri, mengarang cerita, menulis syair, atau berpikir. (3) Yang belakangan inilah paling sering diperbuatnya. (4) Maklum, orang tak setiap hari bisa mengarang. (5) Apalagi orang seperti dia yang kerap kali duduk-duduk saja, terpisah dari dunia ramai. (6) Tapi pikirannya produktif dan makin banyak kertas yang ditulisinya. (7) Istrinya suka akan tabiatnya yang demikian itu.

(Tikus dan Manusia, Trisno Sumarjo)

15. Kalimat pembuktian watak tokoh yang rajin terdapat pada nomor

A.  (1)         dan      (2)

B.   (1)        dan      (3)

C.   (2)        dan      (3)

D.   (4)        dan      (5)

16. Sudut pandang yang digunakan pengarang adalah ....

A.   orang pertama pelaku utama

B.   orang pertama pelaku sampingan

C.   orang ketiga serbatahu

D.   orang ketiga pelaku sampingan

Bacalah teks drama di bawah ini untuk mengerjakan soal nomor 17-20!

Di perkampungan kumuh di pinggir sungai, Margono berjalan sedikit sempoyongan sambil memegangi perutnya karena lapar. Sehari penuh ia menarik becak, tidak satu pun penumpang mau menggunakan jasanya. Di ujung jalan ada Dono menunggunya di bawah tiang listrik yang bayangannya memanjang ke timur dan mulai redup.

Dono          : "Ini dia. Sudah hampir menghabiskan satu sepatu aku mencarimu, Mar.

Kucari kamu di pangkalan becak, tidak ketemu. Di rumah, tidak ketemu. Kamu mau sembunyi, ya?"

Margono : "Sembunyi?"

Dono          : "Ya. Kamu memang perlu diberi pelajaran, Mar. Di kampung ini tinggal

kamu seorang yang belum setor uang untuk dana Tsunami Jepang, dana untuk menolong saudara-saudara kita di Jepang. Jangan mengelak lagi, ini hari terakhir. Aku tak mau pusing hanya memikirkanmu."

Margono : Ha,... (Margono hanya sayup-sayup mendengar suara Dono. Detak jantung semakin keras. Tanpa terasa Margono tersenyum)

Dono          : "He, malah tersenyuml Ayo cepat bayar. Kalau tidak, akan aku laporkan

pada Pak Lurah, nanti"

Margono : Ha, ha, ...

Dono          : "Kamu menghina pegawai kelurahan ya, Mar?"

Margono : "0, tidak, tidak, Pak. Tidak."

Dono          : "Kalau tidak, kenapa senyum-senyum? Mana uangnya, cepat? Kasihan

teman-teman kita yang kelaparan di Jepang"

Dono          : Ha, ha, ha, ha, .... (Margono tidak hanya tersenyum, tetapi justru tertawa

terbahak-bahak. Tiba-tiba badannya ambruk, jatuh, dan tidak bergerak lagi)

17. Seandainya drama di atas digunakan untuk mendidik siswa, bagaimanakah cerita sebelumnya?

A.   Margono akan makan di warung nasi tetapi tidak ada warung yang buka

B.   Margono baru pulang dari kantor desa untuk membayar dana Tsunami

C.   Margono menunggu penumpang, tetapi tidak ada satu pun yang mau naik becak

D.   Margono menghindari Dono karena pernah menghina Dono

18. Pesan yang bisa kita dapatkan dari penggalan drama di atas adalah

A.     jangan menghina pada orang lain

B.     jangan bersembunyi dari orang lain

C.     jangan pelit terhadap orang lain

D.     jangan memaksakan kehendak kepada orang lain

19. Tema drama di atas adalah

A.     kemiskinan

B.     keramahan

C.     kedermawanan

D.     kemalasan

20. Peristiwa di dalam drama itu terjadi pada...

A.   pagi

B.   siang

C.   petang

D.   malam

G 30 S, Benar ataukah Salah? Penjelasan Bebarapa Istilahnya

Setiap 30 September, seakan menjadi perang urat syaraf antara pihak yang pendahulunya terlibat dengan peristiwa penculikan para jendral angkatan darat yang dilanjut dengan pembunuhan-pembunuhan setelahnya. Di satu sisi, 30 September menjadi momentum bagi kaum yang berhaluan kiri untuk mengembalikan kebenaran versi mereka. Di sisi yang lain, juga menjadi pengingat kekejian yang pernah dilakukan oleh PKI kepada lawan-lawannya.

Terlepas dari benar-salah sekitar peristiwa pada 30 September 1965. Tidak ada yang bisa disebut benar mutlak dan salah mutlak. Yang terpenting adalah, jangan pernah terjadi lagi geger kemanusiaan semacam itu. Ngeri.

Terlepas dari itu, banyak sekali istilah-istilah yang meliputi peristiwa itu. Ada istilah gerakan 30 September, ada pula istilah-istilah lain yang meliputinya.

Berikut ini penjelasan istilah-istilah di sekitar peristiwa pada 30 September 1965.

G30S atau G30S/PKI

Penyematan akronim PKI yang bersandingan dengan G30S merupakan sebuah kewajiban di masa Orba, mungkin juga sampai sekarang. Mengapa demikian? Karena pada awalnya, G30S adalah sebuah gerakan yang ada di tubuh Angkatan Darat, khususnya Cakrabirawa (Tjakrabirawa) yang tugas utamanya adalah mengawal keamanan Presiden Soekarno.

Kelompok ini menamakan diri Gerakan 30 September yang akhirnya disingkat dengan nama G30S. Selanjutnya, terindikasi bahwa G30S merupakan para simpatisan PKI, maka penyebutannya menjadi G30S/PKI. Istilah ini digunakan untuk semakin menguatkan pemahaman bahwa yang menculik dan membunuh para jendral angkatan darat adalah orang-orang PKI.

Selain penggunaan istilah G30S juga digunakan istilah Gestapu. Gestapu adalah sebuah akronim dari Gerakan September Tiga Puluh. Bentuk lain dari G30S. Gestapu digunakan karena identik dengan Gestapo (di Jerman) yang berfungsi sebagai polisi politik penguasa. G30S sempat diasosiasikan dengan Gestapo dengan menyebutnya sebagai Gestapu, yang oleh pelafalan umum waktu itu biasa dibaca /gestapo/, karena bertugas menghabisi lawan politik pengusa.

Juga ada istilah Gestok yang merujuk pada peristiwa penculikan yang sebenarnya sudah terjadi pada tanggal 1 Oktober, karena sudah melewati tengah malam. Istilah Gestok merupakan akronim dari Gerakan Satu Oktober. Istilah ini  tidak digunakan oleh Soeharto selama Orba karena orba menahbiskan Satu Oktober sebagai hari Kesaktian Pancasila.  Kesaktian Pancasila teruji karena bisa bertahan dari rongrongan komunisme.

Lubang Buaya

Selama masih kecil dulu, saya berpikir bahwa yang dimaksud dengan 'Lubang Buaya' tempat para Jendral AD yang diculik dan dibunuh oleh G30S merupakan lubang sarang hewan reptil buaya. Karena ada pengaburan cerita waktu itu dari guru SD saya. Saya ingat betul guru SD saat pelajaran sejarah mengatakan bahwa, mayat para Jendral dimasukkan ke dalam Lubang Buaya.

Nah, karena kalimat itu, maka saya beranggapan bahwa Lubang Buaya adalah sebuah Lubang tempat buaya bersembunyi. Padahal Lubang Buaya adalah sebuah wilayah, tepatnya adalah sebuah Kelurahan di Kecamatan Cipayung.

Seandainya Guru SD saya waktu itu kalimatnya begini, "Mayat para Jendral dimasukkan ke dalam sumur tua di Kelurahan Lubang Buaya." mungkin kesalahan persepsi saya tidak berlangsung lama.

Demikian penjelasan seputar 30 September 1965 yang selalu menjadi kenangan kengerian Indonesia. Tentu saja penjelasan ini didasarkan pada sudut pandang bahasa, sesuai dengan fokus blog ini. Mengenai fakta sejarahnya silahkan dicari di tempat lain.