Jalan Segara
Karya: Taufik Ismail
Di sinilah penembakan
Kepengecutan
Dilakukan
Ketika pawai bergerak
Dalam panas matahari
Dan pelor pembayar pajak
Negeri ini
Ditembuskan ke punggung
Anak-anaknya sendiri
Parafrase merupakan salah satu cara untuk memahami sebuah puisi. Puisi adalah karya sastra dengan pilihan kata yang sangat padat dan singkat sehingga sangat sukar alias sulit jika harus memahami karya sastra tersebut tanpa dilakukan parafrase.
Ada kata yang sangat sulit dipahami, maka perlu ditambah beberapa kata yang mungkin ditambahkan, agar memahami maksud puisi bisa dilakukan dengan mudah.
Maka dari itu, parafrase adalah cara memahami puisi dengan menambahkan kata pada baris puisi agar menjadi kalimat yang utuh dan mudah untuk dipahami.
Jalan Segara
Di sinilah (di Jalan Segera) penembakan (itu terjadi)
(sebuah bentuk) Kepengecutan
(yang) Dilakukan (oleh aparat).
Ketika pawai (dan demonstrasi) bergerak
Dalam (cuaca yang) panas (dan) matahari (menyengat).
Dan pelor (yang dibeli oleh) pembayar pajak
(seluruh warga)Negeri ini
(pelor itu ditembakkan dan) Ditembuskan ke punggung
Anak-anak(muda)nya sendiri
Dari proses parafrase di atas, dapat diketahui dengan lebih mudah makna puisi Jalan Segara karya Taufik Ismail tersebut. Maka, bisa kita ubah puisi tersebut menjadi satu paragraf yang utuh dan mudah dipahami.
Berikut paragraf hasil parafrasenya:
Di Jalan Segara ini terjadi tindakan pengecut yaitu penembakan oleh aparat terhadap pawai demonstrasi pada siang hari. Disebut pengecut karena seharusnya peluru yang dibeli dari pajak seluruh rakyat tidak untuk membunuh warga negara sendiri.
Analisis Diksi:
Kepengecutan: Merujuk pada satu sikap yang sama sekali tidak jantan. Betapa tidak, demonstrasi yang seharusnya hanya berupa penyampaian pendapat justru dibalas dengan tembakan peluru tajam.
Pelor Pembayar Pejak,
Jika diamati, mengandung perulangan bunyi huruf P pada masing-masing kata tersebut. Ini adalah aliterasi P, menambah kekuatan bunyi puisi Jalan Segara milik Taufik Ismail ini.
Anak-anaknya sendiri
Kata 'anak-anak' dipilih karena lebih memiliki kekuatan yang lebar, luas, sekaligus dalam. Dalam kata 'anak-anak' menunjukkan bahwa seharusnya pihak tersebut merupakan pihak yang harus dilindungi, bukannya justru ditembak.
Kata 'anak-anak' juga mengindikasikan bahwa mereka masih memiliki masa depan yang panjang. Tidak hanya untuk dirinya sendiri, anak-anak adalah pemilik masa depan bangsanya.
Demikian sedikit analisis puisi Jalan Segara yang ditulis oleh Taufik Ismail dari segi makna yang diambil dari parafrase dan diksinya.
Karya: Taufik Ismail
Di sinilah penembakan
Kepengecutan
Dilakukan
Ketika pawai bergerak
Dalam panas matahari
Dan pelor pembayar pajak
Negeri ini
Ditembuskan ke punggung
Anak-anaknya sendiri
Parafrase merupakan salah satu cara untuk memahami sebuah puisi. Puisi adalah karya sastra dengan pilihan kata yang sangat padat dan singkat sehingga sangat sukar alias sulit jika harus memahami karya sastra tersebut tanpa dilakukan parafrase.
Ada kata yang sangat sulit dipahami, maka perlu ditambah beberapa kata yang mungkin ditambahkan, agar memahami maksud puisi bisa dilakukan dengan mudah.
Maka dari itu, parafrase adalah cara memahami puisi dengan menambahkan kata pada baris puisi agar menjadi kalimat yang utuh dan mudah untuk dipahami.
Jalan Segara
Di sinilah (di Jalan Segera) penembakan (itu terjadi)
(sebuah bentuk) Kepengecutan
(yang) Dilakukan (oleh aparat).
Ketika pawai (dan demonstrasi) bergerak
Dalam (cuaca yang) panas (dan) matahari (menyengat).
Dan pelor (yang dibeli oleh) pembayar pajak
(seluruh warga)Negeri ini
(pelor itu ditembakkan dan) Ditembuskan ke punggung
Anak-anak(muda)nya sendiri
Dari proses parafrase di atas, dapat diketahui dengan lebih mudah makna puisi Jalan Segara karya Taufik Ismail tersebut. Maka, bisa kita ubah puisi tersebut menjadi satu paragraf yang utuh dan mudah dipahami.
Berikut paragraf hasil parafrasenya:
Di Jalan Segara ini terjadi tindakan pengecut yaitu penembakan oleh aparat terhadap pawai demonstrasi pada siang hari. Disebut pengecut karena seharusnya peluru yang dibeli dari pajak seluruh rakyat tidak untuk membunuh warga negara sendiri.
Analisis Diksi:
Kepengecutan: Merujuk pada satu sikap yang sama sekali tidak jantan. Betapa tidak, demonstrasi yang seharusnya hanya berupa penyampaian pendapat justru dibalas dengan tembakan peluru tajam.
Pelor Pembayar Pejak,
Jika diamati, mengandung perulangan bunyi huruf P pada masing-masing kata tersebut. Ini adalah aliterasi P, menambah kekuatan bunyi puisi Jalan Segara milik Taufik Ismail ini.
Anak-anaknya sendiri
Kata 'anak-anak' dipilih karena lebih memiliki kekuatan yang lebar, luas, sekaligus dalam. Dalam kata 'anak-anak' menunjukkan bahwa seharusnya pihak tersebut merupakan pihak yang harus dilindungi, bukannya justru ditembak.
Kata 'anak-anak' juga mengindikasikan bahwa mereka masih memiliki masa depan yang panjang. Tidak hanya untuk dirinya sendiri, anak-anak adalah pemilik masa depan bangsanya.
Demikian sedikit analisis puisi Jalan Segara yang ditulis oleh Taufik Ismail dari segi makna yang diambil dari parafrase dan diksinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar