Minggu, 16 April 2017

Perbedaan Kata ‘Aku’ dan ‘Saya’ serta Contoh Penggunaannya

Perbedaan Kata ‘Aku’ dan ‘Saya’ serta Contoh Penggunaannya


Mungkin ada yang bertanya apa sih bedanya antara kata aku dengan kata saya. Ada yang menganggap bahwa kedua kata tersebut beda. Ada pula yang menganggap keduanya, aku dan saya sama saja. Sama-sama merujuk pada kata yang sama.

Ada beberapa penjelasan mengenai perbedaan antara kata aku dengan kata saya. Bahkan di Wikipedia berbahasa Indonesia ada postingan khusus yang membahas kata ‘Aku’ yang kemudian dijelaskan pula di dalamnya perbedaan antara aku dan saya.
Bedanya Aku dan Saya


Sebelum dijelaskan perbedaannya, ada baiknya dijelaskan dulu persamaannya.

Kata aku dan saya sama-sama kata ganti orang pertama tunggal. Misalnya Anton berkata, “Saya sedang membaca.” Sama persis maknanya dengan kata ‘aku’ pada kalimat “Aku sedang membaca.” Kata ‘saya’ dan kata ‘aku’ pada kalimat tersebut sama-sama merujuk pada yang mengucapkan, yaitu: Anton.

Setelah mengetahui persamaan kata saya dan aku, selanjutnya kita pahami perbedaan penggunaannya. Ada yang menyebut bahwa kata ‘saya’ lebih benar daripada kata ‘aku’. Ini pernyataan yang salah. Antara kata saya dan aku, atau aku dan saya tidak ada yang benar, tidak ada yang salah.

Begitu pun jika ada pernyataan yang mengatakan bahwa kata ‘saya’ lebih sopan dari pada kata ‘aku’. Ini tidak sepenuhnya benar. Setiap kata dalam bahasa Indonesia, juga pada bahasa yang lain, memiliki dimensi yang berbeda dan konteks penggunaan yang sesuai dengan kata tersebut.

Jika kata ‘aku’ dianggap tidak baik, tentu kata tersebut tidak mungkin diperlukan, kalau tidak diperlukan, bisa jadi kata tersebut tidak digunakan dan dihapus dari perbendaharaan kata bahasa Indonesia.

Katau benar dan sopan jika digunakan sesuai dengan konteksnya. Kata saya benar dan sopan pula jika digunakan sesuai dengan konteksnya.

Eddy Roesdiono melalui akun kompasiananya menulis pebedaan antara kata aku dan saya dengan cara kelakar yang asyik, melalui bentuk dialog antara guru dan murid.

Guru : “Edy, apa bedanya kata aku dan saya?”
Edy : “Bedanya, saya lebih halus dari aku, Pak Guru.”
Guru : “Salah.”
Edy : “Lalu, apa bedanya, Pak?”
Guru : “Kata ‘Saya’ adalah cara mengungkapkan diri secara lebih bermakna dan sopan, dan menghargai diri sendiri serta lawan bicara.”
Edy : Kalau Aku?
Guru : Monyet.
(Seluruh isi kelas tertawa tebahak-bahak)

Dikutip dari: Kompasiana.com/eddyroesdiono

Berdasarkan penjelasan dalam kelakar di atas, dapat diketahui bahwa kata ‘saya’ meupakan cara mengungkapkan diri (kata ganti orang pertama) yang lebih sopan karena mengharagi diri sendiri serta lawan bicara.

Kata ‘saya’ digunakan oleh orang yang menganggap diri lebih rendah daripada lawan bicara dengan tujuan lebih menghargai lawan bicara. Misalnya antara bawahan kepada atasannya. Tetapi tidak sebatas itu, kata saya juga bisa digunakan oleh atasan kepada bawahannya dengan maksud lebih mengharagai lawan bicaranya tersebut meskipun yang sedang diajak bicara adalah bawahannya.

Kata ‘aku’ benar jika digunakan untuk menunjukkan keakraban dengan lawan bicara. Jadi, jika ada yang yang sudah akrab meskipun beda usia, bisa menggunakan kata ‘aku’ untuk diri sendiri.

Yang penting untuk diketahui adalah, kata ‘saya’ lebih sopan dan lebih menghargai diri sendiri serta lawan bicara. Jika ingin lebih menghargai diri sendiri sekaligus menghargai lawan bicara, maka ada baiknya digunakan kata ‘saya’ bukan ‘aku’.

Dalam konteks kalimat yang baik dan benar, kata ‘saya’ dianggap lebih baku daripada pada kata ‘aku’. Kata ‘saya’ digunakan dalam ragam resmi, sementara kata ‘aku’ digunakan dalam ragam percakapan. Ini kebanyakan saja. Sebenarnya kata ‘aku’ dalam konteks tertentu.

Melihat penjelasan di atas, maka kata ‘aku’ juga boleh digunakan sesuai dengan kondisi. Misalnya untuk penerjemahan ayat suci dari kitab suci agama. Baik dalam Al-quran maupun Injil, juka pronomina ‘ana’ dalam bahasa Arab merujuk pada Tuhan maka digunakan kata ‘Aku’. Misalnya dalam kutipan arti dalam Alquran:

“Aku seperti apa yang disangka oleh makhlukku”

Aku yang berkata adalah Tuhan, jadi tidak ditunakan kata ‘saya’ karena justru tidak sopan. Tuhan yang Maha Kuasa jauh di atas segalanya. Maka tidak baik jika penerjemahannya menggunakan kata ‘saya’.

Dijelaskan pula dalam Wikipedia Bahasa Indonesia bahwa kata saya itu lebih hangat, lebih luwes, dan lebih sopan dibanding kata ‘aku’.

Bedanya kata ‘aku’ dan ‘saya’ yang mencolok adalah sebagai berikut:
Saya diguanakan untuk merendahkan diri.
Aku digunakan untuk meninggikan diri (dalam konteks terrtentu).

Tambahan sedikit, kata saya merupakan bentuk turunan dari akar kata ‘hamba sahaya’ yang artinya ‘orang rendahan’.


Semoga bermanfaat untuk menejelasakan beda kata aku dan saya. Salam Pustamun!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar