Kebetulan pingin nulis ini sejak kemarin. Tapi masih belum sempat karen masih mengerjakan tugas-tugas yang lain. Setelah melihat poster meme karya Wahyu Kokkang yang menempatkan bumi di Tempat sampah untuk memperingati hari bumi tempo hari.
Jadi ingat ada banyak meme yang bertebaran di dunia maya yang berbunyi: "Buanglah Mantan Pada Tempatnya". Awalnya saya setuju-setuju saja dengan kelakar seperti itu. Tetapi sebenarnya pemahaman awal saya salah. Salah kaparah. Ternyata, meme tersebut tidak hanya bermakna negatif, jika ditelaah lebih dalam, bisa jadi itu berarti, 'balikan sama mantan'.
Begini ini risiko menjadi mantan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Bukan bermaksud menjadi polisi bahasa, cuma berminat menelaah makna kalimat dan bahasa secara lebih mendalam, meskipun kadang sedikit alay. Uh.
Coba kita cek makna 'Buanglah sampah pada tempatnya' sebagai induk ungkapan yang melahirkan meme 'Buanglah mantan pada tempatnya'.
Kalimat 'Buanglah sampah pada tempatnya' mengandung kata ganti 'nya' alias pronomina. Kata ganti ini merujuk pada kata yang diganti. Dalam bahasa Arab disebut domir. Misalnya dalam bacaan salawat.
Shollallohu alaihi wasallam.
Dalam bacaan itu ada dua domir 'hu' yang artinya dia laki-laki. Nah, kata ganti 'hu' merujuk pada Nabi Muhammad yang awalnya disebut.
Jadi, jika diterjemahkan menjadi: Sholawat Allah untuknya, dan keluarganya, serta keselamatan. Sekali lagi -nya dalam kalimat tersebut merujuk pada Muhammad Saw.
Jadi, kata ganti itu merujuk kepada nomina yang sebelumnya disebut. Karena sebelumnya yang disebut adalah Nabi Muhammad maka merujuk kepad Nabi Muhammad.
Bandingkan dengan kalimat Buanglah Sampah pada Tempatnya. Kata ganti nya yang melekat pada kata tempat, merujuk pada sampah. Jadi yang dimaksud tempatnya adalah tempat sampah.
Sekarang kita bandingkan dengan kalimat 'Buanglah Mantan pada Tempatnya'. Nah, nomina yang disebut pada awal kalimat adalah 'mantan'. Jadi, jika ditulis lengkap maka menjadi: Buanglah Mantan pada Tempat Mantan.
Pertanyaannya sekarang adalah, di mana tempatnya mantan? Jawabannya banyak tempatnya.
Ada yang ditempatkan di hati, bagi mereka yang masih memiliki perasaan pada mantan.
Ada yang ditempatkan di otak, bagi yang masih sering kepikiran.
Ada yang ditempatkan di album kenangan, bagi yang enggan membuang foto mantan.
Ada yang ditempatkan di recyclebin hardisk, tapi tidak dibersihkan karena eman. wkwkwkwkw.
Ada pula yang ditempatkan sebagai dewan pembina, biasanya ini mantan ketua umum. Baik ketua umum partai maupun ketua umum organisasi.
Kan mantan tidak hanya pacar, tapi juga mantan pengurus sebuah organisasi. Mantan Presiden juga mantan kan....
Di mana letak mantan yang layak? Bergantung juga. Misalnya mantan pejabat yang korupsi dan terbukti korupsi dalam persidangan, maka tempat yang layak bagi mantan adalah hotel prodeo alias penjara alias lembaga pemasyarakatan alias bui.
Pertanyaan paling penting sekarang. Dimana letak para mantanmu? wkwkwkwk.
Eh iya, sedikit dibahas mengenai judul postingan ini. Di atas ada anak judul karena sering baper dan saper. Kalau baper pasti sudah banyak yang tahu. Baper artinya kebawa perasaan. Nah kalo saper itu saya buat sendiri, artinya salah persepsi, atau bisa juga salah pengertian.
Masih suka nulis 'Buanglah mantan pada tempatnya'? Hati-hati baper dan saper ya...
Salam Pustamun!
Jadi ingat ada banyak meme yang bertebaran di dunia maya yang berbunyi: "Buanglah Mantan Pada Tempatnya". Awalnya saya setuju-setuju saja dengan kelakar seperti itu. Tetapi sebenarnya pemahaman awal saya salah. Salah kaparah. Ternyata, meme tersebut tidak hanya bermakna negatif, jika ditelaah lebih dalam, bisa jadi itu berarti, 'balikan sama mantan'.
Meme tentang mantan yang lebay sumber gambar: https://s.kaskus.id/ |
Begini ini risiko menjadi mantan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Bukan bermaksud menjadi polisi bahasa, cuma berminat menelaah makna kalimat dan bahasa secara lebih mendalam, meskipun kadang sedikit alay. Uh.
Coba kita cek makna 'Buanglah sampah pada tempatnya' sebagai induk ungkapan yang melahirkan meme 'Buanglah mantan pada tempatnya'.
Kalimat 'Buanglah sampah pada tempatnya' mengandung kata ganti 'nya' alias pronomina. Kata ganti ini merujuk pada kata yang diganti. Dalam bahasa Arab disebut domir. Misalnya dalam bacaan salawat.
Shollallohu alaihi wasallam.
Dalam bacaan itu ada dua domir 'hu' yang artinya dia laki-laki. Nah, kata ganti 'hu' merujuk pada Nabi Muhammad yang awalnya disebut.
Jadi, jika diterjemahkan menjadi: Sholawat Allah untuknya, dan keluarganya, serta keselamatan. Sekali lagi -nya dalam kalimat tersebut merujuk pada Muhammad Saw.
Jadi, kata ganti itu merujuk kepada nomina yang sebelumnya disebut. Karena sebelumnya yang disebut adalah Nabi Muhammad maka merujuk kepad Nabi Muhammad.
Bandingkan dengan kalimat Buanglah Sampah pada Tempatnya. Kata ganti nya yang melekat pada kata tempat, merujuk pada sampah. Jadi yang dimaksud tempatnya adalah tempat sampah.
Sekarang kita bandingkan dengan kalimat 'Buanglah Mantan pada Tempatnya'. Nah, nomina yang disebut pada awal kalimat adalah 'mantan'. Jadi, jika ditulis lengkap maka menjadi: Buanglah Mantan pada Tempat Mantan.
Pertanyaannya sekarang adalah, di mana tempatnya mantan? Jawabannya banyak tempatnya.
Ada yang ditempatkan di hati, bagi mereka yang masih memiliki perasaan pada mantan.
Ada yang ditempatkan di otak, bagi yang masih sering kepikiran.
Ada yang ditempatkan di album kenangan, bagi yang enggan membuang foto mantan.
Ada yang ditempatkan di recyclebin hardisk, tapi tidak dibersihkan karena eman. wkwkwkwkw.
Ada pula yang ditempatkan sebagai dewan pembina, biasanya ini mantan ketua umum. Baik ketua umum partai maupun ketua umum organisasi.
Kan mantan tidak hanya pacar, tapi juga mantan pengurus sebuah organisasi. Mantan Presiden juga mantan kan....
Di mana letak mantan yang layak? Bergantung juga. Misalnya mantan pejabat yang korupsi dan terbukti korupsi dalam persidangan, maka tempat yang layak bagi mantan adalah hotel prodeo alias penjara alias lembaga pemasyarakatan alias bui.
Pertanyaan paling penting sekarang. Dimana letak para mantanmu? wkwkwkwk.
Eh iya, sedikit dibahas mengenai judul postingan ini. Di atas ada anak judul karena sering baper dan saper. Kalau baper pasti sudah banyak yang tahu. Baper artinya kebawa perasaan. Nah kalo saper itu saya buat sendiri, artinya salah persepsi, atau bisa juga salah pengertian.
Masih suka nulis 'Buanglah mantan pada tempatnya'? Hati-hati baper dan saper ya...
Salam Pustamun!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar